Jakarta (ANTARA) - Atlet-atlet dalam program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Sentra Latihan Olahragawan Muda Potensial Nasional (SLOMPN) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyaksikan langsung perlombaan hari pertama ISSF World Cup Rifle/Pistol 2023 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Sabtu.
Pelatih menembak SLOMPN UNJ Nandya Indiana mengaku sengaja mengajak 13 atlet muda potensial menyaksikan aksi para petembak dunia agar termotivasi dan bisa banyak memetik pelajaran.
"Ini kali pertama mereka menyaksikan langsung kejuaraan internasional. Mereka bisa mengetahui cara petembak dunia berkompetisi. Anak-anak sangat senang bisa melihat langsung atlet-atlet kelas dunia di sini," kata Nandya kepada ANTARA di Lapangan Tembak Senayan, Sabtu.
Mereka berinteraksi dengan idola-idola mereka dan berfoto bersama serta mendapatkan semangat dan motivasi langsung dari Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Menembak dan Berburu Indonesia (PB Perbakin) Joni Supriyanto.
Nandya mengatakan 13 atlet berusia 12-13 tahun tersebut sudah lima bulan menjalani latihan di SLOMPN UNJ. "Mereka memang memiliki basic menembak dan mengikuti seleksi untuk masuk SLOMPN UNJ," ujar Nandya.
DBON adalah program Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dalam upaya mencetak atlet-atlet andal yang bisa bersaing di tingkat dunia seperti Olimpiade. Saat ini 14 cabang olahraga prioritas masuk program DBON yang meliputi bulu tangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan, menembak, wushu, karate, taekwondo, balap sepeda, atletik, renang, dayung, senam artistik, dan pencak silat.
Baca juga: PB WI punya PR tingkatkan prestasi wushu
Baca juga: Menko tekankan pembentukan tim koordinasi percepat DBON
Untuk mencapai target DBON, sejumlah kampus di Indonesia menjadi sentra pembinaan atlet, termasuk UNJ. Lainnya adalah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Universitas Negeri Semarang (Unnes). Khusus di UNJ, atlet muda potensial yang masuk program DBON terdiri dari lima cabang olahraga, yakni menembak, balap sepeda, panjat tebing, atletik, dan panahan.
Pelatih menembak SLOMPN UNJ Nandya Indiana mengaku sengaja mengajak 13 atlet muda potensial menyaksikan aksi para petembak dunia agar termotivasi dan bisa banyak memetik pelajaran.
"Ini kali pertama mereka menyaksikan langsung kejuaraan internasional. Mereka bisa mengetahui cara petembak dunia berkompetisi. Anak-anak sangat senang bisa melihat langsung atlet-atlet kelas dunia di sini," kata Nandya kepada ANTARA di Lapangan Tembak Senayan, Sabtu.
Mereka berinteraksi dengan idola-idola mereka dan berfoto bersama serta mendapatkan semangat dan motivasi langsung dari Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Menembak dan Berburu Indonesia (PB Perbakin) Joni Supriyanto.
Nandya mengatakan 13 atlet berusia 12-13 tahun tersebut sudah lima bulan menjalani latihan di SLOMPN UNJ. "Mereka memang memiliki basic menembak dan mengikuti seleksi untuk masuk SLOMPN UNJ," ujar Nandya.
DBON adalah program Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dalam upaya mencetak atlet-atlet andal yang bisa bersaing di tingkat dunia seperti Olimpiade. Saat ini 14 cabang olahraga prioritas masuk program DBON yang meliputi bulu tangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan, menembak, wushu, karate, taekwondo, balap sepeda, atletik, renang, dayung, senam artistik, dan pencak silat.
Baca juga: PB WI punya PR tingkatkan prestasi wushu
Baca juga: Menko tekankan pembentukan tim koordinasi percepat DBON
Untuk mencapai target DBON, sejumlah kampus di Indonesia menjadi sentra pembinaan atlet, termasuk UNJ. Lainnya adalah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Universitas Negeri Semarang (Unnes). Khusus di UNJ, atlet muda potensial yang masuk program DBON terdiri dari lima cabang olahraga, yakni menembak, balap sepeda, panjat tebing, atletik, dan panahan.