Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera membangun lapak pedagang kaki lima (PKL) dengan konsep tradisional yang sarat kearifan lokal di objek wisata "Giong Siu" di Babakan, Kecamatan Sandubaya.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Kamis, mengatakan, lapak PKL dengan konsep tradisional yang dimaksudkan berupa lapak semi permanen yang dibuat dari kayu, dan menggunakan atap alang-alang.

"Selain itu, makanan yang akan dijual di sana  merupakan makanan tradisional, dan akan menggunakan peralatan tradisional juga," katanya.

Dikatakan, untuk pembangunan lapak PKL tersebut telah dialokasikan anggaran Rp125 juta melalui APBD Kota Mataram 2023. Sementara terkait jumlahnya, akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

"Konsep lapak dan pedagang tradisional ini mirip dengan agro wisata Kebon Ayu Kabupaten Lombok Barat. Dengan demikian wisata 'Giong Siu' akan memiliki ciri khas tersendiri," katanya.

Selain pembangunan lapak, lanjut Denny, juga akan dilakukan penataan pedestrian dengan alokasi anggaran Rp60 juta, dan pembangunan toilet Rp25 juta.

Penataan sejumlah fasilitas pendukung di objek wisata "Giong Siu" di Kelurahan Babakan sebagai bagian tahap persiapan penilaian setelah diusulkan mengikuti lomba Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. "Giong Siu sudah kita usulkan ikut ADWI 2023 dan untuk penilaian direncanakan bulan April-Mei," katanya.

Untuk penilaian, lanjut Denny, dilakukan tidak hanya di kawasan objek wisata Giong Siu, melainkan secara keseluruhan berbagai pendukung pariwisata di Kecamatan Sandubaya. "Seperti tempat penginapan, pusat kuliner, pusat cenderamata, dan lainnya," katanya.

Sebelumnya, Dispar juga telah menyerahkan 25 unit "hammok" atau ayunan (tempat tidur gantung) dan 25 unit tenda kepada kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bahana Babakan, selaku pengelola "Giong Siu". "Pemasangan 'hammok' itu menjadi ciri khas serta daya tarik tersendiri bagi pengunjung ke objek wisata 'Giong Siu'," katanya.

Baca juga: Dispar Lombok Tengah: Pelayanan akomodasi WSBK Mandalika 2023 tanpa keluhan
Baca juga: Dispar Mataram gelar Festival Mandalika 11-12 Maret 2023

Pemasangan "hammok" itu sesuai dengan nama "Giong Siu" merupakan bahasa Suku Sasak yang artinya "giong" adalah ayunan sedangkan "siu" artinya seribu sehingga kalau digabung menjadi Ayunan Seribu atau Seribu Ayunan. "Ayunan akan kita pasang sebanyak-banyaknya tapi secara bertahap. Yang penting potensi wisata alam itu bisa terkelola dengan baik. Untuk tenda, masyarakat bisa sewa di Pokdarwis," katanya.

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024