Kupang (ANTARA) - Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur melaporkan aktivitas gunung di daerah tersebut dalam beberapa terakhir mengalami peningkatan sehingga masyarakat diimbau untuk selalu waspada.
“Selalu waspada karena dalam beberapa hari terakhir ini aktivitas letusannya sangat tinggi,” kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanis Arakian dari Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT, Minggu. Dia mengatakan jika diperhatikan sejak Rabu (22/3) lalu terjadi 60 kali letusan dalam sehari dengan ketinggian kolom abunya dalam kisaran 400 hingga 500 meter.
Pada Jumat (24/3) jumlah letusan meningkat menjadi 108 kali letusan dengan ketinggian kolom abu akibat letusan tersebut berkisar dari 200 hingga 700 meter. Selain itu juga terjadi satu kali gempa guguran dengan amplitudo 2.3 milimeter dan lama gempa 72 detik.
Dia juga mengatakan pada Minggu (26/3 sekitar pukul 01.00 WITA juga terjadi letusan dengan ketinggian sekitar letusan mencapai 500 meter dari puncak gunung tersebut. “Letusan tadi malam sekitar jam satu lewat itu lumayan menyebarkan lontarannya ke segala arah,” tambah dia.
Sebaran material lavanya juga menyebar ke segala arah dalam radius 100 sampai dengan 300 meter dari bibir kawah, sehingga pihaknya selalu mengimbau agar Stanis mengatakan bahwa pihaknya sudah langsung mengeluarkan himbauan agar pengunjung, pendaki, dan wisatawan untuk tidak beraktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung.
Baca juga: KLHK membuka wisata pendakian Gunung Rinjani Lombok mulai 1 April 2023
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok erupsi kembali
Dengan intensitas gunung yang semakin meningkat masyarakat di tiga desa yakni Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah gunung itu.
Petugas Ile Lewotolok juga mengimbau agar masyarakat menggunakan masker pelindung untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik. Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah dan aliran sungai yang berhulu dari puncak gunung agar selalu waspada terhadap ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
“Selalu waspada karena dalam beberapa hari terakhir ini aktivitas letusannya sangat tinggi,” kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanis Arakian dari Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT, Minggu. Dia mengatakan jika diperhatikan sejak Rabu (22/3) lalu terjadi 60 kali letusan dalam sehari dengan ketinggian kolom abunya dalam kisaran 400 hingga 500 meter.
Pada Jumat (24/3) jumlah letusan meningkat menjadi 108 kali letusan dengan ketinggian kolom abu akibat letusan tersebut berkisar dari 200 hingga 700 meter. Selain itu juga terjadi satu kali gempa guguran dengan amplitudo 2.3 milimeter dan lama gempa 72 detik.
Dia juga mengatakan pada Minggu (26/3 sekitar pukul 01.00 WITA juga terjadi letusan dengan ketinggian sekitar letusan mencapai 500 meter dari puncak gunung tersebut. “Letusan tadi malam sekitar jam satu lewat itu lumayan menyebarkan lontarannya ke segala arah,” tambah dia.
Sebaran material lavanya juga menyebar ke segala arah dalam radius 100 sampai dengan 300 meter dari bibir kawah, sehingga pihaknya selalu mengimbau agar Stanis mengatakan bahwa pihaknya sudah langsung mengeluarkan himbauan agar pengunjung, pendaki, dan wisatawan untuk tidak beraktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung.
Baca juga: KLHK membuka wisata pendakian Gunung Rinjani Lombok mulai 1 April 2023
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok erupsi kembali
Dengan intensitas gunung yang semakin meningkat masyarakat di tiga desa yakni Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah gunung itu.
Petugas Ile Lewotolok juga mengimbau agar masyarakat menggunakan masker pelindung untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik. Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah dan aliran sungai yang berhulu dari puncak gunung agar selalu waspada terhadap ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.