Lombok Barat (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Barat bersama Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram sepakat bekerja sama mempromosikan kuliner khas Nusa Tenggara Barat lewat Festival Gastronomi yang akan digelar selama lima tahun yakni 2023-2027.
Kepala Dispar Kabupaten Lombok Barat H M Fajar Taufiq, di Kabupaten Lombok Barat, Selasa, mengatakan Festival Gastronomi yang akan digelar di Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, selama lima tahun bisa menjadi sarana untuk memperkenalkan kuliner Sasak Samawa dan Mbojo kepada dunia.
"Semoga festival yang didukung langsung oleh STP Mataram dapat mengenalkan kepada dunia kuliner Sasambo, sehingga dunia pariwisata kita hidup kembali," katanya.
Kepala P2M STP Mataram Dr H Faturrahim mengatakan pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Dispar Kabupaten Lombok Barat untuk melaksanakan Festival Gastronomi selama lima tahun dan tertuang dalam nota kesepahaman (MoU).
"Sebelum membuat MoU dengan kepala desa, kami secara kelembagaan mendahuluinya (membuat MoU - red) dengan pak Bupati tahun lalu, sehingga kegiatan tersebut bisa kita lanjutkan seperti harapan pak kepala desa dan kita semua," ujarnya.
Dosen STP Mataram Ajuar Abdullah menjelaskan kata gastronomi bukan sekedar kuliner, namun memiliki makna lebih dalam dan berkaitan dengan segala seni dan budayanya.
Terlebih, menurut dia, NTB tidak hanya memiliki potensi destinasi indah yang layak dikunjungi. Namun juga memiliki beraneka ragam sajian kuliner yang bisa menjadi pilihan wisatawan selama berada di sana.
"Hanya saja gastronomi lebih dalam lagi berbicara mengenai sumber bahan dari produk makanan tersebut, teknologi pengolahannya, kemasannya, hingga bagaimana hubungan dia dalam konteks ritual, tradisi, sejarah dan masyarakat tertentu atau suku," ucapnya.
Ia mengatakan untuk mengangkat potensi gastronomi yang ada di NTB, Universe Event Organiser DII Usaha Perjalanan Wisata STP Mataram bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kebon Ayu, dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kebon Ayu sudah menggelar Festival Gastronomi Sasambo untuk pertama kalinya.
Sesuai namanya, Festival Gastronomi Sasambo menghadirkan perwakilan peserta dari tiga suku yang ada di NTB, yakni Suku Sasak di Lombok, Suku Samawa di Sumbawa, serta Suku Mbojo di Bima dan Dompu. Dalam kegiatan ini, para peserta mempresentasikan dan mengatraksikan produk makanan khas mereka.
Sejumlah makanan khas Sasak seperti, sayur ares, sate rembige, sate tanjung, hingga ayam merakat ditampilkan dalam festival itu. Sedangkan makanan khas dari suku Samawa dan Mbojo yang ditampilkan, antara lain bolu berai, baneba, palurama, sangisi paria hingga minasura.
"Selain menampilkan proses pembuatan produk makanan Sasambo, pada festival gastronomi tersebut juga diadakan kelas memasak (cooking class), lomba puisi bertema gastronomi serta menampilkan beberapa atraksi budaya lainnya," kata Ajuar.
Kepala Dispar Kabupaten Lombok Barat H M Fajar Taufiq, di Kabupaten Lombok Barat, Selasa, mengatakan Festival Gastronomi yang akan digelar di Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, selama lima tahun bisa menjadi sarana untuk memperkenalkan kuliner Sasak Samawa dan Mbojo kepada dunia.
"Semoga festival yang didukung langsung oleh STP Mataram dapat mengenalkan kepada dunia kuliner Sasambo, sehingga dunia pariwisata kita hidup kembali," katanya.
Kepala P2M STP Mataram Dr H Faturrahim mengatakan pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Dispar Kabupaten Lombok Barat untuk melaksanakan Festival Gastronomi selama lima tahun dan tertuang dalam nota kesepahaman (MoU).
"Sebelum membuat MoU dengan kepala desa, kami secara kelembagaan mendahuluinya (membuat MoU - red) dengan pak Bupati tahun lalu, sehingga kegiatan tersebut bisa kita lanjutkan seperti harapan pak kepala desa dan kita semua," ujarnya.
Dosen STP Mataram Ajuar Abdullah menjelaskan kata gastronomi bukan sekedar kuliner, namun memiliki makna lebih dalam dan berkaitan dengan segala seni dan budayanya.
Terlebih, menurut dia, NTB tidak hanya memiliki potensi destinasi indah yang layak dikunjungi. Namun juga memiliki beraneka ragam sajian kuliner yang bisa menjadi pilihan wisatawan selama berada di sana.
"Hanya saja gastronomi lebih dalam lagi berbicara mengenai sumber bahan dari produk makanan tersebut, teknologi pengolahannya, kemasannya, hingga bagaimana hubungan dia dalam konteks ritual, tradisi, sejarah dan masyarakat tertentu atau suku," ucapnya.
Ia mengatakan untuk mengangkat potensi gastronomi yang ada di NTB, Universe Event Organiser DII Usaha Perjalanan Wisata STP Mataram bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kebon Ayu, dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kebon Ayu sudah menggelar Festival Gastronomi Sasambo untuk pertama kalinya.
Sesuai namanya, Festival Gastronomi Sasambo menghadirkan perwakilan peserta dari tiga suku yang ada di NTB, yakni Suku Sasak di Lombok, Suku Samawa di Sumbawa, serta Suku Mbojo di Bima dan Dompu. Dalam kegiatan ini, para peserta mempresentasikan dan mengatraksikan produk makanan khas mereka.
Sejumlah makanan khas Sasak seperti, sayur ares, sate rembige, sate tanjung, hingga ayam merakat ditampilkan dalam festival itu. Sedangkan makanan khas dari suku Samawa dan Mbojo yang ditampilkan, antara lain bolu berai, baneba, palurama, sangisi paria hingga minasura.
"Selain menampilkan proses pembuatan produk makanan Sasambo, pada festival gastronomi tersebut juga diadakan kelas memasak (cooking class), lomba puisi bertema gastronomi serta menampilkan beberapa atraksi budaya lainnya," kata Ajuar.