Depok (ANTARA) - Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Ari Kuncoro mengatakan bahwa UI terus berkomitmen untuk menjadi institusi pendidikan tinggi yang inovatif, mandiri, inklusif, bermartabat, serta unggul, di level Asia Tenggara dan dunia.
"UI terus bergerak untuk mengedepankan kolaborasi dengan pemerintah dan para mitra industri untuk kemajuan ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi, yang berdampak bagi masyarakat," kata Ari Kuncoro di UI Depok, Jawa Barat, Jumat.
Saat ini kata Ari produk inovasi UI telah mencakup bidang pangan, kesehatan, rekayasa keteknikan, bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, serta keamanan. Produk-produk ini merupakan hasil kolaborasi multidisipliner antara fakultas dan industri.
"Selaku pribadi dan pimpinan Universitas Indonesia, saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa yang telah berupaya memajukan pendidikan di Universitas Indonesia," katanya.
Baca juga: Asosiasi Dosen Indonesia membumikan karya-karya akademik
Kedepannya, lanjut dia, UI berkomitmen untuk mendukung strategi inovasi teknologi yang diusung oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan resiliensi kesehatan. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof dr Dante Saksono Harbuwono mengatakan untuk mempercepat lahirnya inovasi teknologi digital, universitas perlu memperluas kerja sama mitra dengan start up, donor, industri alat kesehatan, fasilitas kesehatan, dan komunitas.
Ia mengatakan saat ini bahwa pada inovasi obat dan alat kesehatan (alkes), pemerintah mendorong seluruh pihak untuk berfokus pada produksi vaksin, obat, dan alat kesehatan berteknologi tinggi dengan produksi lokal.
Dalam dua tahun terakhir, kata dia, Indonesia telah berhasil memproduksi 7 dari 14 jenis vaksin antigen dan TBC, memproduksi 6 dari 10 bahan baku obat yang paling banyak dikonsumsi, serta meningkatkan belanja 16 dari 19 alkes terbesar produksi dalam negeri.
Baca juga: Peserta R20 kunjungi situs Candi Kimpulan di UII
"Kami memetakan obat, vaksin, dan alkes yang telah dan sedang dikembangkan untuk menjadi referensi prioritas riset bagi universitas," katanya.
Menurut dia, UI merupakan salah satu yang fokus untuk itu dan beberapa produk telah dihasilkan, seperti alat deteksi, obat, atau alat kesehatan yang terus berjalan. Adapun obat yang telah dikembangkan, yaitu Trastuzumab, HyFC EPO, Albumin (derivat plasma), IVIg (derivat plasma), FVIII (derivat plasma), dan Adalimumab.
"UI terus bergerak untuk mengedepankan kolaborasi dengan pemerintah dan para mitra industri untuk kemajuan ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi, yang berdampak bagi masyarakat," kata Ari Kuncoro di UI Depok, Jawa Barat, Jumat.
Saat ini kata Ari produk inovasi UI telah mencakup bidang pangan, kesehatan, rekayasa keteknikan, bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, serta keamanan. Produk-produk ini merupakan hasil kolaborasi multidisipliner antara fakultas dan industri.
"Selaku pribadi dan pimpinan Universitas Indonesia, saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa yang telah berupaya memajukan pendidikan di Universitas Indonesia," katanya.
Baca juga: Asosiasi Dosen Indonesia membumikan karya-karya akademik
Kedepannya, lanjut dia, UI berkomitmen untuk mendukung strategi inovasi teknologi yang diusung oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan resiliensi kesehatan. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof dr Dante Saksono Harbuwono mengatakan untuk mempercepat lahirnya inovasi teknologi digital, universitas perlu memperluas kerja sama mitra dengan start up, donor, industri alat kesehatan, fasilitas kesehatan, dan komunitas.
Ia mengatakan saat ini bahwa pada inovasi obat dan alat kesehatan (alkes), pemerintah mendorong seluruh pihak untuk berfokus pada produksi vaksin, obat, dan alat kesehatan berteknologi tinggi dengan produksi lokal.
Dalam dua tahun terakhir, kata dia, Indonesia telah berhasil memproduksi 7 dari 14 jenis vaksin antigen dan TBC, memproduksi 6 dari 10 bahan baku obat yang paling banyak dikonsumsi, serta meningkatkan belanja 16 dari 19 alkes terbesar produksi dalam negeri.
Baca juga: Peserta R20 kunjungi situs Candi Kimpulan di UII
"Kami memetakan obat, vaksin, dan alkes yang telah dan sedang dikembangkan untuk menjadi referensi prioritas riset bagi universitas," katanya.
Menurut dia, UI merupakan salah satu yang fokus untuk itu dan beberapa produk telah dihasilkan, seperti alat deteksi, obat, atau alat kesehatan yang terus berjalan. Adapun obat yang telah dikembangkan, yaitu Trastuzumab, HyFC EPO, Albumin (derivat plasma), IVIg (derivat plasma), FVIII (derivat plasma), dan Adalimumab.