Christopher ditunjuk sebagai presiden nasional GPTCA Indonesia

id Christopher Rungkat,Christo,tenis putra Indonesia,Global Professional Tennis Coach Association,GPTCA

Christopher ditunjuk sebagai presiden nasional GPTCA Indonesia

Tim petenis putra Jawa Timur yakni Anthony Susanto (kiri), M Rifki Fitriadi (kedua kiri), David Agung Susanto (kedua kanan), dan Christopher Rungkat (kanan) berfoto bersama usai menang melawan tim tenis Kalimantan Selatan pada babak final beregu putra PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Lapangan Tenis Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (14/9/2024). . ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

Jakarta (ANTARA) - Petenis putra Indonesia Christopher Rungkat ditunjuk sebagai presiden nasional Global Professional Tennis Coach Association (GPTCA) untuk Indonesia.

"Penunjukan strategis ini menggarisbawahi komitmen GPTCA untuk meningkatkan standar kepelatihan dan mendorong perkembangan tenis di wilayah-wilayah utama di seluruh dunia," tulis GPTA dalam pengumuman yang diunggah di media sosial, dikutip Rabu.

Pria yang akrab disapa Christo itu mengungkapkan bahwa tujuan GPTA menunjuk dirinya adalah agar ia dapat membagikan pengetahuan dan pengalamannya selama berkomitmen untuk turun di karier profesional.

"Alasan kenapa saya ditunjuk oleh GPTCA untuk memimpin GPTCA Indonesia adalah agar saya bisa membagikan atau sharing knowledge saya, experience saya yang saya dapatkan dari touring selama kurang lebih 20 tahun di dunia profesional tenis," kata Christo kepada ANTARA melalui pesan instan, Rabu.

"Saya bisa bagikan ke entah itu pemain Indonesia atau pelatih-pelatih Indonesia dan itu adalah salah satu wujud yang saya bisa kontribusi untuk tenis Indonesia."

Berasal dari keluarga tenis, Christo memulai perjalanannya di lapangan pada usia empat tahun. Ia membawa segudang pengalaman dan hasrat yang mendalam dalam peran barunya tersebut.

Petenis berusia 35 tahun itu memiliki visi untuk mengambil andil dalam membantu pemain dalam masa transisi dari petenis junior lompat menjadi petenis profesional dengan tour.

Baca juga: Petenis Christo belum mau gantung raket

"Karena mungkin salah satu ekspertis saya adalah mentorship jadi itu mungkin salah satu misi saya ke depannya saya ingin mentor anak-anak terutama yang memang serius karena kariernya di tenis memang. Terpisah dia melangkah jauh nanti setelah terjun ke professional tour," ujar Christo.

Karier Christo menunjukkan dedikasinya terhadap tenis. Ia mencapai peringkat ATP tertinggi dalam kariernya, 68 di ganda dan 241 di tunggal.

Baca juga: Petenis Fritz singkirkan Khachanov mencapai semifinal Wimbledon

Christo meraih gelar juara ATP Tour 250 di Pune 2020, menjadi runner-up ATP Tour 250 di Sofia 2019, dan meraih beberapa gelar ATP Challenger.

Dalam gelaran multievent, Christo juga berhasil meraih medali emas Asian Games 2018 bersama Aldila Sutjiadi. Christo/Aldila juga mencetak hattrick emas SEA Games pada Manila 2019, Vietnam 2021, dan Kamboja 2023.

Saat ini, ia memegang rekor sebagai petenis Indonesia dengan kemenangan pertandingan terbanyak di Piala Davis.

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.