Jakarta (ANTARA) - Sekali lagi Red Bull membuktikan diri sebagai tim yang harus dikalahkan pada Formula 1 musim 2023 menyusul kemenangan mudah yang mereka raih pada dua balapan pembuka di Bahrain dan Arab Saudi.
Bahkan seorang juara dunia tujuh kali Lewis Hamilton dibuat takjub dengan kecepatan mobil RB19 yang dikemudikan Sergio Perez dan Max Verstappen di Jeddah. Sang pebalap Mercedes tak berkutik ketika disalip oleh juara dunia dua kali Verstappen yang berupaya bangkit dari posisi ke-15 menyusul kerusakan driveshaft pada babak kualifikasi. "Saya benar-benar belum pernah melihat mobil sekencang itu," kata Hamilton setelah finis kelima pada Grand Prix Arab Saudi seperti dikutip laman resmi F1. "Saya tidak tahu bagaimana atau kenapa tapi dia melewati saya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Saya bahkan tak ada gunanya menghalanginya karena terdapat perbedaan kecepatan yang masif."
Di bawah sorotan lampu sirkuit jalan raya Jeddah Corniche, tak ada yang mampu mengejar dan mengalahkan Perez yang bahkan mampu menyaingi kecepatan Verstappen untuk pertama kalinya.
Perez menjaga margin keunggulan hingga lima detik dari Verstappen saat Red Bull tanpa perlawanan berarti finis 1-2 di Jeddah. Namun, di tengah penampilan dominan Red Bull musim ini, nampaknya gesekan kembali muncul di dalam tim tersebut.
Komentator F1 David Croft, kepada siniar SkySport, bahkan yakin hubungan kedua pebalap Red Bull tersebut sedang tidak baik-baik saja. "Saya tak yakin semuanya seperti yang diinginkan oleh Christian Horner (kepala tim Red Bull) dan bagaimana tim itu menginginkan dominasi yang tanpa hambatan," kata Croft.
Pada beberapa lap terakhir jelang finis, Perez dan Verstappen mendapat instruksi untuk menjaga laju mobil mereka dengan target lap satu menit 33 detik setelah keduanya mengeluhkan masalah teknis. Transkrip komunikasi radio antara Verstappen dan engineer Gianpiero Lambiase mengungkapkan bahwa sang pebalap Belanda tak mematuhi permintaan untuk memelankan laju kendaraannya.
Verstappen meminta informasi soal lap tercepat, sebelum mencatatkan lap terbaik pada putaran terakhirnya untuk mencuri satu poin dari Perez. Sang pebalap Meksiko dibuat kesal karena memperoleh informasi yang berbeda setelah ia mendapati Verstappen mencuri poin bonus itu demi menjaga posisinya sebagai pemuncak klasemen dengan unggul satu poin.
Di ruang pendinginan setelah balapan, Perez terlihat jelas tidak senang setelah diminta menjaga target lap yang lebih lamban dari rekan satu timnya itu. Tim Verstappen juga mungkin tak menyangka Perez dapat menyaingi kecepatan juara dunia dua kali tersebut. Ayah Verstappen, Jos, juga tampak canggung bergeming di tengah-tengah kru Red Bull yang melakukan selebrasi dengan Perez di parc ferme.
Peluang terbaik bagi Perez
Perez merupakan "anak baru" di Red Bull setelah bergabung dengan tim tersebut pada akhir 2020 sebagai pendukung Verstappen. Ia menunjukkan kelasnya sebagai "team player" pada balapan penentuan gelar 2021 di Abu Dhabi ketika berduel menahan laju Hamilton sebelum paruh lomba, sehingga memberi waktu Verstappen untuk mengejar keduanya di depan.
Bahkan Verstappen memuji-muji upaya tandemnya itu. "Saya rasa tanpa Checo saya tidak akan duduk di sini," kata Verstappen setelah menang di Abu Dhabi dan menjadi juara dunia untuk pertama kalinya.
Namun, peran Perez itu tidak berbalas saat ia membutuhkan bantuan Verstappen untuk memperebutkan peringkat dua kejuaraan. Verstappen mengabaikan instruksi tim untuk menyerahkan kembali posisi keenam di balapan kepada rekannya itu setelah tak mampu menyalip mobil Alpine Fernando Alonso di Brazil pada tahun lalu.
Posisi itu dapat membantu pertarungan Perez untuk peringkat dua klasemen melawan pebalap Ferrari Charles Leclerc di saat Verstappen telah mengunci gelar juara dunia untuk kedua kalinya, yang secara matematis ia bahkan tak perlu mengejar poin lagi hingga sisa musim.
"Itu menunjukkan siapa dia sebenarnya," kata Perez yang kecewa seperti dikutip laman resmi F1. Red Bull telah berupaya meredakan ketegangan antara kedua pebalapnya menyusul drama "team order" pada akhir tahun lalu itu.
Kepala tim Christian Horner sebelum balapan di Jeddah telah menegaskan Verstappen dan Perez boleh saling bertarung memenangi balapan dengan syarat mereka harus menghormati satu sama lain sembari memprioritaskan kepentingan tim untuk menyapu poin sebanyak mungkin.
Baca juga: Perez redam kebangkitan Verstappen menangi GP Arab Saudi
Baca juga: Statistik Grand Prix tuan rumah Arab Saudi
"Kami memiliki mobil dan dua pebalap yang hebat. Kami telah bicara soal itu dalam pengarahan tadi bahwa 'kalian bebas bertarung di balapan, tapi kalian harus saling menghargai," kata Horner. Tak ada salahnya bagi Perez, yang menjalani tahun terakhir dalam kontraknya bersama Red Bull, tanpa ada tanda-tanda akan diperpanjang, untuk berupaya mencuri kemenangan bahkan gelar juara dunia dari Verstappen.
Sikap individual Verstappen belakangan ini jelas telah mencederai kepercayaan rekan satu timnya itu. Apa untungnya bagi Perez membantu Verstappen seperti yang diinginkan Red Bull? Toh ia kini mengemudikan mobil paling kompetitif di grid dan di sepanjang kariernya dan memiliki peluang terbaik untuk menjadi juara dunia pertama asal Meksiko.
Ketika tim-tim besar seperti Ferrari dan Mercedes kewalahan menemukan kecepatan, Red Bull sekali lagi diprediksi bakal dominan pada tahun ini. Tak dapat dipungkiri bahwa tim yang terlalu dominan akan menyajikan tontonan yang membosankan dan tidak menarik, namun drama antara Perez dan Verstappen boleh jadi muncul sebagai "hiburan" yang layak diikuti yang bakal mewarnai musim yang masih panjang dengan sisa 21 balapan lagi.
Bahkan seorang juara dunia tujuh kali Lewis Hamilton dibuat takjub dengan kecepatan mobil RB19 yang dikemudikan Sergio Perez dan Max Verstappen di Jeddah. Sang pebalap Mercedes tak berkutik ketika disalip oleh juara dunia dua kali Verstappen yang berupaya bangkit dari posisi ke-15 menyusul kerusakan driveshaft pada babak kualifikasi. "Saya benar-benar belum pernah melihat mobil sekencang itu," kata Hamilton setelah finis kelima pada Grand Prix Arab Saudi seperti dikutip laman resmi F1. "Saya tidak tahu bagaimana atau kenapa tapi dia melewati saya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Saya bahkan tak ada gunanya menghalanginya karena terdapat perbedaan kecepatan yang masif."
Di bawah sorotan lampu sirkuit jalan raya Jeddah Corniche, tak ada yang mampu mengejar dan mengalahkan Perez yang bahkan mampu menyaingi kecepatan Verstappen untuk pertama kalinya.
Perez menjaga margin keunggulan hingga lima detik dari Verstappen saat Red Bull tanpa perlawanan berarti finis 1-2 di Jeddah. Namun, di tengah penampilan dominan Red Bull musim ini, nampaknya gesekan kembali muncul di dalam tim tersebut.
Komentator F1 David Croft, kepada siniar SkySport, bahkan yakin hubungan kedua pebalap Red Bull tersebut sedang tidak baik-baik saja. "Saya tak yakin semuanya seperti yang diinginkan oleh Christian Horner (kepala tim Red Bull) dan bagaimana tim itu menginginkan dominasi yang tanpa hambatan," kata Croft.
Pada beberapa lap terakhir jelang finis, Perez dan Verstappen mendapat instruksi untuk menjaga laju mobil mereka dengan target lap satu menit 33 detik setelah keduanya mengeluhkan masalah teknis. Transkrip komunikasi radio antara Verstappen dan engineer Gianpiero Lambiase mengungkapkan bahwa sang pebalap Belanda tak mematuhi permintaan untuk memelankan laju kendaraannya.
Verstappen meminta informasi soal lap tercepat, sebelum mencatatkan lap terbaik pada putaran terakhirnya untuk mencuri satu poin dari Perez. Sang pebalap Meksiko dibuat kesal karena memperoleh informasi yang berbeda setelah ia mendapati Verstappen mencuri poin bonus itu demi menjaga posisinya sebagai pemuncak klasemen dengan unggul satu poin.
Di ruang pendinginan setelah balapan, Perez terlihat jelas tidak senang setelah diminta menjaga target lap yang lebih lamban dari rekan satu timnya itu. Tim Verstappen juga mungkin tak menyangka Perez dapat menyaingi kecepatan juara dunia dua kali tersebut. Ayah Verstappen, Jos, juga tampak canggung bergeming di tengah-tengah kru Red Bull yang melakukan selebrasi dengan Perez di parc ferme.
Peluang terbaik bagi Perez
Perez merupakan "anak baru" di Red Bull setelah bergabung dengan tim tersebut pada akhir 2020 sebagai pendukung Verstappen. Ia menunjukkan kelasnya sebagai "team player" pada balapan penentuan gelar 2021 di Abu Dhabi ketika berduel menahan laju Hamilton sebelum paruh lomba, sehingga memberi waktu Verstappen untuk mengejar keduanya di depan.
Bahkan Verstappen memuji-muji upaya tandemnya itu. "Saya rasa tanpa Checo saya tidak akan duduk di sini," kata Verstappen setelah menang di Abu Dhabi dan menjadi juara dunia untuk pertama kalinya.
Namun, peran Perez itu tidak berbalas saat ia membutuhkan bantuan Verstappen untuk memperebutkan peringkat dua kejuaraan. Verstappen mengabaikan instruksi tim untuk menyerahkan kembali posisi keenam di balapan kepada rekannya itu setelah tak mampu menyalip mobil Alpine Fernando Alonso di Brazil pada tahun lalu.
Posisi itu dapat membantu pertarungan Perez untuk peringkat dua klasemen melawan pebalap Ferrari Charles Leclerc di saat Verstappen telah mengunci gelar juara dunia untuk kedua kalinya, yang secara matematis ia bahkan tak perlu mengejar poin lagi hingga sisa musim.
"Itu menunjukkan siapa dia sebenarnya," kata Perez yang kecewa seperti dikutip laman resmi F1. Red Bull telah berupaya meredakan ketegangan antara kedua pebalapnya menyusul drama "team order" pada akhir tahun lalu itu.
Kepala tim Christian Horner sebelum balapan di Jeddah telah menegaskan Verstappen dan Perez boleh saling bertarung memenangi balapan dengan syarat mereka harus menghormati satu sama lain sembari memprioritaskan kepentingan tim untuk menyapu poin sebanyak mungkin.
Baca juga: Perez redam kebangkitan Verstappen menangi GP Arab Saudi
Baca juga: Statistik Grand Prix tuan rumah Arab Saudi
"Kami memiliki mobil dan dua pebalap yang hebat. Kami telah bicara soal itu dalam pengarahan tadi bahwa 'kalian bebas bertarung di balapan, tapi kalian harus saling menghargai," kata Horner. Tak ada salahnya bagi Perez, yang menjalani tahun terakhir dalam kontraknya bersama Red Bull, tanpa ada tanda-tanda akan diperpanjang, untuk berupaya mencuri kemenangan bahkan gelar juara dunia dari Verstappen.
Sikap individual Verstappen belakangan ini jelas telah mencederai kepercayaan rekan satu timnya itu. Apa untungnya bagi Perez membantu Verstappen seperti yang diinginkan Red Bull? Toh ia kini mengemudikan mobil paling kompetitif di grid dan di sepanjang kariernya dan memiliki peluang terbaik untuk menjadi juara dunia pertama asal Meksiko.
Ketika tim-tim besar seperti Ferrari dan Mercedes kewalahan menemukan kecepatan, Red Bull sekali lagi diprediksi bakal dominan pada tahun ini. Tak dapat dipungkiri bahwa tim yang terlalu dominan akan menyajikan tontonan yang membosankan dan tidak menarik, namun drama antara Perez dan Verstappen boleh jadi muncul sebagai "hiburan" yang layak diikuti yang bakal mewarnai musim yang masih panjang dengan sisa 21 balapan lagi.