Bengkulu (ANTARA) - Pakar politik sekaligus akademisi Universitas Bengkulu Dr Panji Suminar menilai komposisi pasangan Prabowo Subianto bersama Puan Maharani menjadi pilihan realistis bagi PDI Perjuangan untuk Pemilu 2024.
Panji mengatakan, akan lebih aman Puan mewarisi PDIP jika dia berada di tampuk kekuasaan pemerintahan, setidaknya pemilu nanti menjadi wakil presiden. Karena, kata Panji sosok yang memegang tampuk kekuasaan akan memiliki kekuatan dan sulit digoyahkan pula ketika memimpin partai politik. "Ketika PDIP mencalonkan sosok lain jadi presiden, maka saat Megawati menyudahi kepemimpinan di PDIP, ini akan lebih rentan peralihannya ke Puan Maharani, karena ada sosok kuat, katakanlah ada sosok presiden yang diusung PDIP," kata dia.
"Menurut saya lebih realistis apabila Puan didorong wapres dulu dengan Prabowo jadi presiden. Hal itu lebih aman untuk memuluskan Puan menjadi suksesornya Megawati dalam memimpin PDIP dan juga menguatkan elektabilitasnya untuk pemilu berikutnya," kata Panji Suminar di Bengkulu, Senin.
Panji mengatakan, akan lebih aman Puan mewarisi PDIP jika dia berada di tampuk kekuasaan pemerintahan, setidaknya pemilu nanti menjadi wakil presiden. Karena, kata Panji sosok yang memegang tampuk kekuasaan akan memiliki kekuatan dan sulit digoyahkan pula ketika memimpin partai politik. "Ketika PDIP mencalonkan sosok lain jadi presiden, maka saat Megawati menyudahi kepemimpinan di PDIP, ini akan lebih rentan peralihannya ke Puan Maharani, karena ada sosok kuat, katakanlah ada sosok presiden yang diusung PDIP," kata dia.
Alasan selanjutnya, Puan saat ini belum memiliki elektabilitas yang tinggi, sehingga lebih realistis kalau didorong menjadi calon wakil presiden di Pemilu 2024. "Dan sekarang tinggal siapa capresnya, saya rasa lebih realistis Prabowo, karena memiliki elektabilitas tinggi, dan juga PDIP akan memiliki koalisi besar kalau bersatu dengan Gerindra dibandingkan harus sendirian mengusung pasangan capres," ucapnya.
Ketika PDIP mengambil langkah mengusung pasangan sendiri seperti Ganjar Prabowo-Puan Maharani, lanjut Panji Suminar tentu hal tersebut malah merugikan sosok Puan sendiri sebagai trah Soekarno dan Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Survei PolMark: Ganjar 22,8 persen, Prabowo 17,4 persen dan Anies 13,9 persen
Baca juga: Nurdin Halid nyatakan Golkar konsisten dukung Airlangga capres tahun 2024
Baca juga: Survei PolMark: Ganjar 22,8 persen, Prabowo 17,4 persen dan Anies 13,9 persen
Baca juga: Nurdin Halid nyatakan Golkar konsisten dukung Airlangga capres tahun 2024
"Tidak logis rasanya Megawati memilih Ganjar dibandingkan Puan untuk Pemilu 2024, kalau dulu di dua periode Megawati memilih Jokowi karena Puan dirasa belum siap, dan Sekarang puan sudah siap untuk dijadikan calon presiden dan kini pada masa menuju puncak karier politik Puan," kata dia.
Panji menjelaskan Puan Maharani bisa kehilangan karier politiknya ketika tidak maju menjadi calon presiden atau calon wakil presiden di Pemilu 2024. "Melihat rekam jejak belakang, presiden berkuasa dua periode, kalau Puan tidak jadi saat ini, maka dia harus menunggu 10 tahun. Ketika itu Puan sudah habis (kariernya). Tapi kalau berpasangan dengan Prabowo dia bisa menjadi suksesor Prabowo memimpin Indonesia di 2029," ujarnya.