Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mencatat sebanyak 13 unit rumah warga rusak diterjang cuaca ekstrem yang disertai angin kencang pada awal Ramadhan 1444 Hijriah.
"Hasil survei rumah warga di Desa Kelebuh yang rusak diterjang angin puting beliung ada pada atap," kata Kepala BPBD Lombok Tengah,Ridwan Marud di Praya, Rabu.
Selain merusak rumah warga, dampak cuaca ekstrem yang disertai petir dan angin kencang pada Senin (26/4) mengakibatkan atap ruang kelas MIN 4 Lombok Tengah rusak akibat ditimpa beringin besar yang roboh di halaman sekolah.
Selain itu, mengakibatkan dua orang meninggal tersambar petir dan dua orang mengalami luka bakar di Kecamatan Pujut dan Praya Timur.
"Beberapa pohon di tepi jalan juga ada yang tumbang, namun tidak ada korban jiwa," katanya.
Pasca terjadinya bencana alam tersebut pihaknya juga telah menyalurkan bantuan logistik kedaruratan kebutuhan pokok. Sedangkan untuk bantuan berupa material bangunan masih menunggu hasil pendataan atau material yang dibutuhkan.
"Kita berikan bantuan yang mendesak seperti terpal dan kebutuhan pokok," katanya.
Ia mengatakan, saat ini musim kemarau telah mulai, namun cukup ekstrem hujan lebat yang disertai angin kencang masih terjadi di wilayah Lombok Tengah, sehingga masyarakat diharapkan untuk tetap waspada terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan.
"Warga harus tetap waspada terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor dan pohon tumbang," katanya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nusa Tenggara Barat mengeluarkan peringatan dini curah hujan yang tinggi diprakirakan terjadi di sebagian wilayah NTB seperti di Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima dan Dompu.
"Hasil survei rumah warga di Desa Kelebuh yang rusak diterjang angin puting beliung ada pada atap," kata Kepala BPBD Lombok Tengah,Ridwan Marud di Praya, Rabu.
Selain merusak rumah warga, dampak cuaca ekstrem yang disertai petir dan angin kencang pada Senin (26/4) mengakibatkan atap ruang kelas MIN 4 Lombok Tengah rusak akibat ditimpa beringin besar yang roboh di halaman sekolah.
Selain itu, mengakibatkan dua orang meninggal tersambar petir dan dua orang mengalami luka bakar di Kecamatan Pujut dan Praya Timur.
"Beberapa pohon di tepi jalan juga ada yang tumbang, namun tidak ada korban jiwa," katanya.
Pasca terjadinya bencana alam tersebut pihaknya juga telah menyalurkan bantuan logistik kedaruratan kebutuhan pokok. Sedangkan untuk bantuan berupa material bangunan masih menunggu hasil pendataan atau material yang dibutuhkan.
"Kita berikan bantuan yang mendesak seperti terpal dan kebutuhan pokok," katanya.
Ia mengatakan, saat ini musim kemarau telah mulai, namun cukup ekstrem hujan lebat yang disertai angin kencang masih terjadi di wilayah Lombok Tengah, sehingga masyarakat diharapkan untuk tetap waspada terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan.
"Warga harus tetap waspada terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor dan pohon tumbang," katanya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nusa Tenggara Barat mengeluarkan peringatan dini curah hujan yang tinggi diprakirakan terjadi di sebagian wilayah NTB seperti di Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima dan Dompu.