Mataram,  (Antara)- Harga minyak tanah nonsubsidi pada sejumlah agen di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, sejak Kamis (25/9) naik dari Rp12 ribu menjadi Rp15 ribu per liter.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram Wartan di Mataram, Jumat, mengatakan harga minyak tanah pada empat pasar tradisional yang menjadi lokasi survei, yakni di Pasar Mandalika, naik dari Rp12 ribu menjadi Rp14 ribu per liter, atau naik sekitar 16,67 persen.

Di Pasar Kebon Roek, dari Rp14 ribu menjadi Rp15 ribu per liter atau naik sekitar tujuh persen, sementara di Pasar Pagesangan dari Rp13.500 menjadi Rp14 ribu per liter atau naik 3,70 persen.

Mneurut dia, di Pasar Cakranegara hingga Kamis (25/9) harga minyak tanah nonsubsidi masih stabil yakni Rp14 ribu per liter.

Menurutnya, kenaikan harga minyak tanah nonsubsidi itu tergantung dari harga ekonomis yang ditentukan oleh hukum pasar internasional, sehingga dalam sebulan harganya bisa turun atau naik tanpa ada informasi sebelumnya.

"Pemerintah dan Pertamina tidak bisa berbuat apa-apa, karena minyak tanah di Kota Mataram sudah nonsubsidi, sama seperti pertamax," katanya.

Kondisi itu tentu berbeda jika di Pulau Sumbawa yang masih mendapatkan distribusi minyak tanah bersubsidi.

Wartan yang didampingi Kepala Bidang Perdagangan Diskoperindag Kota Mataram Uun Pujianto mengatakan, harga tebus minyak tanah nonsubsidi oleh agen dari Pertamina sebesar Rp13.612 per liter.

Namun untuk harga jualnya ditentukan oleh agen dengan memperhitungkan biaya angkutan.

Ia mengatakan, setelah adanya konversi minyak tanah ke elpiji tiga kilogram beberapa tahun lalu, di Kota Mataram sudah tidak ada lagi minyak tanah subdisi, sehingga pemerintah belum dapat berbuat maksimal.

Akan tetapi, lanjut Wartan, jika kenaikan harga minyak tanah terus terjadi, pihaknya mencoba melakukan koordinasi dengan pihak-pihak tarkait untuk dapat mengendalikan harga di pasaran.

"Mengingat hingga saat ini masih ada warga Kota Mataram yang belum beralih ke elpiji, karena masih adanya rasa takut atau belum terbiasa menggunakan gas," katanya.

Pewarta : Nirkomala
Editor :
Copyright © ANTARA 2024