Praya, NTB (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lombok Tengah menyatakan angka kemiskinan di daerah setempat berada di peringkat kedua tertinggi di Nusa Tenggara Barat, namun masih di bawah rata-rata Provinsi NTB.
"Angka kemiskinan di Lombok Tengah mencapai 12,89 persen atau di bawah angka rata-rata Provinsi NTB 13, 60 persen," kata Kepala BPS Lombok Tengah, Sawaludin Siregar di Praya, Rabu.
Ia mengatakan indikator penilaian dalam penentuan angka kemiskinan itu cukup banyak, salah satu konsumsi makanan dan pendapatan. Sehingga pihaknya juga berharap kepada masyarakat untuk menyampaikan kondisi yang sebenarnya, sehingga data yang dihasilkan lebih akurat.
"Masyarakat harus jujur saat di data, jangan berharap untuk mendapatkan bantuan ketika ada petugas yang datang," katanya.
Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri mengatakan, pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut, namun angka kemiskinan Lombok Tengah masih urutan kedua.
Namun, berbicara persentase kemiskinan Lombok Tengah menurutnya menjadi terendah ke empat di Provinsi NTB. Terlepas dari itu, sebenarnya faktor yang membuat kemiskinan masih tinggi karena wilayah Lombok Tengah yang cukup luas.
“Sekarang masih di angka 12,89 persen, karena Lombok Tengah penduduknya cukup besar bahkan terbesar juga setelah Lombok Timur," katanya.
Di satu sisi, menurunkan angka kemiskinan cukup berat, karena menurunkan dua angka dalam setahun saja harus mati-matian, dengan luasnya wilayah Lombok Tengah maka secara otomatis penduduknya banyak.
"Hanya saja angka 12,89 persen ini di bawah rata- rata angka kemiskinan Provinsi NTB. Namun meski begitu, pihaknya mengaku terus berikhtiar untuk menurunkan angka kemiskinan itu," katanya.
Karena itu, kata dia, perlu dilakukan upaya sinergi berbagai pihak untuk menuntaskan permasalahan kemiskinan ini dan ditargetkan untuk 2023 ini kemiskinan bisa menurun dari satu sampai dua digit.
Anggaran untuk penuntasan kemiskinan hampir di semua tempat, membuat jalan juga bagian dari ikhtiar menurunkan angka kemiskinan.
"Karena baginya jika target itu bisa direalisasikan maka akan sangat luar biasa di tengah sulitnya menurunkan angka kemiskinan ini," demikian Lalu Pathul Bahri.
"Angka kemiskinan di Lombok Tengah mencapai 12,89 persen atau di bawah angka rata-rata Provinsi NTB 13, 60 persen," kata Kepala BPS Lombok Tengah, Sawaludin Siregar di Praya, Rabu.
Ia mengatakan indikator penilaian dalam penentuan angka kemiskinan itu cukup banyak, salah satu konsumsi makanan dan pendapatan. Sehingga pihaknya juga berharap kepada masyarakat untuk menyampaikan kondisi yang sebenarnya, sehingga data yang dihasilkan lebih akurat.
"Masyarakat harus jujur saat di data, jangan berharap untuk mendapatkan bantuan ketika ada petugas yang datang," katanya.
Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri mengatakan, pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut, namun angka kemiskinan Lombok Tengah masih urutan kedua.
Namun, berbicara persentase kemiskinan Lombok Tengah menurutnya menjadi terendah ke empat di Provinsi NTB. Terlepas dari itu, sebenarnya faktor yang membuat kemiskinan masih tinggi karena wilayah Lombok Tengah yang cukup luas.
“Sekarang masih di angka 12,89 persen, karena Lombok Tengah penduduknya cukup besar bahkan terbesar juga setelah Lombok Timur," katanya.
Di satu sisi, menurunkan angka kemiskinan cukup berat, karena menurunkan dua angka dalam setahun saja harus mati-matian, dengan luasnya wilayah Lombok Tengah maka secara otomatis penduduknya banyak.
"Hanya saja angka 12,89 persen ini di bawah rata- rata angka kemiskinan Provinsi NTB. Namun meski begitu, pihaknya mengaku terus berikhtiar untuk menurunkan angka kemiskinan itu," katanya.
Karena itu, kata dia, perlu dilakukan upaya sinergi berbagai pihak untuk menuntaskan permasalahan kemiskinan ini dan ditargetkan untuk 2023 ini kemiskinan bisa menurun dari satu sampai dua digit.
Anggaran untuk penuntasan kemiskinan hampir di semua tempat, membuat jalan juga bagian dari ikhtiar menurunkan angka kemiskinan.
"Karena baginya jika target itu bisa direalisasikan maka akan sangat luar biasa di tengah sulitnya menurunkan angka kemiskinan ini," demikian Lalu Pathul Bahri.