Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa menyatakan, selain akibat hujan lebat, banjir bandang di daerah setempat disebabkan oleh tingginya sedimentasi aliran air sungai di wilayah setempat.   

"Untuk dampak atau kerusakan akibat banjir bandang masih dilakukan assesment," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumbawa, M Nurhidayat dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Rabu.  

Ia mengatakan, banjir bandang tersebut terjadi di delapan desa tersebar di tiga kecamatan di Kabupaten Sumbawa, Selasa (4/4/2023) pukul 16.00 Wita.

"Tiga kecamatan yang dilanda banjir bandang itu Kecamatan Empang, Moyo Hulu dan Lenangguar," katanya.

Banjir Bandang di Kecamatan Lenangguar meliputi Desa Lenangguar dan Ledang tepatnya di depan kantor Camat Lenangguar. Air sungai meluap dan menggenangi jalan lintas Lenangguar, sehingga transportasi masyarakat menjadi terganggu.

"Banjir bandang di Desa Ledang melanda pemukiman warga yang berada di bantaran sungai," katanya.

Banjir di Desa Empang Bawah, Kecamatan Empang menyebabkan pemukiman warga terendam air. Sedangkan di Kecamatan Moyo Hulu di lima desa yakni Lito, Semamung, Brang Rea, Sebasang, dan Bage Loka.

"Banjir bandang juga menyebabkan beberapa jembatan terputus, yakni jembatan penghubung Desa Lito dan Batu Tering, sedangkan jembatan gantung di Desa Semamung juga ambles diterjang banjir bandang," katanya.

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh desa dan kecamatan yang terdampak bencana untuk bersama-sama melakukan pendataan secara menyeluruh dan melakukan penanganan, khususnya penyaluran bantuan tahap awal bagi warga yang terdampak banjir.

"BPBD bersama TNI, Polri, unsur desa dan kecamatan serta masyarakat setempat bersama-sama untuk melakukan penanganan dampak banjir bandang," katanya.
 



 

 

Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024