Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur menggandeng Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) guna melakukan upaya penurunan kekerdilan sebanyak 6.118 orang anak yang mengalami gagal tumbuh pada anak atau stunting.
"Pemkab Kupang tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani kekerdilan anak, tetapi butuh kerja kolaborasi dengan berbagai pihak seperti UNICEF maupun lembaga sosial lainnya ," kata Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe dalam pernyataan di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan Pemkab Kupang melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting telah melaksanakan sosialisasi terhadap rencana Perbup Kupang tentang Percepatan Penurunan Stunting dan AKI/AKB dan Penyusunan Surat Edaran Penguatan 8 Intervensi Spesifik Gizi di Kabupaten Kupang.
Menurut dia apabila dukung dari berbagai pihak dilakukan secara masif maka angka kekerdilan anak di Kabupaten Kupang bisa turun hingga 12 atau 13 persen pada 2023. "Kami sangat optimistis karena saat turun ke lapangan dan memantau proses ukur timbang bayi dan anak yang datang melakukan penimbangan sangat tinggi . Hal itu mengindikasikan ada kesadaran dari semua pihak dalam menurunkan angka kekerdilan," katanya.
Ia mengatakan Pemkab Kupang akan mewajibkan setiap bulan dilakukan ukur timbang bagi anak balita guna memudahkan pemerintah dalam mendeteksi adanya anak yang mengalami kekerdilan. "Setiap tahun kita tetapkan bulan ukur timbang itu di bulan Februari dan Agustus, bulan ini ada kemungkinan naik karena jumlah warga yang datang membawa balita untuk timbang sangat tinggi," kata Wabup.
Ia menjelaskan kesadaran dari semua pihak terkait penurunan kekerdilan di Kabupaten Kupang sudah semakin memadai dengan semakin intensifnya kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi anak-anak balita, sehingga kebutuhan makanan bergizi bagi anak-anak menjadi lebih memadai. "Mengatasi kekerdilan ini jangan kerja setengah-setengah. Tapi mari lakukan dengan sungguh-sungguh agar bisa menjadi lebih baik," katanya.
Ia berharap organisasi perangkat daerah (OPD) juga terus melakukan intervensi program dalam mengatasi kekerdilan sehingga target untuk menurunkan angka kekerdilan hingga 12 persen pada 2023 bisa tercapai.
"Kami berharap Dinas Perikanan tidak lagi memberikan bibit ikan tapi lewat desa bisa diberikan ikan jadi atau ikan siap dikonsumsi terutama bagi masyarakat di desa-desa terpencil seperti di wilayah Amarasi atau di Amfoang," katanya.
Baca juga: Unicef tinjau kesiapan Surabaya jadi kota layak anak dunia
Baca juga: Unicef dampingi Pemkot Surabaya penilaian Kota Layak Anak Dunia
Menurut dia kerja kolaborasi dengan UNICEF maupun LSM lainnya memiliki nilai tambah bagi masyarakat di Kabupaten Kupang. "Kamis mengucapkan terima kasih kepada UNICEF yang terus berkolaborasi dengan pemerintah demi mencapai tujuan bersama demi meningkatkan gizi dan ekonomi masyarakat Kabupaten Kupang menjadi lebih baik," kata Jerry Manafe.
Sementara itu Nutrition Officer UNICEF NTT/NTB Ha'i Raga Lawa mengatakan pihaknya selalu mendukung upaya pencegahan kekerdilan anak dengan pengobatan bagi Ibu Hamil KEK dan ASI eksklusif yang merupakan titik kunci mencegah lahirnya anak yang mengalami kekerdilan. "Pihak UNICEF siap mendukung segala program yang ada dengan kemampuan dan kapasitas kami"," kata Ha'i Raga Lawa.
"Pemkab Kupang tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani kekerdilan anak, tetapi butuh kerja kolaborasi dengan berbagai pihak seperti UNICEF maupun lembaga sosial lainnya ," kata Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe dalam pernyataan di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan Pemkab Kupang melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting telah melaksanakan sosialisasi terhadap rencana Perbup Kupang tentang Percepatan Penurunan Stunting dan AKI/AKB dan Penyusunan Surat Edaran Penguatan 8 Intervensi Spesifik Gizi di Kabupaten Kupang.
Menurut dia apabila dukung dari berbagai pihak dilakukan secara masif maka angka kekerdilan anak di Kabupaten Kupang bisa turun hingga 12 atau 13 persen pada 2023. "Kami sangat optimistis karena saat turun ke lapangan dan memantau proses ukur timbang bayi dan anak yang datang melakukan penimbangan sangat tinggi . Hal itu mengindikasikan ada kesadaran dari semua pihak dalam menurunkan angka kekerdilan," katanya.
Ia mengatakan Pemkab Kupang akan mewajibkan setiap bulan dilakukan ukur timbang bagi anak balita guna memudahkan pemerintah dalam mendeteksi adanya anak yang mengalami kekerdilan. "Setiap tahun kita tetapkan bulan ukur timbang itu di bulan Februari dan Agustus, bulan ini ada kemungkinan naik karena jumlah warga yang datang membawa balita untuk timbang sangat tinggi," kata Wabup.
Ia menjelaskan kesadaran dari semua pihak terkait penurunan kekerdilan di Kabupaten Kupang sudah semakin memadai dengan semakin intensifnya kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi anak-anak balita, sehingga kebutuhan makanan bergizi bagi anak-anak menjadi lebih memadai. "Mengatasi kekerdilan ini jangan kerja setengah-setengah. Tapi mari lakukan dengan sungguh-sungguh agar bisa menjadi lebih baik," katanya.
Ia berharap organisasi perangkat daerah (OPD) juga terus melakukan intervensi program dalam mengatasi kekerdilan sehingga target untuk menurunkan angka kekerdilan hingga 12 persen pada 2023 bisa tercapai.
"Kami berharap Dinas Perikanan tidak lagi memberikan bibit ikan tapi lewat desa bisa diberikan ikan jadi atau ikan siap dikonsumsi terutama bagi masyarakat di desa-desa terpencil seperti di wilayah Amarasi atau di Amfoang," katanya.
Baca juga: Unicef tinjau kesiapan Surabaya jadi kota layak anak dunia
Baca juga: Unicef dampingi Pemkot Surabaya penilaian Kota Layak Anak Dunia
Menurut dia kerja kolaborasi dengan UNICEF maupun LSM lainnya memiliki nilai tambah bagi masyarakat di Kabupaten Kupang. "Kamis mengucapkan terima kasih kepada UNICEF yang terus berkolaborasi dengan pemerintah demi mencapai tujuan bersama demi meningkatkan gizi dan ekonomi masyarakat Kabupaten Kupang menjadi lebih baik," kata Jerry Manafe.
Sementara itu Nutrition Officer UNICEF NTT/NTB Ha'i Raga Lawa mengatakan pihaknya selalu mendukung upaya pencegahan kekerdilan anak dengan pengobatan bagi Ibu Hamil KEK dan ASI eksklusif yang merupakan titik kunci mencegah lahirnya anak yang mengalami kekerdilan. "Pihak UNICEF siap mendukung segala program yang ada dengan kemampuan dan kapasitas kami"," kata Ha'i Raga Lawa.