Jakarta (ANTARA) - Ketua Forum Transportasi Penerbangan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aris Wibowo mengatakan, MTI memberikan rekomendasi strategi manajemen transportasi udara untuk para operator penerbangan menjelang mudik 2023.
“Angkutan udara merupakan salah satu moda transportasi yang dipergunakan masyarakat untuk perjalanan jarak jauh, khususnya antar pulau di Indonesia. MTI memberikan perhatian besar pada upaya peningkatan penyelenggaraan angkutan udara pada angkutan lebaran tahun 2023,” kata Aris di Jakarta, Selasa.
Aris menjelaskan, strategi MTI secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yakni mencangkup dari segi keselamatan dan keamanan transportasi penerbangan, serta dari segi pelayanan transportasi penerbangan.
Dari segi keselamatan dan keamanan penerbangan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebagai regulator harus memantau perkembangan angkutan udara pada musim lebaran. Selain itu, Kemenhub harus bersinergi dengan Korlantas, Polri, Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Pemerintah Daerah. Operator bandara juga harus menjalin sinergi dengan Kantor Otoritas Bandara, TNI, Kepolisian, Airnav Indonesia, BMKG, Kantor Kesehatan, dan pihak maskapai.
Selain itu diperlukan pengecekan kesiapan keamanan bandara, dan PK-PPK (Airport Rescue & Fire Fighting), serta CCTV di seluruh bandara harus dipastikan aktif. Untuk strategi dari segi pelayanan transportasi, Aris memaparkan maskapai penerbangan harus menginformasikan kepada penumpang jika terjadi perubahan jadwal penerbangan. Apabila terjadi penundaan (delay), pihak operator dianjurkan untuk memberi kompensasi kepada penumpang. “Maskapai harus memberitahu penumpang terkait penundaan jadwal penerbangan. Memberi kompensasi kepada penumpang,” ujar Aris.
Baca juga: Sebanyak 19 ribu kendaraan lintasi GT Kramasan puncak arus mudik
Baca juga: Toyota bangun posko arus mudik lebaran
Aris menjelaskan lebih lanjut, operator bandara juga harus memastikan ketersediaan transportasi publik darat di bandara, serta siaga pelayanan kesehatan di terminal penumpang mengingat jumlah pergerakan penumpang yang meningkat drastis dibandingkan hari normal. “Kita mengusulkan untuk operator udara meningkatkan interkoneksi dengan transportasi yang lain,” kata Aris.
Aris juga mengingatkan kepada para pemangku kepentingan (stakeholder) penerbangan agar bersiap menghadapi lonjakan penumpang di puncak arus mudik 2023. “Seluruh stakeholder penerbangan nasional harus siap menghadapi lonjakan penumpang pada masa angkutan lebaran, H-7 hingga H+7, khususnya pada puncak arus mudik dan puncak arus balik,” kata Aris.
MTI memprediksi arus mudik meningkat 14,2 persen, dari 85,5 juta di tahun 2022, menjadi 123,8 juta di tahun 2023.
“Angkutan udara merupakan salah satu moda transportasi yang dipergunakan masyarakat untuk perjalanan jarak jauh, khususnya antar pulau di Indonesia. MTI memberikan perhatian besar pada upaya peningkatan penyelenggaraan angkutan udara pada angkutan lebaran tahun 2023,” kata Aris di Jakarta, Selasa.
Aris menjelaskan, strategi MTI secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yakni mencangkup dari segi keselamatan dan keamanan transportasi penerbangan, serta dari segi pelayanan transportasi penerbangan.
Dari segi keselamatan dan keamanan penerbangan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebagai regulator harus memantau perkembangan angkutan udara pada musim lebaran. Selain itu, Kemenhub harus bersinergi dengan Korlantas, Polri, Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Pemerintah Daerah. Operator bandara juga harus menjalin sinergi dengan Kantor Otoritas Bandara, TNI, Kepolisian, Airnav Indonesia, BMKG, Kantor Kesehatan, dan pihak maskapai.
Selain itu diperlukan pengecekan kesiapan keamanan bandara, dan PK-PPK (Airport Rescue & Fire Fighting), serta CCTV di seluruh bandara harus dipastikan aktif. Untuk strategi dari segi pelayanan transportasi, Aris memaparkan maskapai penerbangan harus menginformasikan kepada penumpang jika terjadi perubahan jadwal penerbangan. Apabila terjadi penundaan (delay), pihak operator dianjurkan untuk memberi kompensasi kepada penumpang. “Maskapai harus memberitahu penumpang terkait penundaan jadwal penerbangan. Memberi kompensasi kepada penumpang,” ujar Aris.
Baca juga: Sebanyak 19 ribu kendaraan lintasi GT Kramasan puncak arus mudik
Baca juga: Toyota bangun posko arus mudik lebaran
Aris menjelaskan lebih lanjut, operator bandara juga harus memastikan ketersediaan transportasi publik darat di bandara, serta siaga pelayanan kesehatan di terminal penumpang mengingat jumlah pergerakan penumpang yang meningkat drastis dibandingkan hari normal. “Kita mengusulkan untuk operator udara meningkatkan interkoneksi dengan transportasi yang lain,” kata Aris.
Aris juga mengingatkan kepada para pemangku kepentingan (stakeholder) penerbangan agar bersiap menghadapi lonjakan penumpang di puncak arus mudik 2023. “Seluruh stakeholder penerbangan nasional harus siap menghadapi lonjakan penumpang pada masa angkutan lebaran, H-7 hingga H+7, khususnya pada puncak arus mudik dan puncak arus balik,” kata Aris.
MTI memprediksi arus mudik meningkat 14,2 persen, dari 85,5 juta di tahun 2022, menjadi 123,8 juta di tahun 2023.