Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menyatakan animo warga menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) cukup tinggi di awal bulan 2023.
"Warga yang mendaftar menjadi calon PMI itu mencapai 20 orang per hari," kata Kepala Bidang Penempatan tenaga kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Lombok Tengah, Syamsul Rijal di Praya, Senin.
Dari ratusan calon PMI (CPMI) di Lombok Tengah yang telah mengajukan Permohonan Rekomendasi Paspor dan ID CPMI itu rata-rata dominan ke Malaysia dan Arab Saudi. Sedangkan untuk ke Taiwan saat ini mulai berkurang, karena untuk pendaftaran CMPI laki-laki masih ditutup.
"Malaysia masih menjadi negara tujuan paling banyak bagi CPMI di Lombok Tengah," katanya.
Ia mengatakan proses pendaftaran CPMI di Lombok Tengah harus sesuai dengan aturan untuk mengantisipasi penempatan CPMI ilegal, sehingga pihaknya melakukan proses BAP bagi CPMI yang akan bekerja ke luar negeri.
"Proses BAP tetap dilakukan untuk memastikan data yang diajukan," katanya.
Minat warga Lombok Tengah untuk bekerja ke luar negeri bukan berarti tidak ada peluang kerja, namun mereka ingin lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi keluarga, karena kebutuhan hidup semakin meningkat.
"Mereka ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berangkat menjadi PMI melalui jalur resmi yang telah ditetapkan pemerintah, sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Pemerintah juga saat ini telah mempermudah proses pelayanan pendaftaran menjadi CPMI.
"Sekarang menjadi PMI sudah menggunakan nihil biaya (zero cost) pemberangkatan sesuai keputusan pemerintah pusat. Artinya biaya tidak dipersulit," katanya.*
"Warga yang mendaftar menjadi calon PMI itu mencapai 20 orang per hari," kata Kepala Bidang Penempatan tenaga kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Lombok Tengah, Syamsul Rijal di Praya, Senin.
Dari ratusan calon PMI (CPMI) di Lombok Tengah yang telah mengajukan Permohonan Rekomendasi Paspor dan ID CPMI itu rata-rata dominan ke Malaysia dan Arab Saudi. Sedangkan untuk ke Taiwan saat ini mulai berkurang, karena untuk pendaftaran CMPI laki-laki masih ditutup.
"Malaysia masih menjadi negara tujuan paling banyak bagi CPMI di Lombok Tengah," katanya.
Ia mengatakan proses pendaftaran CPMI di Lombok Tengah harus sesuai dengan aturan untuk mengantisipasi penempatan CPMI ilegal, sehingga pihaknya melakukan proses BAP bagi CPMI yang akan bekerja ke luar negeri.
"Proses BAP tetap dilakukan untuk memastikan data yang diajukan," katanya.
Minat warga Lombok Tengah untuk bekerja ke luar negeri bukan berarti tidak ada peluang kerja, namun mereka ingin lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi keluarga, karena kebutuhan hidup semakin meningkat.
"Mereka ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berangkat menjadi PMI melalui jalur resmi yang telah ditetapkan pemerintah, sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Pemerintah juga saat ini telah mempermudah proses pelayanan pendaftaran menjadi CPMI.
"Sekarang menjadi PMI sudah menggunakan nihil biaya (zero cost) pemberangkatan sesuai keputusan pemerintah pusat. Artinya biaya tidak dipersulit," katanya.*