Palu, 26/12 (ANTARA) - Sebuah pesawat Boeing 737-300 milik maskapai penerbangan Batavia Air dengan nomor penerbangan 7P-652 gagal terbang di Bandara Mutiara Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat siang, menyusul kaca penutup di salah satu jendela pada bagian kokpit retak.
Informasi diperoleh ANTARA di Bandara Mutiara Palu, Jumat, menyebutkan masalah ini diketahui setelah teknisi melakukan pemeriksaan badan pesawat yang masih berada di apron dekat ruang tunggu, beberapa menit sebelum semua penumpangnya tujuan Surabaya-Jakarta menaiki tangga pesawat yang dijadwalkan terbang pukul 14:00 Wita.
"Sesuai jadwal di tiket, pesawat itu seharusnya take-off pukul 14.00 Wita, namun karena ada kaca di badan pesawat retak sehingga pilot memilih memarkir pesawatnya di apron bandara," kata seorang petugas setempat.
Akibat kejadian itu, sekitar 170 penumpang beserta cru pesawat terpaksa gagal terbang, sehingga mereka harus menunggu hingga Sabtu pagi (27/12) untuk menaiki pesawat yang sama setelah menjalani perbaikan.
Banyak penumpang pesawat ini merasa kecewa atas kejadian tersebut karena alasan telah dirugikan.
H. Zairi (50), seorang penumpang asal Desa Tolai, Kabupaten Parigi-Moutong, misalnya, mengaku kecewa berat karena pesawat Batavia Air yang hendak ditumpanginya gagal berangkat.
"Saya sangat kecewa karena sudah dirugikan. Bahkan gara-gara pesawat ini gagal berangkat, bisnis saya jadi terganggu," kata H. Zairi, calon penumpang tujuan Jakarta yang berprofesi sebagai pengusaha.
Tapi, tak sedikit di antara calon penumpang itu menyatakan kesyukurannya, sebab masalah gangguan teknis itu dapat terdeteksi sebelum pesawat mengudara.
"Bagaimana bila kerusakan itu baru diketahui setelah pesawat take off, bisa jadi semua penumpang panik dan terancam keselamatan jiwanya," aku mereka.
Noviar, Kepala Batavia Perwakilan Palu yang dikonfirmasi terpisah, membantah jika pesawat Boeing 737-300 milik perusahaannya gagal "take off" di Bandara Mutiara Palu pada Jumat siang.
"Itu bukan gagal take off, tapi hanya persoalan kaca yang retak. Pesawat (bodi dan mesin) secara keluruhan tetap normal serta penumpang masih berada di ruang tunggu dan belum sempat naik pesawat," kata dia.
Menurut Noviar, penyebab kaca samping pesawat retak akibat temperatur yang tidak stabil karena pengaruh alam.
Cuaca di Kota Palu sendiri pada Jumat siang hingga berita ini diturunkan kurang bersahabat, ditandai dengan tebalkan kabut disertai angin sangat kencang.
Noviar menambahkan, pihaknya bertanggungjawab atas kegagalan para penumpang tujuan Surabaya dan Jakarta untuk berangkat pada hari ini, dengan memberitahukan kepada mereka akan diterbangkan pada Sabtu besok pukul 08:00 Wita.
"Sementara bagi penumpang yang tempat tinggalnya tidak berada di Kota Palu, kami inapkan sementara di hotel sambil menunggu waktu keberangkatan besok hari dan semua biayanya ditanggung oleh perusahaan kami," kata dia.
Noviar juga mengatakan, pihaknya sudah memesan "spare part" pesawat yang rusak dari Jakarta dan saat ini dalam perjalanan ke Palu.
"Proses pergantian kaca yang retak itu sebenarnya tidak berlangsung lama dan hanya membutuhkan waktu selama kurang lebih 20 menit," kata dia.
Ia menambahkan. pihaknya berencana menerbangkan pesawat itu pada malam hari ini setelah selesai menjalani perbaikan, namun otoritas di Bandara Mutiara Palu tak mengizinkan sebab lampu penerangan di "run way" untuk penerbangan malam hari tengah dalam perbaikan.
Sekalipun sudah diberikan jaminan oleh pihak Batavia Air di Palu, namun beberapa penumpang maskapai penerbangan ini sudah membatalkan keberangkatannya ke Surabaya dan Jakarta, karena mengkhawatirkan terjadi sesuatu yang tak diinginkan jika berangkat masih menggunakan pesawat yang sama.
Mereka juga meminta pengembalian uang tiketnya yang sudah terlanjur dibayarkan, dan merencanakan pindah terbang menggunakan pesawat dari maskapai penerbangan lain. (*)
Informasi diperoleh ANTARA di Bandara Mutiara Palu, Jumat, menyebutkan masalah ini diketahui setelah teknisi melakukan pemeriksaan badan pesawat yang masih berada di apron dekat ruang tunggu, beberapa menit sebelum semua penumpangnya tujuan Surabaya-Jakarta menaiki tangga pesawat yang dijadwalkan terbang pukul 14:00 Wita.
"Sesuai jadwal di tiket, pesawat itu seharusnya take-off pukul 14.00 Wita, namun karena ada kaca di badan pesawat retak sehingga pilot memilih memarkir pesawatnya di apron bandara," kata seorang petugas setempat.
Akibat kejadian itu, sekitar 170 penumpang beserta cru pesawat terpaksa gagal terbang, sehingga mereka harus menunggu hingga Sabtu pagi (27/12) untuk menaiki pesawat yang sama setelah menjalani perbaikan.
Banyak penumpang pesawat ini merasa kecewa atas kejadian tersebut karena alasan telah dirugikan.
H. Zairi (50), seorang penumpang asal Desa Tolai, Kabupaten Parigi-Moutong, misalnya, mengaku kecewa berat karena pesawat Batavia Air yang hendak ditumpanginya gagal berangkat.
"Saya sangat kecewa karena sudah dirugikan. Bahkan gara-gara pesawat ini gagal berangkat, bisnis saya jadi terganggu," kata H. Zairi, calon penumpang tujuan Jakarta yang berprofesi sebagai pengusaha.
Tapi, tak sedikit di antara calon penumpang itu menyatakan kesyukurannya, sebab masalah gangguan teknis itu dapat terdeteksi sebelum pesawat mengudara.
"Bagaimana bila kerusakan itu baru diketahui setelah pesawat take off, bisa jadi semua penumpang panik dan terancam keselamatan jiwanya," aku mereka.
Noviar, Kepala Batavia Perwakilan Palu yang dikonfirmasi terpisah, membantah jika pesawat Boeing 737-300 milik perusahaannya gagal "take off" di Bandara Mutiara Palu pada Jumat siang.
"Itu bukan gagal take off, tapi hanya persoalan kaca yang retak. Pesawat (bodi dan mesin) secara keluruhan tetap normal serta penumpang masih berada di ruang tunggu dan belum sempat naik pesawat," kata dia.
Menurut Noviar, penyebab kaca samping pesawat retak akibat temperatur yang tidak stabil karena pengaruh alam.
Cuaca di Kota Palu sendiri pada Jumat siang hingga berita ini diturunkan kurang bersahabat, ditandai dengan tebalkan kabut disertai angin sangat kencang.
Noviar menambahkan, pihaknya bertanggungjawab atas kegagalan para penumpang tujuan Surabaya dan Jakarta untuk berangkat pada hari ini, dengan memberitahukan kepada mereka akan diterbangkan pada Sabtu besok pukul 08:00 Wita.
"Sementara bagi penumpang yang tempat tinggalnya tidak berada di Kota Palu, kami inapkan sementara di hotel sambil menunggu waktu keberangkatan besok hari dan semua biayanya ditanggung oleh perusahaan kami," kata dia.
Noviar juga mengatakan, pihaknya sudah memesan "spare part" pesawat yang rusak dari Jakarta dan saat ini dalam perjalanan ke Palu.
"Proses pergantian kaca yang retak itu sebenarnya tidak berlangsung lama dan hanya membutuhkan waktu selama kurang lebih 20 menit," kata dia.
Ia menambahkan. pihaknya berencana menerbangkan pesawat itu pada malam hari ini setelah selesai menjalani perbaikan, namun otoritas di Bandara Mutiara Palu tak mengizinkan sebab lampu penerangan di "run way" untuk penerbangan malam hari tengah dalam perbaikan.
Sekalipun sudah diberikan jaminan oleh pihak Batavia Air di Palu, namun beberapa penumpang maskapai penerbangan ini sudah membatalkan keberangkatannya ke Surabaya dan Jakarta, karena mengkhawatirkan terjadi sesuatu yang tak diinginkan jika berangkat masih menggunakan pesawat yang sama.
Mereka juga meminta pengembalian uang tiketnya yang sudah terlanjur dibayarkan, dan merencanakan pindah terbang menggunakan pesawat dari maskapai penerbangan lain. (*)