Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan edukasi kepada anak dan remaja marjinal di Sekolah Masjid Terminal (Master) di Depok, Jawa Barat guna mencegah pengaruh negatif di lingkungan sekitar.
"Lewat edukasi ini, harapannya menghindarkan mereka dari kasus kenakalan anak dan remaja seusianya," kata Koordinator Pemulihan dan Reintegrasi Sosial pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan Non Alam (PSKBSNA) Kemensos, Rosehan Ansyari dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Selain memberikan edukasi, lanjut dia, Kemensos juga membantu perlengkapan sekolah. "Dari Kemensos, kita bantu perlengkapan sekolah berupa tas, termasuk juga kebutuhan nutrisi, seperti susu, permakanan, dan lain sebagainya," ucapnya.
Ia mengatakan, kegiatan di Sekolah Master Depok merupakan bentuk sinergitas Kemensos dengan Polda Metro Jaya, khususnya dengan Srikandi Polwan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus).
Ia menjelaskan, Sekolah Master merupakan sekolah alternatif yang diperuntukkan bagi anak kaum marjinal yang kesulitan memperoleh akses pendidikan, seperti anak jalanan, anak terlantar, anak disabilitas dan anak yang berhadapan dengan hukum. Pria yang akrab disapa Rehan itu menambahkan, Kemensos memberikan edukasi dan pembekalan seputar pencegahan bullying dan kekerasan seksual terhadap anak, hingga kesiapsiagaan bencana di lingkungan sekolah.
"Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) dari Kemensos memberikan semacam ice breaking, pengetahuan-pengetahuan dasar tentang kesiapsiagaan bencana kalau terjadi gempa dan sebagainya. Kemudian, teman-teman dari Polda juga bicara tentang bullying, kekerasan seksual, dan perlindungan terhadap anak," paparnya.
Baca juga: Kemensos pastikan program dilandasi semangat keadilan sosial
Baca juga: Kemensos beri bantuan usaha dan perbaikan rumah lansia
Edukasi dimaksudkan, disampaikan, untuk mencegah kenakalan anak dan remaja di lingkungan sekolah maupun sekitarnya. Hal itu karena para siswa di Sekolah Master merupakan eks anak jalanan, pengamen, maupun pemulung. Salah satu anak yang diberikan edukasi dan bantuan perlengkapan sekolah, Muhammad Rijal (11) mengharapkan dapat kembali mengikuti kegiatan edukasi ini. "Senang, ini pertama kali. Mau lagi kalo ada (kegiatan) begini," tuturnya. Siswa kelas empat SD ini mengaku sekolahnya baru pertama kali disinggahi para petugas resmi.
"Lewat edukasi ini, harapannya menghindarkan mereka dari kasus kenakalan anak dan remaja seusianya," kata Koordinator Pemulihan dan Reintegrasi Sosial pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan Non Alam (PSKBSNA) Kemensos, Rosehan Ansyari dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Selain memberikan edukasi, lanjut dia, Kemensos juga membantu perlengkapan sekolah. "Dari Kemensos, kita bantu perlengkapan sekolah berupa tas, termasuk juga kebutuhan nutrisi, seperti susu, permakanan, dan lain sebagainya," ucapnya.
Ia mengatakan, kegiatan di Sekolah Master Depok merupakan bentuk sinergitas Kemensos dengan Polda Metro Jaya, khususnya dengan Srikandi Polwan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus).
Ia menjelaskan, Sekolah Master merupakan sekolah alternatif yang diperuntukkan bagi anak kaum marjinal yang kesulitan memperoleh akses pendidikan, seperti anak jalanan, anak terlantar, anak disabilitas dan anak yang berhadapan dengan hukum. Pria yang akrab disapa Rehan itu menambahkan, Kemensos memberikan edukasi dan pembekalan seputar pencegahan bullying dan kekerasan seksual terhadap anak, hingga kesiapsiagaan bencana di lingkungan sekolah.
"Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) dari Kemensos memberikan semacam ice breaking, pengetahuan-pengetahuan dasar tentang kesiapsiagaan bencana kalau terjadi gempa dan sebagainya. Kemudian, teman-teman dari Polda juga bicara tentang bullying, kekerasan seksual, dan perlindungan terhadap anak," paparnya.
Baca juga: Kemensos pastikan program dilandasi semangat keadilan sosial
Baca juga: Kemensos beri bantuan usaha dan perbaikan rumah lansia
Edukasi dimaksudkan, disampaikan, untuk mencegah kenakalan anak dan remaja di lingkungan sekolah maupun sekitarnya. Hal itu karena para siswa di Sekolah Master merupakan eks anak jalanan, pengamen, maupun pemulung. Salah satu anak yang diberikan edukasi dan bantuan perlengkapan sekolah, Muhammad Rijal (11) mengharapkan dapat kembali mengikuti kegiatan edukasi ini. "Senang, ini pertama kali. Mau lagi kalo ada (kegiatan) begini," tuturnya. Siswa kelas empat SD ini mengaku sekolahnya baru pertama kali disinggahi para petugas resmi.