Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah menegaskan kegiatan bazar Ramadhan yang digelar selama rangkaian Safari Ramadhan menjadi satu cara pemerintah provinsi untuk menekan angka inflasi di wilayah itu.
"NTB menjadi salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Namun memasuki bulan suci Ramadhan, NTB termasuk daerah yang mengalami peningkatan inflasi cukup tinggi," ujarnya dalam lanjutan Safari Ramadhan yang berlangsung di Masjid Akramul Haq Desa Jembatan Kembar Kabupaten Lombok Barat dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Selasa.
Ia mengungkapkan salah satu penyebab utama kenaikan inflasi dikarenakan harga beras yang relatif tinggi di NTB. Hal ini disebabkan stok gabah yang sedikit di NTB dan banyak yang dijual langsung ke Pulau Jawa.
"Oleh karena itu, kami mengambil inisiatif bersama pemerintah kabupaten/kota se-NTB, daripada menggelar buka bersama, lebih baik menggelar bazar bersama ini," ujarnya.
Gubernur NTB, berharap kehadiran Bazar Ramadhan Pangan Murah dapat membantu meringankan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok, khususnya selama bulan Ramadhan.
"Mudah-mudahan bazar ini tidak hanya hadir di bulan Ramadhan, tapi dengan keterbatasan yang kita miliki kita berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat kita," katanya.
Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid menyampaikan apresiasi kunjungan silaturahmi Gubernur NTB dalam momen Safari Ramadhan kali ini.
"Kami berharap dengan kegiatan ini akan membangun komunikasi yang semakin baik antar pemimpin dan masyarakat," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat, laju inflasi year on year (y-on-y) gabungan dua daerah, yakni Kota Mataram dan Kota Bima pada Februari 2023 sebesar 6,30 persen.
Angka inflasi ini lebih tinggi dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 5,47 persen. Sumbangan yang paling besar inflasi di NTB dari kelompok makanan dan minuman, terutama beras. Padahal NTB dikenal sebagai penghasil beras dan lumbung padi nasional.
"NTB menjadi salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Namun memasuki bulan suci Ramadhan, NTB termasuk daerah yang mengalami peningkatan inflasi cukup tinggi," ujarnya dalam lanjutan Safari Ramadhan yang berlangsung di Masjid Akramul Haq Desa Jembatan Kembar Kabupaten Lombok Barat dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Selasa.
Ia mengungkapkan salah satu penyebab utama kenaikan inflasi dikarenakan harga beras yang relatif tinggi di NTB. Hal ini disebabkan stok gabah yang sedikit di NTB dan banyak yang dijual langsung ke Pulau Jawa.
"Oleh karena itu, kami mengambil inisiatif bersama pemerintah kabupaten/kota se-NTB, daripada menggelar buka bersama, lebih baik menggelar bazar bersama ini," ujarnya.
Gubernur NTB, berharap kehadiran Bazar Ramadhan Pangan Murah dapat membantu meringankan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok, khususnya selama bulan Ramadhan.
"Mudah-mudahan bazar ini tidak hanya hadir di bulan Ramadhan, tapi dengan keterbatasan yang kita miliki kita berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat kita," katanya.
Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid menyampaikan apresiasi kunjungan silaturahmi Gubernur NTB dalam momen Safari Ramadhan kali ini.
"Kami berharap dengan kegiatan ini akan membangun komunikasi yang semakin baik antar pemimpin dan masyarakat," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat, laju inflasi year on year (y-on-y) gabungan dua daerah, yakni Kota Mataram dan Kota Bima pada Februari 2023 sebesar 6,30 persen.
Angka inflasi ini lebih tinggi dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 5,47 persen. Sumbangan yang paling besar inflasi di NTB dari kelompok makanan dan minuman, terutama beras. Padahal NTB dikenal sebagai penghasil beras dan lumbung padi nasional.