Manado (ANTARA) - Warga Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, diungsikan untuk mengantisipasi erupsi efusif (leleran lava) yang keluar dari kawah Gunung Karangetang.
"Warga Bebali yang tinggal di Kulu (Lindongan II) dan Kola-Kola (Lindogan III) sudah diungsikan karena ada ancaman (leleran lava), saat ini kira-kira jarak permukiman dengan ujung luncuran lava sekitar 1.500 meter," kata Ketua Pos Gunung Api Karangetang, Yudia Prama Tatipang di Manado, Kamis.
Dia menyebutkan, upaya mengungsikan warga di dua dusun tersebut dilakukan karena berkaca dari erupsi di tahun 2015 dimana permukiman dusun Kola-Kola terdampak awan panas guguran. "Itu langkah antisipasi yang kami lakukan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Di sektor selatan tenggara, kata dia, dusun Kola-Kola masuk dalam kawasan rawan bencana, sehingga dia berharap warga mematuhi rekomendasi yang diberikan. Yudia menambahkan, sejauh ini tidak terjadi luncuran awan panas guguran yang memberikan dampak langsung bagi daerah permukiman yang berada di sekitar lereng di pulau Siau tersebut.
Baca juga: BPBD: 73 warga boleh pulang karena Gunung Karangetang aman
Baca juga: BNPB: Gempa susulan di Jayapura pengaruhi psikologis masyarakat
"Mudah-mudahan tidak terjadi penumpukan material yang ketika runtuh bisa menyebabkan terjadinya awan panas guguran. Saat ini lava yang keluar dari kawah utama langsung meluncur," katanya menambahkan.
Sebelumnya, ada sebanyak 73 warga Lindongan III, Kampung Dompase yang diungsikan karena ancaman luncuran lava. Warga kemudian dipulangkan ke rumahnya setelah para pihak menggelar rapat dan menyimpulkan tempat tinggalnya masih aman.
"Warga Bebali yang tinggal di Kulu (Lindongan II) dan Kola-Kola (Lindogan III) sudah diungsikan karena ada ancaman (leleran lava), saat ini kira-kira jarak permukiman dengan ujung luncuran lava sekitar 1.500 meter," kata Ketua Pos Gunung Api Karangetang, Yudia Prama Tatipang di Manado, Kamis.
Dia menyebutkan, upaya mengungsikan warga di dua dusun tersebut dilakukan karena berkaca dari erupsi di tahun 2015 dimana permukiman dusun Kola-Kola terdampak awan panas guguran. "Itu langkah antisipasi yang kami lakukan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Di sektor selatan tenggara, kata dia, dusun Kola-Kola masuk dalam kawasan rawan bencana, sehingga dia berharap warga mematuhi rekomendasi yang diberikan. Yudia menambahkan, sejauh ini tidak terjadi luncuran awan panas guguran yang memberikan dampak langsung bagi daerah permukiman yang berada di sekitar lereng di pulau Siau tersebut.
Baca juga: BPBD: 73 warga boleh pulang karena Gunung Karangetang aman
Baca juga: BNPB: Gempa susulan di Jayapura pengaruhi psikologis masyarakat
"Mudah-mudahan tidak terjadi penumpukan material yang ketika runtuh bisa menyebabkan terjadinya awan panas guguran. Saat ini lava yang keluar dari kawah utama langsung meluncur," katanya menambahkan.
Sebelumnya, ada sebanyak 73 warga Lindongan III, Kampung Dompase yang diungsikan karena ancaman luncuran lava. Warga kemudian dipulangkan ke rumahnya setelah para pihak menggelar rapat dan menyimpulkan tempat tinggalnya masih aman.