Mataram (ANTARA) - Staf Khusus Bidang Hubungan Luar Negeri Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Linggawaty Hakim mengaku terpesona melihat produk batik karya warga binaan Lapas Kelas IIA Mataram.

"Pertama, yang saya harus bilang luar biasa. Saya terpesona. Saya sudah ke beberapa lapas dan baru kali ini melihat produksi yang berkualitas mulai dari kerajinan cukli, membatik, dan band-nya, luar biasa. Saya kira ini salah satu produksi dan contoh yang baik bagi Lapas," kata Linggawaty dalam kunjungan kerja ke Lapas Kelas IIA Mataram di Kuripan, Lombok Barat, Rabu.

Dia pun berharap ke depannya produk batik karya warga binaan Lapas Mataram akan semakin maju hingga mampu bersaing dalam deretan pasar produk unggulan Lombok.

Kedatangan Staf Khusus Menkumham RI didampingi Kakanwil Kemenkumham NTB serta Kepala Badan Narkotika Nasional (BNNP) NTB di Lapas Mataram dalam rangka meninjau program pembinaan dan hasil karya warga binaan serta melihat langsung aktivitas warga binaan di dalam blok hunian guna memberikan semangat kepada warga binaan.

Tak hanya stafsus, Kakanwil Kemenkumham NTB Romi Yudianto juga memberikan apresiasi terhadap program pembinaan membatik tersebut, terlebih batik merupakan salah satu budaya yang harus dilestarikan.

"Saya mengapresiasi (program ini) mengingat batik merupakan salah satu budaya yang harus dilestarikan. Terima kasih kepada kalapas dan jajaran telah memberikan wadah bagi potensi-potensi yang ada di warga binaan kita," kata Romi.

Sementara, Kalapas Mataram Ketut Akbar Herry Achjar menyampaikan produk batik karya warga bunaan ini sudah punya nama, yakni batik Gembok yang berarti singkatan dari Generasi Membatik Lombok.

Nama tersebut, jelas dia, terinspirasi dari gembok yang berkaitan dengan lapas dan diproduksi di dalam lapas oleh warga binaan hasil kolaborasi dengan SMKN 5 Mataram dan Canteng Kuneng Sumenep, Madura.

"Semoga produk batik GEMBOK Warga Binaan Lapas Mataram ini bisa dikenal dan dipasarkan sampai ke berbagai daerah hingga luar negeri nantinya," ujar dia. (*)

 

Pewarta : Dhimas Budi Pratama
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024