Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi III DPR RI Didik Mukrianto menilai Idul Fitri 1444 Hijriah dapat menjadi momentum penting dalam membangun politik Indonesia yang lebih beradab menjelang Pemilu 2024.
"Momen Idul Fitri yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan persaudaraan seharusnya dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk membangun politik Indonesia yang lebih beradab," kata Didik dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, sebagai negara demokrasi yang berketuhanan dan berbudaya, Indonesia memiliki tantangan dan peluang dalam membangun politik yang beradab. Salah satu aspek penting dalam membangun politik beradab adalah memegang teguh toleransi, tenggang rasa, dan persaudaraan.
Pasalnya, lanjut Didik, politik kebencian atau yang menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) serta eksploitasi politik identitas dapat memecah belah persatuan masyarakat sekaligus mengancam keberagaman budaya Indonesia.
"Politik kekerasan, baik fisik maupun verbal, dapat memicu konflik dan kekerasan yang dapat merusak keamanan dan stabilitas negara," jelasnya.
Oleh karena itu, Didik mengatakan semangat Idul Fitri yang sedianya menjadi momentum bersilaturahmi, bermaafan, dan menghargai perbedaan, baik itu perbedaan agama, ras, suku, maupun pandangan politik, harus dikuatkan.
Sehingga, dengan toleransi, tenggang rasa, dan persaudaraan dapat membantu mencegah konflik politik yang dapat merusak stabilitas dan kesatuan bangsa, serta membangun politik lebih beradab dan bermartabat.
"Dalam semangat Idul Fitri yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan persaudaraan, sebaiknya kita menjauhi perilaku politik yang tidak beradab tersebut dan lebih memilih untuk memperjuangkan kepentingan bersama dengan cara-cara yang jujur, transparan, dan menghargai perbedaan," tuturnya.
Dengan semangat Idul Fitri yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan persaudaraan tersebut, Didik pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun politik Indonesia yang lebih beradab dan menghormati perbedaan.
"Sehingga kita dapat memperkuat nilai-nilai demokrasi, menjaga keamanan dan stabilitas negara, dan menghadirkan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, adil, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya," ujarnya.
Sebelumnya, Jumat (21/4), Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengajak masyarakat untuk merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah dengan tetap menjaga ketertiban, persaudaraan, dan persatuan.
"Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan beberapa pesan. Pertama, dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri agar dilaksanakan dengan khusyuk dan khidmat dengan tetap menjaga ketertiban, persaudaraan, dan persatuan," kata Ma'ruf Amin melalui Pesan Idul Fitri 1444 Hijriah pada acara Takbir Akbar Nasional di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat.
Baca juga: Bupati Lombok Tengah mengajak warga jaga persatuan di momen Lebaran
"Momen Idul Fitri yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan persaudaraan seharusnya dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk membangun politik Indonesia yang lebih beradab," kata Didik dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, sebagai negara demokrasi yang berketuhanan dan berbudaya, Indonesia memiliki tantangan dan peluang dalam membangun politik yang beradab. Salah satu aspek penting dalam membangun politik beradab adalah memegang teguh toleransi, tenggang rasa, dan persaudaraan.
Pasalnya, lanjut Didik, politik kebencian atau yang menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) serta eksploitasi politik identitas dapat memecah belah persatuan masyarakat sekaligus mengancam keberagaman budaya Indonesia.
"Politik kekerasan, baik fisik maupun verbal, dapat memicu konflik dan kekerasan yang dapat merusak keamanan dan stabilitas negara," jelasnya.
Oleh karena itu, Didik mengatakan semangat Idul Fitri yang sedianya menjadi momentum bersilaturahmi, bermaafan, dan menghargai perbedaan, baik itu perbedaan agama, ras, suku, maupun pandangan politik, harus dikuatkan.
Sehingga, dengan toleransi, tenggang rasa, dan persaudaraan dapat membantu mencegah konflik politik yang dapat merusak stabilitas dan kesatuan bangsa, serta membangun politik lebih beradab dan bermartabat.
"Dalam semangat Idul Fitri yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan persaudaraan, sebaiknya kita menjauhi perilaku politik yang tidak beradab tersebut dan lebih memilih untuk memperjuangkan kepentingan bersama dengan cara-cara yang jujur, transparan, dan menghargai perbedaan," tuturnya.
Dengan semangat Idul Fitri yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan persaudaraan tersebut, Didik pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun politik Indonesia yang lebih beradab dan menghormati perbedaan.
"Sehingga kita dapat memperkuat nilai-nilai demokrasi, menjaga keamanan dan stabilitas negara, dan menghadirkan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, adil, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya," ujarnya.
Sebelumnya, Jumat (21/4), Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengajak masyarakat untuk merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah dengan tetap menjaga ketertiban, persaudaraan, dan persatuan.
"Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan beberapa pesan. Pertama, dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri agar dilaksanakan dengan khusyuk dan khidmat dengan tetap menjaga ketertiban, persaudaraan, dan persatuan," kata Ma'ruf Amin melalui Pesan Idul Fitri 1444 Hijriah pada acara Takbir Akbar Nasional di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat.
Baca juga: Bupati Lombok Tengah mengajak warga jaga persatuan di momen Lebaran
Baca juga: DMI Bulungan gelar pawai mobil hias jelang Idul Fitri
Wapres mengajak masyarakat menghindarkan diri dari sikap berlebihan dan hal-hal yang dapat memantik permusuhan dan pertentangan. Pesan kedua, Ma'ruf Amin mengajak masyarakat menjadikan Hari Raya Idul Fitri sebagai momentum untuk evaluasi diri.
Wapres mengajak masyarakat menghindarkan diri dari sikap berlebihan dan hal-hal yang dapat memantik permusuhan dan pertentangan. Pesan kedua, Ma'ruf Amin mengajak masyarakat menjadikan Hari Raya Idul Fitri sebagai momentum untuk evaluasi diri.