Mataram (ANTARA) - Forum Pengurangan Risiko Bencana Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan pengamanan perayaan Lebaran "Topat" 1444 Hijriah yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri guna mengantisipasi berbagai potensi bencana.
"Standar operasional prosedur (SOP) pengamanan Lebaran 'Topat' atau Ketupat sudah kami siapkan," kata Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kota Mataram Didi Sumardi di Mataram, Senin.
Untuk pengamanan Lebaran Ketupat, katanya, pihaknya telah berkoordinasi dengan jajaran TNI/Polri, serta berbagai unsur organisasi perangkat daerah terkait seperti Satpol PP, Dinas Perhubungan, camat, serta lurah se-Kota Mataram.
"Kami tergabung dalam tim terpadu pengamanan perayaan Lebaran Topat, untuk antisipasi berbagai potensi bencana baik di laut maupun di darat," katanya.
Menurut Didi, Lebaran Topat tahun ini diprediksi akan terjadi lonjakan masyarakat terutama di kawasan pantai yang menjadi salah satu pusat perayaan Lebaran Topat.
Pasalnya, tahun ini menjadi tahun pertama perayaan Lebaran Topat tanpa ada pembatasan jumlah pengunjung akibat pandemi COVID-19, seperti tahun lalu.
"Jadi pengamanan 9 kilometer pantai di Kota Mataram akan diperketat, termasuk pengamanan di darat terkait kepadatan arus lalu lintas masyarakat yang akan Berlebaran Topat," katanya.
Terkait dengan itu, kata Didi yang juga menjabat sebagai Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Mataram, untuk mengoptimalkan pengawasan dan pengaman, juga dilibatkan lebih dari 100 anggota Pramuka untuk membatu aparat TNI/Polri.
Anggota Pramuka tersebut, di sebar pada sejumlah titik objek wisata pantai termasuk posko-posko pengamanan terpadu, serta dua lokasi pusat perayaan Lebaran Topat yakni di Makam Loang Baloq Sekarbela dan Makam Bintaro Ampenan.
"Harapannya, melalui upaya itu perayaan Lebaran Topat di Mataram bisa berjalan aman dan lancar," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi sebelumnya mengatakan, kegiatan perayaan Lebaran Topat akan dilaksanakan pada dua lokasi makam yang dikeramatkan warga dirayakan dengan berbagai kegiatan religi, mulai dari ziarah makam, zikir dan doa, selakaran, "ngurisan" (cukur rambut bayi), dan ditutup dengan makan bersama hidangan ketupat serta berbagai menu khas lokal yang menjadi ciri khas perayaan Lebaran Topat.
"Kegiatan juga akan dirangkaikan dengan berbagai atraksi budaya dari pagi sampai sore sekaligus sebagai hiburan bagi warga yang datang merayakan Lebaran Topat di kawasan itu," katanya.
Lebaran Topat merupakan Lebaran yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri atau lebaran bagi umat Muslim yang telah melaksanakan puasa enam hari di awal bulan Syawal.
Namun, masyarakat di Kota Mataram dan Pulau Lombok secara umum secara serentak merayakan Lebaran Topat dengan berbagai kegiatan religi dengan doa dan zikir di masjid atau mushalla, berziarah ke makam-makam keramat kemudian makan-makan sambil bersantai ke sejumlah objek wisata yang ada terutama pantai.
Karena itu, saat Lebaran Topat kawasan 9 kilometer pesisir pantai di Kota Mataram akan dipadati puluhan ribu warga yang merayakan Lebaran Topat, termasuk pantai di kawasan Batu Layar, Senggigi, Nipah, Sire di Kabupaten Lombok Barat dan Utara, serta Pantai Kute yang ada di Lombok Tengah.
"Standar operasional prosedur (SOP) pengamanan Lebaran 'Topat' atau Ketupat sudah kami siapkan," kata Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kota Mataram Didi Sumardi di Mataram, Senin.
Untuk pengamanan Lebaran Ketupat, katanya, pihaknya telah berkoordinasi dengan jajaran TNI/Polri, serta berbagai unsur organisasi perangkat daerah terkait seperti Satpol PP, Dinas Perhubungan, camat, serta lurah se-Kota Mataram.
"Kami tergabung dalam tim terpadu pengamanan perayaan Lebaran Topat, untuk antisipasi berbagai potensi bencana baik di laut maupun di darat," katanya.
Menurut Didi, Lebaran Topat tahun ini diprediksi akan terjadi lonjakan masyarakat terutama di kawasan pantai yang menjadi salah satu pusat perayaan Lebaran Topat.
Pasalnya, tahun ini menjadi tahun pertama perayaan Lebaran Topat tanpa ada pembatasan jumlah pengunjung akibat pandemi COVID-19, seperti tahun lalu.
"Jadi pengamanan 9 kilometer pantai di Kota Mataram akan diperketat, termasuk pengamanan di darat terkait kepadatan arus lalu lintas masyarakat yang akan Berlebaran Topat," katanya.
Terkait dengan itu, kata Didi yang juga menjabat sebagai Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Mataram, untuk mengoptimalkan pengawasan dan pengaman, juga dilibatkan lebih dari 100 anggota Pramuka untuk membatu aparat TNI/Polri.
Anggota Pramuka tersebut, di sebar pada sejumlah titik objek wisata pantai termasuk posko-posko pengamanan terpadu, serta dua lokasi pusat perayaan Lebaran Topat yakni di Makam Loang Baloq Sekarbela dan Makam Bintaro Ampenan.
"Harapannya, melalui upaya itu perayaan Lebaran Topat di Mataram bisa berjalan aman dan lancar," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi sebelumnya mengatakan, kegiatan perayaan Lebaran Topat akan dilaksanakan pada dua lokasi makam yang dikeramatkan warga dirayakan dengan berbagai kegiatan religi, mulai dari ziarah makam, zikir dan doa, selakaran, "ngurisan" (cukur rambut bayi), dan ditutup dengan makan bersama hidangan ketupat serta berbagai menu khas lokal yang menjadi ciri khas perayaan Lebaran Topat.
"Kegiatan juga akan dirangkaikan dengan berbagai atraksi budaya dari pagi sampai sore sekaligus sebagai hiburan bagi warga yang datang merayakan Lebaran Topat di kawasan itu," katanya.
Lebaran Topat merupakan Lebaran yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri atau lebaran bagi umat Muslim yang telah melaksanakan puasa enam hari di awal bulan Syawal.
Namun, masyarakat di Kota Mataram dan Pulau Lombok secara umum secara serentak merayakan Lebaran Topat dengan berbagai kegiatan religi dengan doa dan zikir di masjid atau mushalla, berziarah ke makam-makam keramat kemudian makan-makan sambil bersantai ke sejumlah objek wisata yang ada terutama pantai.
Karena itu, saat Lebaran Topat kawasan 9 kilometer pesisir pantai di Kota Mataram akan dipadati puluhan ribu warga yang merayakan Lebaran Topat, termasuk pantai di kawasan Batu Layar, Senggigi, Nipah, Sire di Kabupaten Lombok Barat dan Utara, serta Pantai Kute yang ada di Lombok Tengah.