Jakarta (ANTARA) - Indonesia akan berupaya menggandeng negara-negara berkepentingan serta organisasi-organisasi internasional untuk mendukung penerapan Konsensus Lima Poin dalam mengatasi krisis politik di Myanmar.
"Sebagai ketua ASEAN, Indonesia akan memastikan hubungan dari negara-negara lain, baik tetangga maupun negara-negara penting lain, dalam penyelesaian masalah Myanmar serta (dukungan) organisasi internasional untuk mendukung penerapan Konsensus Lima Poin," kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Sidharto Suryodipuro, dalam seminar di Jakarta, Rabu.
Sejak kudeta militer pada Februari 2021, reaksi ASEAN dan dunia terhadap isu Myanmar beragam. Di level regional, pandangan ASEAN pun berbeda-beda. Thailand, Kamboja, dan Filipina misalnya menganggap situasi di Myanmar semata-mata sebagai masalah internal sehingga ASEAN tidak perlu mencampuri.
Sementara itu, Indonesia dan Malaysia menunjukkan keprihatinan atas krisis politik di Myanmar dan menyerukan penghentian kekerasan serta mendorong dialog damai. Isu Myanmar juga tak luput dari perhatian negara-negara di luar kawasan. Amerika Serikat dan Uni Eropa mengecam tindakan junta, bahkan telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Tatmadaw--sebutan militer Myanmar--serta sanksi perseorangan dan entitas-entitas di Myanmar.
Namun isu Myanmar juga tak terlepas dari China dan Rusia, yang mempunyai hubungan khusus dengan Myanmar serta merupakan pendukung junta militer. Menteri Luar Negeri China dan Menlu Rusia bahkan sempat mendesak Amerika Serikat untuk menghentikan intimidasi sepihak, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, dan meninggalkan konfrontasi di kawasan.
Baca juga: Adib pimpin Asosiasi Kedokteran se-ASEAN 2023-2024
Baca juga: Presiden Jokowi terima menlu dan sekjen ASEAN
Untuk itu, Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun ini akan mensinergikan upaya-upaya ASEAN bersama negara-negara tetangga yang peduli serta para utusan khusus PBB maupun negara-negara lain untuk membantu Myanmar keluar dari krisis.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan ASEAN Foreign Ministers Retreat (AMM), di Jakarta pekan lalu menyatakan bahwa ASEAN bersatu untuk mengimplementasikan Konsensus Lima Poin guna membuka dialog nasional di Myanmar. Retno menegaskan bahwa ASEAN memiliki pendekatan dan sikap bersama dalam menangani situasi di Myanmar.
"Sebagai ketua ASEAN, Indonesia akan memastikan hubungan dari negara-negara lain, baik tetangga maupun negara-negara penting lain, dalam penyelesaian masalah Myanmar serta (dukungan) organisasi internasional untuk mendukung penerapan Konsensus Lima Poin," kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Sidharto Suryodipuro, dalam seminar di Jakarta, Rabu.
Sejak kudeta militer pada Februari 2021, reaksi ASEAN dan dunia terhadap isu Myanmar beragam. Di level regional, pandangan ASEAN pun berbeda-beda. Thailand, Kamboja, dan Filipina misalnya menganggap situasi di Myanmar semata-mata sebagai masalah internal sehingga ASEAN tidak perlu mencampuri.
Sementara itu, Indonesia dan Malaysia menunjukkan keprihatinan atas krisis politik di Myanmar dan menyerukan penghentian kekerasan serta mendorong dialog damai. Isu Myanmar juga tak luput dari perhatian negara-negara di luar kawasan. Amerika Serikat dan Uni Eropa mengecam tindakan junta, bahkan telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Tatmadaw--sebutan militer Myanmar--serta sanksi perseorangan dan entitas-entitas di Myanmar.
Namun isu Myanmar juga tak terlepas dari China dan Rusia, yang mempunyai hubungan khusus dengan Myanmar serta merupakan pendukung junta militer. Menteri Luar Negeri China dan Menlu Rusia bahkan sempat mendesak Amerika Serikat untuk menghentikan intimidasi sepihak, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, dan meninggalkan konfrontasi di kawasan.
Baca juga: Adib pimpin Asosiasi Kedokteran se-ASEAN 2023-2024
Baca juga: Presiden Jokowi terima menlu dan sekjen ASEAN
Untuk itu, Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun ini akan mensinergikan upaya-upaya ASEAN bersama negara-negara tetangga yang peduli serta para utusan khusus PBB maupun negara-negara lain untuk membantu Myanmar keluar dari krisis.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan ASEAN Foreign Ministers Retreat (AMM), di Jakarta pekan lalu menyatakan bahwa ASEAN bersatu untuk mengimplementasikan Konsensus Lima Poin guna membuka dialog nasional di Myanmar. Retno menegaskan bahwa ASEAN memiliki pendekatan dan sikap bersama dalam menangani situasi di Myanmar.