Denpasar (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom menyampaikan pihaknya telah menyiapkan vaksin COVID-19 jenis Pfizer dan Indovac untuk vaksinasi booster atau penguat kedua.
"Pemberian setengah dosis, kita ada vaksin Pfizer 40 ribu dosis dan Indovac, kita beri ke orang tua sekitar 10 ribu dosis dan sudah kita sebar sisa 3 ribu di provinsi," kata Anom di Denpasar, Ahad.
Pejabat Pemprov Bali itu menjelaskan untuk vaksin jenis Pfizer dapat digunakan masyarakat yang telah melakukan vaksinasi pertama, kedua, dan penguat pertama jenis apapun, sementara Indovac khusus untuk masyarakat yang melakukan vaksin pertama dan kedua jenis Sinovac.
Untuk proses vaksinasi penguat kedua sendiri akan dimulai dari Selasa (24/1), dengan sasaran masyarakat usia 18 tahun ke atas dan telah melakukan vaksinasi pertama, kedua, dan penguat pertama terhitung jarak 6 bulan.
Anom menyampaikan masyarakat Bali dapat melakukan vaksinasi penguat kedua di seluruh fasilitas kesehatan yang ada di kabupaten/kota, termasuk rencana Dinkes Bali untuk membuka kembali posko vaksinasi.
"Kita sebenarnya sudah mulai bergerak kembali membuka posko vaksinasi, kemarin karena sisa sedikit makanya hanya melayani di puskesmas dan rumah sakit. Nanti kalau padat kita buka posko lagi seperti di kantor DPRD Bali," ujarnya.
Ia juga telah mengerahkan dinas kesehatan di kabupaten/kota untuk membuka kembali posko di banjar-banjar, dan menyalurkan stok vaksin apabila rumah sakit swasta ingin terlibat dalam proses vaksinasi COVID-19 di Bali.
Untuk alasan pemberian vaksinasi penguat kedua, kata dia, bukan karena temuan varian baru dari COVID-19, melainkan sebagai upaya Bali dalam menguatkan imunitas masyarakat apalagi saat ini pintu kedatangan wisatawan mancanegara terbuka lebar.
"Virus akan terus bermutasi, ada yang terbaru Kraken di Amerika, kita tidak mempermasalahkan karena virus makin bermutasi makin lemah, tapi tetap kuncinya vaksinasi," kata Anom.
Untuk itu, Anom menegaskan bahwa dengan melaksanakan penguat kedua maka masyarakat dapat menjaga imunitas, apalagi terhitung sejak hari ini mulai datang wisatawan China melalui penerbangan carter.
"Kita yang harus jaga imun kita, tidak mungkin larang mereka (wisatawan mancanegara) datang, yang jelas kita siap terima mereka setelah imunitas kita betul-betul aman," kata Kepala Dinkes Bali tersebut.
Baca juga: Vaksin booster tetap menjadi syarat penerbangan di Bandara Lombok
Baca juga: Stok vaksin COVID-19 di Babel 5.381 dosis
Untuk target, Anom mengatakan hingga kini Bali masih menjadi provinsi dengan angka vaksinasi penguat pertama tertinggi 82 persen, sehingga angka tersebut yang menjadi acuan Pemprov Bali terhadap penguat kedua. Sebelumnya, Pemprov Bali telah melaksanakan vaksinasi penguat kedua kepada lansia dan tenaga kesehatan, di mana angkanya mencapai 90 persen ke tenaga kesehatan dan 10 persen kepada lansia.
Anom mengakui bahwa cukup sulit dalam menggaet lansia, karena banyak yang menolak dan mempunyai komorbid, namun ia optimistis bahwa persentasenya akan naik. "Sekarang lebih mudah, ya, karena sekeluarga akan mengantar. Kalau kemarin-kemarin belum menyasar yang umum jadi lansia tidak ada yang mengantar, sekarang semua boleh vaksin mungkin lebih enak karena bisa mengantar sekaligus vaksin," ucapnya.*
"Pemberian setengah dosis, kita ada vaksin Pfizer 40 ribu dosis dan Indovac, kita beri ke orang tua sekitar 10 ribu dosis dan sudah kita sebar sisa 3 ribu di provinsi," kata Anom di Denpasar, Ahad.
Pejabat Pemprov Bali itu menjelaskan untuk vaksin jenis Pfizer dapat digunakan masyarakat yang telah melakukan vaksinasi pertama, kedua, dan penguat pertama jenis apapun, sementara Indovac khusus untuk masyarakat yang melakukan vaksin pertama dan kedua jenis Sinovac.
Untuk proses vaksinasi penguat kedua sendiri akan dimulai dari Selasa (24/1), dengan sasaran masyarakat usia 18 tahun ke atas dan telah melakukan vaksinasi pertama, kedua, dan penguat pertama terhitung jarak 6 bulan.
Anom menyampaikan masyarakat Bali dapat melakukan vaksinasi penguat kedua di seluruh fasilitas kesehatan yang ada di kabupaten/kota, termasuk rencana Dinkes Bali untuk membuka kembali posko vaksinasi.
"Kita sebenarnya sudah mulai bergerak kembali membuka posko vaksinasi, kemarin karena sisa sedikit makanya hanya melayani di puskesmas dan rumah sakit. Nanti kalau padat kita buka posko lagi seperti di kantor DPRD Bali," ujarnya.
Ia juga telah mengerahkan dinas kesehatan di kabupaten/kota untuk membuka kembali posko di banjar-banjar, dan menyalurkan stok vaksin apabila rumah sakit swasta ingin terlibat dalam proses vaksinasi COVID-19 di Bali.
Untuk alasan pemberian vaksinasi penguat kedua, kata dia, bukan karena temuan varian baru dari COVID-19, melainkan sebagai upaya Bali dalam menguatkan imunitas masyarakat apalagi saat ini pintu kedatangan wisatawan mancanegara terbuka lebar.
"Virus akan terus bermutasi, ada yang terbaru Kraken di Amerika, kita tidak mempermasalahkan karena virus makin bermutasi makin lemah, tapi tetap kuncinya vaksinasi," kata Anom.
Untuk itu, Anom menegaskan bahwa dengan melaksanakan penguat kedua maka masyarakat dapat menjaga imunitas, apalagi terhitung sejak hari ini mulai datang wisatawan China melalui penerbangan carter.
"Kita yang harus jaga imun kita, tidak mungkin larang mereka (wisatawan mancanegara) datang, yang jelas kita siap terima mereka setelah imunitas kita betul-betul aman," kata Kepala Dinkes Bali tersebut.
Baca juga: Vaksin booster tetap menjadi syarat penerbangan di Bandara Lombok
Baca juga: Stok vaksin COVID-19 di Babel 5.381 dosis
Untuk target, Anom mengatakan hingga kini Bali masih menjadi provinsi dengan angka vaksinasi penguat pertama tertinggi 82 persen, sehingga angka tersebut yang menjadi acuan Pemprov Bali terhadap penguat kedua. Sebelumnya, Pemprov Bali telah melaksanakan vaksinasi penguat kedua kepada lansia dan tenaga kesehatan, di mana angkanya mencapai 90 persen ke tenaga kesehatan dan 10 persen kepada lansia.
Anom mengakui bahwa cukup sulit dalam menggaet lansia, karena banyak yang menolak dan mempunyai komorbid, namun ia optimistis bahwa persentasenya akan naik. "Sekarang lebih mudah, ya, karena sekeluarga akan mengantar. Kalau kemarin-kemarin belum menyasar yang umum jadi lansia tidak ada yang mengantar, sekarang semua boleh vaksin mungkin lebih enak karena bisa mengantar sekaligus vaksin," ucapnya.*