Mataram (ANTARA) - Para pemudik yang ingin merayakan Hari Raya Idul Fitri 1414 Hijriah di kampung halaman mulai memadati Terminal Mandalika di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Kepala Terminal Mandalika, Marthen Tanone mengakui kepadatan penumpang arus mudik melalui Terminal Mandalika sudah terjadi sebelum H-7 Lebaran 2023.
"Lonjakan penumpang sudah mulai terjadi dari hari Minggu kemarin," ujarnya usai menghadiri rapat persiapan angkutan Lebaran di Kantor Dinas Perhubungan NTB di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan lonjakan penumpang ini mencapai 20 persen dari hari biasa. Bahkan, untuk harga tiket pun sudah mengalami kenaikan
"Rata-rata kalau hari biasa penumpang itu 600 orang per hari, kalau kemarin sudah sampai 840 orang," kata Marthen.
Untuk jumlah armada yang dilayani di Terminal Mandalika pada Lebaran tahun ini sebanyak 124 unit. Terdiri dari 39 unit bus AKAP dan 85 unit bus AKDP.
"Untuk antisipasi lonjakan penumpang kita sudah minta perusahaan oto bus menyiapkan bus cadangan baik rute AKDP dan AKAP. Tapi dengan jumlah 124 unit itu kami rasa sudah cukup," ujarnya.
Marthen memprediksi jumlah pemudik yang akan berangkat melalui terminal terbesar di NTB itu mulai akan terjadi pada H-5 atau tanggal 17 hingga 19 April 2023.
"Kalau lihat kondisi tahun lalu sampai 5.000 penumpang. Kemungkinan tahun ini lebih banyak karena tidak ada pembatasan. Kalau tahun lalu masih ada pembatasan COVID-19," terang Marthen.
Khusus untuk pengecekan kelaikan kendaraan dalam rangka arus mudik, pihaknya sudah melakukan "ramp check" sejak satu bulan lalu.
"Bahkan setiap pemberangkatan kita "ramp check". Nanti pada H-7 kita juga siapkan posko kesehatan untuk para supir dan kondektur," ujarnya.
Untuk posko kesehatan ini disediakan secara gratis. Nantinya para supir akan menjalani sejumlah pemeriksaan mulai tes narkoba dan kesehatan tubuh.
"Nanti pas tanggal 17 April mulai aktif. Isinya lengkap ada BNN, Dinas Kesehatan, Polri, perhubungan dan jasa raharja. Nanti semua itu akan diperiksa sebelum berangkat. Mulai cek kendaraan dan supir dan kondektur," katanya.
Sementara terkait tarif bus, Marthen menegaskan kenaikan tarif bus sudah melalui kesepakatan antara pemerintah daerah, Organda dan perusahaan oto bus.
"Kalau kenaikan tarif sudah ada naik. Kenaikan tarif ini masih dalam ruang kesepakatan antara pemerintah, Organda dan perusahaan angkutan. Contoh untuk ke Bima dari Rp250 sampai Rp300 ribu," katanya.
Namun demikian, pihaknya akan menindak jika ada perusahaan oto bus yang menaikkan tarif di luar batas kewajaran.
"Kita akan cek ke lapangan apakah sudah ada yang melebihi atau tidak. Kalau ada yang melebihi di atas Rp300 ribu kita coba tertibkan," katanya.
Kepala Terminal Mandalika, Marthen Tanone mengakui kepadatan penumpang arus mudik melalui Terminal Mandalika sudah terjadi sebelum H-7 Lebaran 2023.
"Lonjakan penumpang sudah mulai terjadi dari hari Minggu kemarin," ujarnya usai menghadiri rapat persiapan angkutan Lebaran di Kantor Dinas Perhubungan NTB di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan lonjakan penumpang ini mencapai 20 persen dari hari biasa. Bahkan, untuk harga tiket pun sudah mengalami kenaikan
"Rata-rata kalau hari biasa penumpang itu 600 orang per hari, kalau kemarin sudah sampai 840 orang," kata Marthen.
Untuk jumlah armada yang dilayani di Terminal Mandalika pada Lebaran tahun ini sebanyak 124 unit. Terdiri dari 39 unit bus AKAP dan 85 unit bus AKDP.
"Untuk antisipasi lonjakan penumpang kita sudah minta perusahaan oto bus menyiapkan bus cadangan baik rute AKDP dan AKAP. Tapi dengan jumlah 124 unit itu kami rasa sudah cukup," ujarnya.
Marthen memprediksi jumlah pemudik yang akan berangkat melalui terminal terbesar di NTB itu mulai akan terjadi pada H-5 atau tanggal 17 hingga 19 April 2023.
"Kalau lihat kondisi tahun lalu sampai 5.000 penumpang. Kemungkinan tahun ini lebih banyak karena tidak ada pembatasan. Kalau tahun lalu masih ada pembatasan COVID-19," terang Marthen.
Khusus untuk pengecekan kelaikan kendaraan dalam rangka arus mudik, pihaknya sudah melakukan "ramp check" sejak satu bulan lalu.
"Bahkan setiap pemberangkatan kita "ramp check". Nanti pada H-7 kita juga siapkan posko kesehatan untuk para supir dan kondektur," ujarnya.
Untuk posko kesehatan ini disediakan secara gratis. Nantinya para supir akan menjalani sejumlah pemeriksaan mulai tes narkoba dan kesehatan tubuh.
"Nanti pas tanggal 17 April mulai aktif. Isinya lengkap ada BNN, Dinas Kesehatan, Polri, perhubungan dan jasa raharja. Nanti semua itu akan diperiksa sebelum berangkat. Mulai cek kendaraan dan supir dan kondektur," katanya.
Sementara terkait tarif bus, Marthen menegaskan kenaikan tarif bus sudah melalui kesepakatan antara pemerintah daerah, Organda dan perusahaan oto bus.
"Kalau kenaikan tarif sudah ada naik. Kenaikan tarif ini masih dalam ruang kesepakatan antara pemerintah, Organda dan perusahaan angkutan. Contoh untuk ke Bima dari Rp250 sampai Rp300 ribu," katanya.
Namun demikian, pihaknya akan menindak jika ada perusahaan oto bus yang menaikkan tarif di luar batas kewajaran.
"Kita akan cek ke lapangan apakah sudah ada yang melebihi atau tidak. Kalau ada yang melebihi di atas Rp300 ribu kita coba tertibkan," katanya.