Kupang (ANTARA) - Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan para ketua umum partai politik di Kantor DPP PAN mencerminkan kuatnya pengaruh Jokowi pada Pilpres 2024, kata pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Nusa Tenggara Timur, Mikhael Raja Muda Bataona.
"Pertemuan Jokowi dengan para ketua umum partai di DPP PAN mencerminkan secara simbolik tentang kuatnya pengaruhi seorang Presiden Jokowi untuk urusan Pilpres 2024," katanya ketika dihubungi di Kupang, Selasa.
Ia mengatakan hal itu menanggapi pertemuan dalam rangka silaturahmi Presiden Jokowi dengan para pimpinan partai politik pendukung, yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Mardiono selaku Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP.
Bataona mengatakan pertemuan pada akhir pekan lalu itu mengirim pesan politik bahwa kekuatan Jokowi dalam urusan Pilpres 2024 itu nyata dan determinan. Hal itu karena Jokowi adalah presiden yang memiliki kekuatan alamiah dalam persepsi publik.
Jokowi, tambah dia, adalah presiden yang unik karena kekuatannya bukan terletak pada jabatannya, tetapi pada kecintaan rakyat kepadanya. "Inilah yang membuat Jokowi punya pengaruh sangat besar pada level persepsi publik tentang apa saja, termasuk calon presiden," katanya.
Jadi, sebagai politisi, kata Bataona, para ketua umum partai politik tidak mau kalah. Mereka memahami bahwa kekuatan rakyat yang mencintai Jokowi adalah modal sosial politik yang sangat kuat.
Artinya, sosok Jokowi menjadi variabel yang sangat kuat dan determinan dalam urusan Pilpres 2024. Dia mengatakan Jokowi mempunyai kekuatan dan pengaruh langsung lewat kekuasaan empirik yang dimiliki dari jaringan kekuasaan di pusat hingga daerah, tetapi kekuatan yang lebih kuat, yaitu di rana persepsi dan pembentukan opini publik.
"Kekuatan inilah yang mau dikapitalisasi oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dan PDIP untuk kepentingan pilpres mendatang," tambahnya.
Baca juga: PDI Perjuangan sebut buka kemungkinan gabung koalisi besar
Baca juga: Pakar politik sebut Prabowo-Puan jadi pasangan capres realistis PDIP
Mengingat Jokowi memiliki pengaruh sangat nyata dalam wacana dan pembentukan opini publik tentang sosok calon presiden Indonesia pada Pemilu 2024, lanjut Bataona, maka KIR dan KIB bersepakat untuk bekerja sama mencalonkan figur yang seirama dengan Jokowi.
Menurut dia, dengan tingkat kepuasan publik yang sangat tinggi terhadap dirinya, Jokowi akan sangat berpengaruh dalam urusan persepsi publik. "Jokowi bisa mem-branding siapa saja calon presiden yang dimajukan KIR dan KIB. Calon itu bisa saja Prabowo atau Ganjar, dan dengan mendapat endorsement dari Jokowi, peluang menang di Pilpres 2024 sangat terbuka," katanya.
"Pertemuan Jokowi dengan para ketua umum partai di DPP PAN mencerminkan secara simbolik tentang kuatnya pengaruhi seorang Presiden Jokowi untuk urusan Pilpres 2024," katanya ketika dihubungi di Kupang, Selasa.
Ia mengatakan hal itu menanggapi pertemuan dalam rangka silaturahmi Presiden Jokowi dengan para pimpinan partai politik pendukung, yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Mardiono selaku Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP.
Bataona mengatakan pertemuan pada akhir pekan lalu itu mengirim pesan politik bahwa kekuatan Jokowi dalam urusan Pilpres 2024 itu nyata dan determinan. Hal itu karena Jokowi adalah presiden yang memiliki kekuatan alamiah dalam persepsi publik.
Jokowi, tambah dia, adalah presiden yang unik karena kekuatannya bukan terletak pada jabatannya, tetapi pada kecintaan rakyat kepadanya. "Inilah yang membuat Jokowi punya pengaruh sangat besar pada level persepsi publik tentang apa saja, termasuk calon presiden," katanya.
Jadi, sebagai politisi, kata Bataona, para ketua umum partai politik tidak mau kalah. Mereka memahami bahwa kekuatan rakyat yang mencintai Jokowi adalah modal sosial politik yang sangat kuat.
Artinya, sosok Jokowi menjadi variabel yang sangat kuat dan determinan dalam urusan Pilpres 2024. Dia mengatakan Jokowi mempunyai kekuatan dan pengaruh langsung lewat kekuasaan empirik yang dimiliki dari jaringan kekuasaan di pusat hingga daerah, tetapi kekuatan yang lebih kuat, yaitu di rana persepsi dan pembentukan opini publik.
"Kekuatan inilah yang mau dikapitalisasi oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dan PDIP untuk kepentingan pilpres mendatang," tambahnya.
Baca juga: PDI Perjuangan sebut buka kemungkinan gabung koalisi besar
Baca juga: Pakar politik sebut Prabowo-Puan jadi pasangan capres realistis PDIP
Mengingat Jokowi memiliki pengaruh sangat nyata dalam wacana dan pembentukan opini publik tentang sosok calon presiden Indonesia pada Pemilu 2024, lanjut Bataona, maka KIR dan KIB bersepakat untuk bekerja sama mencalonkan figur yang seirama dengan Jokowi.
Menurut dia, dengan tingkat kepuasan publik yang sangat tinggi terhadap dirinya, Jokowi akan sangat berpengaruh dalam urusan persepsi publik. "Jokowi bisa mem-branding siapa saja calon presiden yang dimajukan KIR dan KIB. Calon itu bisa saja Prabowo atau Ganjar, dan dengan mendapat endorsement dari Jokowi, peluang menang di Pilpres 2024 sangat terbuka," katanya.