Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar tradisi Lebaran Topat 2024 dan halal bihalal di halaman kantor bupati setempat.
Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri, di Praya, Rabu, mengatakan tradisi Lebaran Topat adalah salah satu cara untuk menyulam rajutan silaturahim dengan saudara, keluarga, tetangga dan sanak famili setelah merayakan hari raya Idul Fitri.
“Tradisi ini dari waktu ke waktu dijaga, dilestarikan dan dikelola dengan lebih baik, sehingga Lebaran Topat juga menjadi momentum merayakan kebahagiaan dalam lingkup yang lebih luas,” katanya di hadapan para ASN yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Ia mengatakan merawat silaturahim adalah sebuah keharusan, terlebih di saat-saat ini begitu mudah tali persaudaraan yang telah lama dibina terpecah oleh hal-hal yang remeh temeh dan duniawi. Kecepatan informasi tanpa diimbangi oleh validasi atau tabayun, cenderung membuat semua terprovokasi yang akhirnya berujung pada putusnya tali silaturahim.
“Apalagi saat ini sudah memasuki tahun politik. Acap kali perbedaan pilihan politik adalah hal yang dapat menggerus solidaritas dan kebersamaan masyarakat,” katanya.
Di satu sisi memutuskan tali silaturahim adalah sebuah kekeliruan, sehingga jika sudah mulai mengalami adanya keretakan hubungan silaturahim, maka pihaknya berharap agar bisa segera merapatkannya kembali.
“Jangan biarkan terserak dan tercerai berai. Maka momentum Idul Fitri kemudian Lebaran Topat ini dan halal bihalal kita jadikan sebagai momentum untuk kembali memperkuat silaturahim di antara kita,” katanya.
Baca juga: RSUD Mataram siagakan tim PSC patroli saat kegiatan Lebaran Topat
Baca juga: Wali Kota: Lebaran Topat di Mataram upaya satukan semangat silaturahmi
Pathul menegaskan bahwa salah satu dosa yang paling sering dilakukan oleh manusia adalah kesalahan terhadap sesama. Seorang manusia dapat memiliki rasa permusuhan, pertikaian dan saling menyakiti. Maka Idul Fitri merupakan momen penting untuk saling memaafkan baik secara individu maupun kelompok.
“Budaya saling memaafkan ini lebih popular disebut halal bi halal. Kegiatan ini harus terus dilaksanakan umat Islam di tanah air pasca dilaksanakan hari raya Idul Fitri. Ini adalah refleksi ajaran Islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan dan saling memberi kasih sayang,” katanya.