Mataram (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Barat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTB melakukan pemantauan untuk memastikan harga bahan pokok mulai bergerak turun sebagai dampak operasi pasar murah pada awal Ramadan 1444 Hijriah.
Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji, bersama Ketua TPID NTB Lalu Gita Ariadi, mengawali pemantauan harga bahan pokok di Pasar Tradisional Pagesangan Kota Mataram, Rabu.
Pemantauan berlanjut ke Pasar Tradisional Sindu Cakranegara, dan berakhir di Pasar Tradisional Kebon Roek Ampenan, Kota Mataram.
Heru Saptaji menjelaskan kegiatan inspeksi mendadak ke sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram, sebagai tindak lanjut dari rapat koordinasi TPID NTB tahun 2023.
Hasil dari sidak tersebut mencatat bahwa secara umum harga beberapa kebutuhan pokok di pasar, seperti cabai rawit, tomat, dan telur ayam ras mulai melandai turun.
"Kita akan terus konsisten menjaga agar harga komoditas cabai rawit, tomat, serta harga telur ayam ras tetap stabil. Bahkan saat ini, harga telur yang berukuran besar sudah kembali normal di kisaran Rp50.000 per tray," katanya.
Sidak pasar kali ini juga dilakukan untuk menilai efektivitas dari program operasi pasar stabilitas (OPS) yang digelar Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB dalam upaya untuk menekan harga komoditas pangan.
Sejak digelar pada Februari 2023, kesigapan Tim OPS menunjukkan hasil yang positif, terbukti dari tingkat harga di pasaran yang terbilang stabil.
Adapun Tim OPS dari BI Provinsi NTB menyediakan komoditas pangan dengan harga terjangkau, berupa tomat sebanyak 250 kilogram (kg) dengan harga Rp9.000/kg, cabai rawit sebanyak 100 kg dengan harga Rp40.000/kg, dan telur berukuran besar sebanyak 300 tray dengan harga Rp50.000/tray.
Heru menambahkan untuk memenuhi kebutuhan cabai, pihaknya bekerja sama dengan klaster dari daerah Banyuwangi karena di Lombok, sedang mengalami gagal panen yang disebabkan oleh hama dan cuaca ekstrem, sehingga ada keterbatasan pasokan.
"Bank Indonesia pastinya akan senantiasa bekerja sama dengan stakeholder terkait untuk memastikan ketersediaan stok dan keterjangkauan harga komoditas guna memberikan kesejahteraan serta kebermanfaatan bagi masyarakat khususnya selama Ramadan hingga menjelang Idul Fitri tahun ini," ujar Heru.
Sekretaris Daerah NTB H Lalu Gita Ariadi menjelaskan bahwa terkait pengendalian inflasi telah menjadi perhatian pemerintah daerah (pemda).
Oleh karena itu, pemda bersama dengan TPID NTB senantiasa bersinergi dengan Bank Indonesia untuk melakukan pemantauan dan koordinasi secara berkelanjutan.
"Kita akan terus memonitor, hulu-hilir dari permasalahan harga yang menjadi perhatian pemerintah," katanya.
Menurut dia, adanya fenomena dari dimajukannya waktu cuti yang lebih cepat pada bulan depan berpengaruh pada arus mudik yang tinggi, sehingga kebutuhan konsumsi juga pasti turut meningkat dan berdampak pada harga di pasaran.
"Untuk itu, perlu adanya kerja sama dan kebijakan dari pemerintah dan TPID NTB dalam menjaga kestabilan harga di pasar," ujar Lalu Gita.
Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji, bersama Ketua TPID NTB Lalu Gita Ariadi, mengawali pemantauan harga bahan pokok di Pasar Tradisional Pagesangan Kota Mataram, Rabu.
Pemantauan berlanjut ke Pasar Tradisional Sindu Cakranegara, dan berakhir di Pasar Tradisional Kebon Roek Ampenan, Kota Mataram.
Heru Saptaji menjelaskan kegiatan inspeksi mendadak ke sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram, sebagai tindak lanjut dari rapat koordinasi TPID NTB tahun 2023.
Hasil dari sidak tersebut mencatat bahwa secara umum harga beberapa kebutuhan pokok di pasar, seperti cabai rawit, tomat, dan telur ayam ras mulai melandai turun.
"Kita akan terus konsisten menjaga agar harga komoditas cabai rawit, tomat, serta harga telur ayam ras tetap stabil. Bahkan saat ini, harga telur yang berukuran besar sudah kembali normal di kisaran Rp50.000 per tray," katanya.
Sidak pasar kali ini juga dilakukan untuk menilai efektivitas dari program operasi pasar stabilitas (OPS) yang digelar Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB dalam upaya untuk menekan harga komoditas pangan.
Sejak digelar pada Februari 2023, kesigapan Tim OPS menunjukkan hasil yang positif, terbukti dari tingkat harga di pasaran yang terbilang stabil.
Adapun Tim OPS dari BI Provinsi NTB menyediakan komoditas pangan dengan harga terjangkau, berupa tomat sebanyak 250 kilogram (kg) dengan harga Rp9.000/kg, cabai rawit sebanyak 100 kg dengan harga Rp40.000/kg, dan telur berukuran besar sebanyak 300 tray dengan harga Rp50.000/tray.
Heru menambahkan untuk memenuhi kebutuhan cabai, pihaknya bekerja sama dengan klaster dari daerah Banyuwangi karena di Lombok, sedang mengalami gagal panen yang disebabkan oleh hama dan cuaca ekstrem, sehingga ada keterbatasan pasokan.
"Bank Indonesia pastinya akan senantiasa bekerja sama dengan stakeholder terkait untuk memastikan ketersediaan stok dan keterjangkauan harga komoditas guna memberikan kesejahteraan serta kebermanfaatan bagi masyarakat khususnya selama Ramadan hingga menjelang Idul Fitri tahun ini," ujar Heru.
Sekretaris Daerah NTB H Lalu Gita Ariadi menjelaskan bahwa terkait pengendalian inflasi telah menjadi perhatian pemerintah daerah (pemda).
Oleh karena itu, pemda bersama dengan TPID NTB senantiasa bersinergi dengan Bank Indonesia untuk melakukan pemantauan dan koordinasi secara berkelanjutan.
"Kita akan terus memonitor, hulu-hilir dari permasalahan harga yang menjadi perhatian pemerintah," katanya.
Menurut dia, adanya fenomena dari dimajukannya waktu cuti yang lebih cepat pada bulan depan berpengaruh pada arus mudik yang tinggi, sehingga kebutuhan konsumsi juga pasti turut meningkat dan berdampak pada harga di pasaran.
"Untuk itu, perlu adanya kerja sama dan kebijakan dari pemerintah dan TPID NTB dalam menjaga kestabilan harga di pasar," ujar Lalu Gita.