Bima (ANTARA) - Bulog menyerap jagung dari petani Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebanyak 9.000 ton.
"Untuk tahun 2025 ini, kami akan menyerap 9.000 ton sesuai dengan harga yang ditetapkan terbaru," kata Kepala Bulog Cabang Bima Heri Sulistyanto kepada ANTARA, Jumat.
Dikatakannya, serapan tersebut sesuai kapasitas penyimpanan silo (bulk materials) yang ada di Corn Dryer Center (CDC) atau sentra pengeringan jagung yang ada di Dompu dan gudang Bulog yang tersedia
"Iya akan segera diserap. Sambil menunggu tersedianya silo dan gudang. karena saat ini masih terdapat stok 2024 sebanyak 13.800 ton," jelasnya.
Baca juga: Bulog gelar gerakan pasar murah di 18 kecamatan se-Kabupaten Bima
"Rinciannya, gudang Jatiwangi, Kota Bima sebanyak 1.347 ton, gudang Bolo, Kabupaten Bima 1.756 ton dan gudang Dompu sebanyak 10.748 ton," sambung Heri.
Ia memaparkan, saat ini Bulog belum menyerap jagung petani karena ketersediaan gudang untuk penyimpanan terbatas.
"Sarana untuk penyimpanan sedang kami siapkan. Proses lelang penjualan stok jagung pengadaan 2024 juga masih berjalan di kantor KPKNL Bima," katanya.
Sementara harga jagung yang dibeli langsung dari petani itu akan menyesuaikan dengan acuan harga pembelian pemerintah (HPP) terbaru yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, yakni sebesar Rp5.500 per kg.
"Yang jelas anggaran untuk pembelian jagung dengan harga Rp 5.500 per kg sudah siap," pungkasnya.
Baca juga: Bulog Bima mulai menyerap gabah petani untuk cadangan pangan nasional
Baca juga: Bulog menyalurkan bantuan untuk korban banjir bandang di Bima
Baca juga: Dinsos NTB memastikan beras Bulog Bima untuk bansos berkualitas