Manado (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Manado masih merekam 109 kali gempa susulan pascagempa utama magnitudo 7,0 di selatan Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
"Hingga pukul 14.30 Wita tercatat ada sebanyak 109 kali gempa susulan," sebut Staf Operasional BMKG Stasiun Geofisika Winangun, Febriani Saputri, di Manado, Sabtu.
Seratusan kali gempa susulan tersebut, kata dia, tidak ada yang dirasakan masyarakat, kekuatan maksimum yang dicatat BMKG Stasiun Geofisika dengan magnitudo 5,4, sementara magnitudo minimum 2,99.
BMKG berharap, masyarakat tidak panik dan membantu menenangkan warga, karena gempa susulan merupakan mekanisme yang wajar terjadi setelah terjadi gempa bumi besar.
Selain itu, masyarakat diharapkan tetap waspada, terutama apabila terjadi kerusakan pada bangunan yang ditinggali.
"Segera informasikan jika ada gempa yang dirasakan. Kami selaku operator akan terus mengupdate jumlah gempa susulan yang terjadi," ujarnya.
Pada Rabu (18/1), pukul 13.06 WIB wilayah laut Maluku diguncang gempa tektonik, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 7,0.
Episenter gempa terletak pada koordinat 2,80 derajat Celsius LU, 127,03 derajat Celsius BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 124 kilometer arah selatan Melonguane, pada kedalaman 71 kilometer, gempa tersebut akibat deformasi batuan dalam lempeng Laut Maluku.
Lindu tersebut dirasakan di Kota Gorontalo II MMI, Kabupaten Minahasa, Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kota Bitung, dan Kota Tomohon.
Selanjutnya, Kota Ternate, Kota Sofifi, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara III MMI.
Sementara di Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kota Tidore III-IV MMI.
"Hingga pukul 14.30 Wita tercatat ada sebanyak 109 kali gempa susulan," sebut Staf Operasional BMKG Stasiun Geofisika Winangun, Febriani Saputri, di Manado, Sabtu.
Seratusan kali gempa susulan tersebut, kata dia, tidak ada yang dirasakan masyarakat, kekuatan maksimum yang dicatat BMKG Stasiun Geofisika dengan magnitudo 5,4, sementara magnitudo minimum 2,99.
BMKG berharap, masyarakat tidak panik dan membantu menenangkan warga, karena gempa susulan merupakan mekanisme yang wajar terjadi setelah terjadi gempa bumi besar.
Selain itu, masyarakat diharapkan tetap waspada, terutama apabila terjadi kerusakan pada bangunan yang ditinggali.
"Segera informasikan jika ada gempa yang dirasakan. Kami selaku operator akan terus mengupdate jumlah gempa susulan yang terjadi," ujarnya.
Pada Rabu (18/1), pukul 13.06 WIB wilayah laut Maluku diguncang gempa tektonik, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 7,0.
Episenter gempa terletak pada koordinat 2,80 derajat Celsius LU, 127,03 derajat Celsius BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 124 kilometer arah selatan Melonguane, pada kedalaman 71 kilometer, gempa tersebut akibat deformasi batuan dalam lempeng Laut Maluku.
Lindu tersebut dirasakan di Kota Gorontalo II MMI, Kabupaten Minahasa, Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kota Bitung, dan Kota Tomohon.
Selanjutnya, Kota Ternate, Kota Sofifi, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara III MMI.
Sementara di Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kota Tidore III-IV MMI.