Mataram (ANTARA) - Direktur Kepolisian Perairan dan Udara (Dirpolairud) Polda Nusa Tenggara Barat Komisaris Besar Polisi Kobul Syahrin Ritonga mengatakan bahwa untuk sementara ini menyimpulkan dampak kebakaran pada bagian geladak depan kapal tanker MT Kristin Surabaya tidak sampai ke tangki penampungan BBM.
"Dampak kebakaran tidak sampai ke tangki penampungan. Insya Allah (BBM) aman," kata Kobul dalam konferensi pers penanganan insiden kebakaran MT Kristin Surabaya di Mataram, Selasa.
Kobul menyampaikan hal demikian usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kapal tanker MT Kristin Surabaya bersama Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali pada Selasa pagi.
Olah TKP itu pun dilaksanakan usai pendinginan sisa kebakaran kapal tanker yang diamankan sejak Senin (27/3) di Dermaga Gili Mas, Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat.
Dia pun mengatakan bahwa MT Kristin Surabaya memiliki 10 tangki penampungan BBM dengan masing-masing 5 tangki berada di sisi kanan dan kiri lambung kapal.
"Tangki penampungan MT Kristin ini ada 10. Lima di sisi kiri dan lima di sisi kanan," ujarnya.
Lebih lanjut, Kobul meyakinkan bahwa pihaknya kini masih fokus dalam upaya pencarian dan pertolongan terhadap dua ABK korban kebakaran MT Kristin Surabaya yang kini belum ditemukan.
Selain itu, fokus penanganan mengarah pada penyelidikan penyebab kebakaran yang berada di bawah kendali Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali.
Hasil olah TKP yang berjalan selama 2 jam tersebut, kata dia, Tim Labfor Polda Bali telah membawa beberapa ornamen bekas kebakaran dan kamera CCTV yang ada pada kapal tanker MT Kristin Surabaya.
"Tim labfor sudah menyampaikan kepada kami kalau mereka membutuhkan waktu satu pekan untuk melakukan pengujian. Jadi, kita tunggu hasilnya pekan depan," ucap dia.
Insiden kebakaran kapal tanker milik perusahaan jasa pengangkut PT Hanlyn Jaya Mandiri itu terjadi Minggu (26/3) sekitar pukul 14.45 Wita, ketika sedang menunggu antrean distribusi di Perairan Barat Pulau Lombok.
Rencananya, kapal yang mengangkut 5.900 kiloliter Pertalite milik Pertamina tersebut akan melakukan pengisian di Depo Pertamina Ampenan, Kota Mataram.
Sebelum kobaran api dan kepulan asap terlihat mengitari kapal tanker, warga pesisir pantai sempat mendengar adanya suara ledakan.
Kabarnya, sebelum terjadi ledakan, ada sebanyak tiga ABK sedang bertugas menurunkan jangkar dari posisi geladak depan kapal.
Kapal tanker MT Kristin Surabaya ini pun diketahui mengangkut 17 ABK beserta kapten kapal dengan 14 di antaranya selamat. Sedangkan, untuk tiga orang yang berasal dari ABK diduga menjadi korban. Satu korban di antaranya telah berhasil teridentifikasi dalam kondisi meninggal dunia bernama Sukirman.
"Dampak kebakaran tidak sampai ke tangki penampungan. Insya Allah (BBM) aman," kata Kobul dalam konferensi pers penanganan insiden kebakaran MT Kristin Surabaya di Mataram, Selasa.
Kobul menyampaikan hal demikian usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kapal tanker MT Kristin Surabaya bersama Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali pada Selasa pagi.
Olah TKP itu pun dilaksanakan usai pendinginan sisa kebakaran kapal tanker yang diamankan sejak Senin (27/3) di Dermaga Gili Mas, Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat.
Dia pun mengatakan bahwa MT Kristin Surabaya memiliki 10 tangki penampungan BBM dengan masing-masing 5 tangki berada di sisi kanan dan kiri lambung kapal.
"Tangki penampungan MT Kristin ini ada 10. Lima di sisi kiri dan lima di sisi kanan," ujarnya.
Lebih lanjut, Kobul meyakinkan bahwa pihaknya kini masih fokus dalam upaya pencarian dan pertolongan terhadap dua ABK korban kebakaran MT Kristin Surabaya yang kini belum ditemukan.
Selain itu, fokus penanganan mengarah pada penyelidikan penyebab kebakaran yang berada di bawah kendali Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali.
Hasil olah TKP yang berjalan selama 2 jam tersebut, kata dia, Tim Labfor Polda Bali telah membawa beberapa ornamen bekas kebakaran dan kamera CCTV yang ada pada kapal tanker MT Kristin Surabaya.
"Tim labfor sudah menyampaikan kepada kami kalau mereka membutuhkan waktu satu pekan untuk melakukan pengujian. Jadi, kita tunggu hasilnya pekan depan," ucap dia.
Insiden kebakaran kapal tanker milik perusahaan jasa pengangkut PT Hanlyn Jaya Mandiri itu terjadi Minggu (26/3) sekitar pukul 14.45 Wita, ketika sedang menunggu antrean distribusi di Perairan Barat Pulau Lombok.
Rencananya, kapal yang mengangkut 5.900 kiloliter Pertalite milik Pertamina tersebut akan melakukan pengisian di Depo Pertamina Ampenan, Kota Mataram.
Sebelum kobaran api dan kepulan asap terlihat mengitari kapal tanker, warga pesisir pantai sempat mendengar adanya suara ledakan.
Kabarnya, sebelum terjadi ledakan, ada sebanyak tiga ABK sedang bertugas menurunkan jangkar dari posisi geladak depan kapal.
Kapal tanker MT Kristin Surabaya ini pun diketahui mengangkut 17 ABK beserta kapten kapal dengan 14 di antaranya selamat. Sedangkan, untuk tiga orang yang berasal dari ABK diduga menjadi korban. Satu korban di antaranya telah berhasil teridentifikasi dalam kondisi meninggal dunia bernama Sukirman.