Mataram (ANTARA) - Dinas Perhubungan Nusa Tenggara Barat memprediksi jumlah pergerakan pemudik di Lebaran 1414 Hijriah naik mencapai 42 persen.
"Secara nasional jumlah pemudik diprediksi naik. Di NTB pun sama diprediksi meningkat 42 persen," kata Kepala Dinas Perhubungan NTB, Lalu Moh Faozal di Mataram, Senin.
Baca juga: Dishub NTB menyiapkan posko terpadu mudik Lebaran 2023
Ia mengatakan peningkatan jumlah arus mudik ini seiring tidak ada pembatasan pergerakan orang oleh pemerintah pusat karena pandemi COVID-19 telah berakhir.
"Karena tidak ada pembatasan, kita proyeksikan ada dua juta orang pergerakan di arus mudik tahun ini, baik yang ada di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa," ujarnya.
Menurut dia, peningkatan pergerakan arus mudik ini untuk semua moda transportasi baik udara, darat maupun laut. Khusus laut, karena NTB terdiri dari dua pulau yakni Lombok dan Sumbawa serta provinsi kepulauan karena di apit Bali, NTT, termasuk juga Jawa maka pergerakan arus orang dan barang baik yang akan mudik maupun berwisata akan tinggi.
"Untuk laut ini kita ada tiga akses, yakni dari Lombok-Jawa, Lombok-Bali dan Lombok-Sumbawa. Ada rute Pelabuhan Tanjung Perak-Lembar dilayani lima kapal, ada Ketapang-Lembar dan Padang Bae-Lembar. Itu artinya konektifitas laut berjalan baik untuk Jawa dan Bali. Begitu juga di Kayangan Lombok-Poto Tano Sumbawa," terang Faozal.
Sedangkan untuk transportasi udara, ada Bandara Internasional Zainudin Abdul Majid (Bizam) dan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima dan Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III. Titik sentral berada di Bizam.
"Untuk udara ini Angkasa Pura memprediksi ada peningkatan sampai 100 persen. Data mereka ini dari 3.500 orang sudah di angka 7.000 orang saat ini," katanya.
"Begitu juga untuk transportasi darat juga mengalami kenaikan terutama pergerakan dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Titik pusatnya berada di Terminal Mandalika di Kota Mataram," sambung mantan Kepala Dinas Pariwisata NTB ini.
Faozal menegaskan menghadapi arus mudik Lebaran tahun ini, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi agar selama arus mudik berjalan tertib dan lancar.
Antisipasi itu mulai skenario arus transportasi mudik, arus transportasi wisata dan arus transportasi logistik selama persiapan Lebaran. Termasuk kesiapan kendaraan pemudik baik bus, kendaraan pribadi, laut, dan maskapai.
"Orang mudik ada karena memang mudik pulang kampung, berwisata karena di situ ada cuti Lebaran dan logistik kebutuhan bahan pokok makanan dan minuman yang tidak boleh terganggu kelancarannya," terang Faozal.
Untuk titik antisipasi itu, menurut Faozal, terutama ada pada bandara, pelabuhan, terminal, dan kendaraan pemudik. Khusus untuk kendaraan pengangkut akan ada pembatasan.
"Yang kita utamakan itu di pintu masuk utama seperti bandara dan pelabuhan sebagai etalase pintu masuk ke NTB," katanya.
"Secara nasional jumlah pemudik diprediksi naik. Di NTB pun sama diprediksi meningkat 42 persen," kata Kepala Dinas Perhubungan NTB, Lalu Moh Faozal di Mataram, Senin.
Baca juga: Dishub NTB menyiapkan posko terpadu mudik Lebaran 2023
Ia mengatakan peningkatan jumlah arus mudik ini seiring tidak ada pembatasan pergerakan orang oleh pemerintah pusat karena pandemi COVID-19 telah berakhir.
"Karena tidak ada pembatasan, kita proyeksikan ada dua juta orang pergerakan di arus mudik tahun ini, baik yang ada di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa," ujarnya.
Menurut dia, peningkatan pergerakan arus mudik ini untuk semua moda transportasi baik udara, darat maupun laut. Khusus laut, karena NTB terdiri dari dua pulau yakni Lombok dan Sumbawa serta provinsi kepulauan karena di apit Bali, NTT, termasuk juga Jawa maka pergerakan arus orang dan barang baik yang akan mudik maupun berwisata akan tinggi.
"Untuk laut ini kita ada tiga akses, yakni dari Lombok-Jawa, Lombok-Bali dan Lombok-Sumbawa. Ada rute Pelabuhan Tanjung Perak-Lembar dilayani lima kapal, ada Ketapang-Lembar dan Padang Bae-Lembar. Itu artinya konektifitas laut berjalan baik untuk Jawa dan Bali. Begitu juga di Kayangan Lombok-Poto Tano Sumbawa," terang Faozal.
Sedangkan untuk transportasi udara, ada Bandara Internasional Zainudin Abdul Majid (Bizam) dan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima dan Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III. Titik sentral berada di Bizam.
"Untuk udara ini Angkasa Pura memprediksi ada peningkatan sampai 100 persen. Data mereka ini dari 3.500 orang sudah di angka 7.000 orang saat ini," katanya.
"Begitu juga untuk transportasi darat juga mengalami kenaikan terutama pergerakan dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Titik pusatnya berada di Terminal Mandalika di Kota Mataram," sambung mantan Kepala Dinas Pariwisata NTB ini.
Faozal menegaskan menghadapi arus mudik Lebaran tahun ini, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi agar selama arus mudik berjalan tertib dan lancar.
Antisipasi itu mulai skenario arus transportasi mudik, arus transportasi wisata dan arus transportasi logistik selama persiapan Lebaran. Termasuk kesiapan kendaraan pemudik baik bus, kendaraan pribadi, laut, dan maskapai.
"Orang mudik ada karena memang mudik pulang kampung, berwisata karena di situ ada cuti Lebaran dan logistik kebutuhan bahan pokok makanan dan minuman yang tidak boleh terganggu kelancarannya," terang Faozal.
Untuk titik antisipasi itu, menurut Faozal, terutama ada pada bandara, pelabuhan, terminal, dan kendaraan pemudik. Khusus untuk kendaraan pengangkut akan ada pembatasan.
"Yang kita utamakan itu di pintu masuk utama seperti bandara dan pelabuhan sebagai etalase pintu masuk ke NTB," katanya.