Surabaya (ANTARA) - Pendidikan merupakan kunci utama dalam memutus mata rantai kemiskinan. Pemerintah, melalui Kementerian Sosial, telah menginisiasi program Sekolah Rakyat sebagai solusi bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem agar dapat mengakses pendidikan yang berkualitas. Program ini dirancang dengan konsep sekolah berasrama (boarding school) yang membutuhkan lahan luas sekitar 5 hektar. Namun, bagi kota metropolitan seperti Surabaya, menyediakan lahan sebesar itu tentu menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, Surabaya perlu mengembangkan model Sekolah Rakyat yang sesuai dengan kondisi dan potensinya.
Tantangan dan Peluang di Surabaya
Surabaya memiliki 31 kecamatan dan 150 kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Jika Sekolah Rakyat berbasis boarding dipusatkan di satu lokasi, akan muncul tantangan dalam pengasuhan dan aksesibilitas bagi anak-anak dari berbagai wilayah. Untuk itu, solusi yang lebih realistis adalah dengan memanfaatkan lembaga-lembaga boarding yang sudah ada seperti panti asuhan, sekolah berasrama, dan pondok pesantren yang tersebar di berbagai kecamatan.
Pendekatan ini memungkinkan anak-anak tetap bersekolah di lingkungan yang dekat dengan tempat tinggal mereka, sehingga mengurangi kendala mobilitas dan meningkatkan efektivitas pengawasan. Dengan demikian, model Sekolah Rakyat ala Surabaya tidak hanya memberikan solusi terhadap keterbatasan lahan, tetapi juga memastikan akses pendidikan yang lebih merata dan mudah dijangkau.
Kebijakan dan Program Pendidikan di Surabaya
Surabaya memiliki regulasi yang kuat dalam menjamin hak pendidikan bagi anak-anak. Peraturan Daerah tentang Perlindungan Anak menegaskan bahwa semua anak usia sekolah wajib mendapatkan pendidikan minimal 12 tahun. Dalam mendukung regulasi ini, Pemerintah Kota Surabaya telah mengalokasikan berbagai bentuk bantuan pendidikan, di antaranya:
1. Bantuan Pendidikan: Pemerintah memberikan bantuan seragam, buku, serta Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) sebagai pelengkap Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah pusat.
2. Biaya Pemuda Tangguh: Program ini menjangkau siswa SMA dan SMK yang berada di luar kewenangan pemerintah kota, namun tetap menjadi tanggung jawab dalam perlindungan anak-anak Surabaya.
3. Satu Rumah Satu Sarjana: Program unggulan yang telah membiayai sekitar 3.800 anak Surabaya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi negeri, dengan alokasi anggaran mencapai Rp183 miliar.
Dengan berbagai kebijakan dan program tersebut, Pemerintah Kota Surabaya berkomitmen agar tidak ada satu pun anak yang putus sekolah karena alasan ekonomi. Implementasi model Sekolah Rakyat ala Surabaya akan semakin memperkuat upaya ini.
Implementasi Model Sekolah Rakyat Ala Surabaya
Model Sekolah Rakyat yang diadaptasi untuk Surabaya akan berbasis pada distribusi anak-anak usia sekolah ke berbagai lembaga pendidikan formal yang sudah ada. Konsep ini akan berjalan dengan beberapa mekanisme utama:
• Memaksimalkan Lembaga Boarding dan Lembaga Pendidikan Formal yang Ada: Anak-anak usia sekolah yang belum mendapatkan akses pendidikan akan didistribusikan ke lembaga-lembaga boarding terdekat, seperti panti asuhan, sekolah berasrama, dan pondok pesantren, pendidikan mereka tetap disekolah terdekat, sehingga pengasuhan dan komunikasi dengan orang tua tetap terjaga.
• Pendidikan Karakter yang Terpusat: Pendidikan karakter tetap menjadi bagian penting dalam model ini. Untuk itu, pada hari-hari tertentu, anak-anak akan mengikuti pembinaan terpusat di fasilitas milik pemerintah kota seperti Kampung Anak Negeri, Asrama Bibit Unggul, dan shelter-shelter milik pemkot.
• Kolaborasi dengan Stakeholder: Pemerintah Kota Surabaya dapat menggandeng berbagai pihak, termasuk dunia usaha, organisasi sosial, dan komunitas pendidikan, untuk mendukung penyelenggaraan program ini, baik dalam hal pendanaan maupun pengelolaan operasional.
• Memperkuat keberadaan Sekolah : Sekolah – sekolah yang selama ini sudah menjalankan program pendidikan bagi keluarga rentan, karena dengan kolaborasi ini sekolahn sekolah yang selama menangani anak anak dari keluarga rentan ini tidak akan kehilangan siswa, mereka akan menjadi kolaborasi menyelamatkan pendidikan anak anak bersama pemerintah
• Bagi mereka yang akan melanjutkan ke jenjang SMA, Pemkot bisa melakukan kerjasama dengan Universitas Negeri Surabaya yang sudah mempunyai model sekolah berasrama ditingkat SMA sebagai sekolah satelit dan bisa diimbas ke sekolah sekolah yang ada di Surabaya dengan penyelenggaraan pendidikan karakter yang terpusat
Kesimpulan
Model Sekolah Rakyat ala Surabaya adalah solusi inovatif yang tidak hanya menjawab tantangan keterbatasan lahan, tetapi juga memastikan akses pendidikan yang lebih luas dan merata bagi anak-anak dari keluarga miskin. Dengan pendekatan desentralisasi melalui optimalisasi lembaga boarding yang ada serta didukung oleh kebijakan dan program pendidikan yang telah berjalan, Surabaya dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam menyediakan pendidikan inklusif dan berkelanjutan.
Dengan adanya model ini, diharapkan anak-anak Surabaya dapat tumbuh dan berkembang dengan bekal pendidikan yang memadai, sehingga mereka mampu keluar dari jerat kemiskinan dan menjadi generasi yang berkontribusi bagi masa depan bangsa.
Anggaran yang dimiliki oleh Kemensos untuk sekolah rakyat di Surabaya bisa dialokasikan untuk hal hal langsung berhubungan dengan kebutuhan anak anak miskin untuk berprestasi dan melanjutkan pendidikannya. Sehingga kolaborasi pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan pemerintah kota Surabaya akan menjadi model bagi pengembangan sekolah rakyat yang sedang dan akan berjalan ini.
Surabaya, 24 Maret 2025
*) Penulis adalah Pengurus Lembaga Perlindungan Anak Jatim