Mataram, (Antara Mataram) - Menteri Agama Suryadharma Ali meluncurkan Program Madrasah Riset Nasional (Pro Madrina) yang ditargetkan menjadi ujung tombak pengasah kemampuan riset siswa madrasah, dan diberlakukan secara nasional.
Peluncuran Pro Madrina yang dipusatkan di asrama haji Nusa Tenggara Barat di Jalan Lingkar Selatan Kota Mataram, Rabu, itu ditandai dengan pelepasan balon dan pemukulan bedug oleh Menteri Agama Suryadharma Ali didampingi Dirjen Pendidikan Islam Nur Syam dan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi.
Peluncuran Pro Madrina tersebut dihadiri ribuan santri Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, guru madrasah dan para pengawas pendidikan madrasah serta tuan guru (ulama) se-Pulau Lombok.
"Acara peluncuran Pro Madrina ini penting, karena saat ini riset sedang `booming` dan menjadi `mainstream` alur pemikiran, sehingga menjadi pendorong sebuah gelombang pemikiran yang terkait dengan isu positif dan negatif," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini riset juga bisa menjadi mata pisau sebuah ilmu dan instrumen penggali dari pengetahuan yang terpendam atau semula tidak diketahui. Riset juga bisa menjadi penggerak dari berbagai informasi dan ilmu yang sama-samar.
Dengan riset, menurut Menag, semuanya bisa diperjelas dan diperdalam. Jadi betapa penting penguasaan riset ini.
"Sebagai mata pisau ilmu, riset harus dimiliki oleh anak-anak kita siswa-siswi madrasah untuk membangkitkan keinginan mereka dan setelah duduk di pergurun tinggi, mereka memiliki alat-alat yang cukup, dan akan mampu melakukan penggalian ilmu yang mendalam dan penjelajahan ilmu yang luas," ujarnya.
Dia mengatakan, banyak sekali ayat-ayat suci Al Quran yang menjadi pedoman dan pendorong untuk menggali berbagai ilmu pengetahuan.
Menag mengutip pernyataan Wakil Presdien Budiono pada simposium tentang madrasah yang antara lain menyebutkan bahwa Al Quran tidak membedakan antara ilmu agama dan ilmu nonagama, tetapi manusia membedakannya.
"Ada anggapan kalau mempelajari ilmu agama seakan-akan mendapat pahala dan jika mempelajari ilmu nonagama tidak akan mendapatkan pahala. Dengan kata lain ada kekeliruan yang cukup lama di antara kita, yakni mendikotomikan ilmu agama dan nonagama," katanya.
Kondisi ini, menurut Menag, menyebabkan banyak pendidikan yang mengkhususkan hanya pada agama, sementara ilmu-ilmu lain ditinggalkan. Ini menyebabkan umat Islam tertinggal dari sisi keilmuan yang akhirnya juga tertinggal dari sisi kemampuan untuk mengelola berbagai hal termasuk mengelola suber daya alam.
"Yang mengelola sumber daya alam banyak orang lain, karena mereka punya ilmunya. Kenapa kita tidak mengelola sumber daya alam yang melimpah karena kita tidak punya ilmunya. Inilah pola pikir yang harus kita ubah,` ujarnya.
Dirjen Pendidikan Agama Islam Nur Syam mengatakan, peluncuran Pro Madrina bertujuan untuk membentuk lingkungan belajar bagi para peserta didik terutama siswa madrasah untuk keluar dari kebiasaan belajar yang terbatas.
"Menurut laporan terakhir banyak siswa madrasah yang meraih prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Para siswa madrasah tidak kalah dari segi prestasi dari sekolah umum," katanya.
Selain itu, katanya, tujuan umum dari peluncuran Pro Madrina adalah untuk menjadikan riset sebagai tradisi keilmuan madrasah yang jumlahnya cukup banyak di Tanah Air.(*)
Peluncuran Pro Madrina yang dipusatkan di asrama haji Nusa Tenggara Barat di Jalan Lingkar Selatan Kota Mataram, Rabu, itu ditandai dengan pelepasan balon dan pemukulan bedug oleh Menteri Agama Suryadharma Ali didampingi Dirjen Pendidikan Islam Nur Syam dan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi.
Peluncuran Pro Madrina tersebut dihadiri ribuan santri Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, guru madrasah dan para pengawas pendidikan madrasah serta tuan guru (ulama) se-Pulau Lombok.
"Acara peluncuran Pro Madrina ini penting, karena saat ini riset sedang `booming` dan menjadi `mainstream` alur pemikiran, sehingga menjadi pendorong sebuah gelombang pemikiran yang terkait dengan isu positif dan negatif," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini riset juga bisa menjadi mata pisau sebuah ilmu dan instrumen penggali dari pengetahuan yang terpendam atau semula tidak diketahui. Riset juga bisa menjadi penggerak dari berbagai informasi dan ilmu yang sama-samar.
Dengan riset, menurut Menag, semuanya bisa diperjelas dan diperdalam. Jadi betapa penting penguasaan riset ini.
"Sebagai mata pisau ilmu, riset harus dimiliki oleh anak-anak kita siswa-siswi madrasah untuk membangkitkan keinginan mereka dan setelah duduk di pergurun tinggi, mereka memiliki alat-alat yang cukup, dan akan mampu melakukan penggalian ilmu yang mendalam dan penjelajahan ilmu yang luas," ujarnya.
Dia mengatakan, banyak sekali ayat-ayat suci Al Quran yang menjadi pedoman dan pendorong untuk menggali berbagai ilmu pengetahuan.
Menag mengutip pernyataan Wakil Presdien Budiono pada simposium tentang madrasah yang antara lain menyebutkan bahwa Al Quran tidak membedakan antara ilmu agama dan ilmu nonagama, tetapi manusia membedakannya.
"Ada anggapan kalau mempelajari ilmu agama seakan-akan mendapat pahala dan jika mempelajari ilmu nonagama tidak akan mendapatkan pahala. Dengan kata lain ada kekeliruan yang cukup lama di antara kita, yakni mendikotomikan ilmu agama dan nonagama," katanya.
Kondisi ini, menurut Menag, menyebabkan banyak pendidikan yang mengkhususkan hanya pada agama, sementara ilmu-ilmu lain ditinggalkan. Ini menyebabkan umat Islam tertinggal dari sisi keilmuan yang akhirnya juga tertinggal dari sisi kemampuan untuk mengelola berbagai hal termasuk mengelola suber daya alam.
"Yang mengelola sumber daya alam banyak orang lain, karena mereka punya ilmunya. Kenapa kita tidak mengelola sumber daya alam yang melimpah karena kita tidak punya ilmunya. Inilah pola pikir yang harus kita ubah,` ujarnya.
Dirjen Pendidikan Agama Islam Nur Syam mengatakan, peluncuran Pro Madrina bertujuan untuk membentuk lingkungan belajar bagi para peserta didik terutama siswa madrasah untuk keluar dari kebiasaan belajar yang terbatas.
"Menurut laporan terakhir banyak siswa madrasah yang meraih prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Para siswa madrasah tidak kalah dari segi prestasi dari sekolah umum," katanya.
Selain itu, katanya, tujuan umum dari peluncuran Pro Madrina adalah untuk menjadikan riset sebagai tradisi keilmuan madrasah yang jumlahnya cukup banyak di Tanah Air.(*)