Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan melaksanakan kegiatan vaksinasi anjing sebagai langkah antisipasi penyebaran virus rabies yang disebabkan oleh gigitan anjing gila.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram drh Dijan Riyatmoko di Mataram, Rabu, mengatakan, untuk antisipasi penyebaran virus rabies sudah siapkan 500 dosis vaksin rabies yang merupakan sisa tahun 2022.
"Untuk tahun ini belum ada pengadaan, tapi tidak tahu nanti kalau ada tambahan dari provinsi. Yang jelas kita maksimalkan dulu 500 vaksin yang tersedia," katanya.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi terjadinya peningkatan temuan kasus rabies di Kota Bima di Pulau Sumbawa, sebanyak 20 kasus temuan suspek rabies selama Januari-Februari 2023.
Sementara, posisinya untuk Pulau Lombok termasuk Kota Mataram adalah kewaspadaan tinggi terutama pada arus lalu lintas kedatangan anjing dari Pulau Sumbawa perlu diwaspadai.
Terkait dengan itulah, kegiatan vaksinasi anjing baik anjing peliharaan maupun anjing liar akan digencarkan kembali. Untuk vaksinasi anjing akan menyasar sekitar 500 anjing sesuai dengan jumlah dosis vaksin yang tersedia.
"Kegiatan vaksinasi anjing, kita jadwalkan sekitar bulan Mei 2023 sebab saat ini tim kami sedang melakukan vaksin booster penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi," katanya.
Di sisi lain, bulan Mei dipilih untuk dilakukan vaksinasi rebies karena sudah masuk musim kemarau sehingga petugas lebih mudah melakukan vaksinasi dan terkendala hujan.
Selain vaksinasi, lanjut Dijan, upaya yang dilakukan untuk antisipasi penyebaran virus rabies adalah dengan sterilisasi dengan target sekitar 200 ekor anjing sebagai upaya pengendalian populasi anjing.
"Populasi anjing di Mataram saat ini mencapai sekitar 20.000 ekor," katanya.
Sedangkan untuk program eliminasi atau pengurangan pengendalian populasi anjing sudah berkurang sejak dua tahun terakhir. Namun eliminasi tersebut masih dipertimbangkan untuk dilanjutkan tahun ini.
"Iya kemungkinan ada eliminasi, tapi sasarannya terpilih sesuai permintaan masyarakat atau target yang berisiko tinggi," katanya.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram drh Dijan Riyatmoko di Mataram, Rabu, mengatakan, untuk antisipasi penyebaran virus rabies sudah siapkan 500 dosis vaksin rabies yang merupakan sisa tahun 2022.
"Untuk tahun ini belum ada pengadaan, tapi tidak tahu nanti kalau ada tambahan dari provinsi. Yang jelas kita maksimalkan dulu 500 vaksin yang tersedia," katanya.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi terjadinya peningkatan temuan kasus rabies di Kota Bima di Pulau Sumbawa, sebanyak 20 kasus temuan suspek rabies selama Januari-Februari 2023.
Sementara, posisinya untuk Pulau Lombok termasuk Kota Mataram adalah kewaspadaan tinggi terutama pada arus lalu lintas kedatangan anjing dari Pulau Sumbawa perlu diwaspadai.
Terkait dengan itulah, kegiatan vaksinasi anjing baik anjing peliharaan maupun anjing liar akan digencarkan kembali. Untuk vaksinasi anjing akan menyasar sekitar 500 anjing sesuai dengan jumlah dosis vaksin yang tersedia.
"Kegiatan vaksinasi anjing, kita jadwalkan sekitar bulan Mei 2023 sebab saat ini tim kami sedang melakukan vaksin booster penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi," katanya.
Di sisi lain, bulan Mei dipilih untuk dilakukan vaksinasi rebies karena sudah masuk musim kemarau sehingga petugas lebih mudah melakukan vaksinasi dan terkendala hujan.
Selain vaksinasi, lanjut Dijan, upaya yang dilakukan untuk antisipasi penyebaran virus rabies adalah dengan sterilisasi dengan target sekitar 200 ekor anjing sebagai upaya pengendalian populasi anjing.
"Populasi anjing di Mataram saat ini mencapai sekitar 20.000 ekor," katanya.
Sedangkan untuk program eliminasi atau pengurangan pengendalian populasi anjing sudah berkurang sejak dua tahun terakhir. Namun eliminasi tersebut masih dipertimbangkan untuk dilanjutkan tahun ini.
"Iya kemungkinan ada eliminasi, tapi sasarannya terpilih sesuai permintaan masyarakat atau target yang berisiko tinggi," katanya.