Anggota DPR RI minta keaslian Taman Narmada Lombok Barat dijaga

id Taman Narmada,Wisata Lombok,Bambang Haryo,Nusa Tenggara Barat

Anggota DPR RI minta keaslian Taman Narmada Lombok Barat dijaga

Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Bambang Haryo Soekartono (kiri), melakukan kunjungan ke Taman Narmada, di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis (1/5/2025). ANTARA/Wal

Lombok Barat (ANTARA) - Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Bambang Haryo Soekartono (BHS) meminta keaslian Taman Narmada tetap dijaga karena merupakan salah satu situs bersejarah yang bisa diandalkan untuk menarik wisatawan asing datang ke Nusa Tenggara Barat.

Dalam kunjungannya ke Taman Narmada, Kamis petang, ia menekankan pentingnya menjaga keaslian situs bersejarah tersebut tanpa perlu mengubah tatanannya dengan konsep-konsep modern yang justru merusak karakter historisnya.

"Yang ada di Taman Narmada ini bagus sekali untuk diberdayakan. Saya dari Komisi VII yang bermitra dengan Kementerian Pariwisata, melihat bahwa penting sekali taman ini dipertahankan agar tidak dirusak dengan konsep baru yang malah membuat keindahannya hilang," kata Bambang Haryo.

Baca juga: Tebaran sejarah di taman narmada oleh Tri Vivi Suryani*

Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Daerah Pemilihan Jawa Timur itu mencontohkan, adanya pemotongan tiga pohon kamboja berusia ratusan tahun serta sebuah pohon beringin yang menjadi bagian dari lanskap asli taman.

Tindakan itu, menurutnya, tidak hanya menghapus bagian dari sejarah tetapi juga mengecewakan para wisatawan.

"Banyak turis yang datang ke sini secara rutin, bahkan setiap bulan ada kapal pesiar yang bersandar dan penumpangnya datang ke tempat ini. Mereka menyayangkan pemotongan pohon-pohon itu. Mereka ingin melihat sesuatu yang alami dan otentik, bukan hasil rekayasa baru," ujarnya.

Selain menyoroti pelestarian fisik taman, Bambang Haryo juga mendorong penguatan aspek budaya sebagai strategi untuk mengangkat daya tarik wisata Taman Narmada.

Ia menilai bahwa konsep budaya lokal seperti sendratari, upacara adat, dan pertunjukan seni bisa menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara, seperti halnya yang telah sukses diterapkan di Bali.

"Turis mancanegara itu cenderung lebih menyukai budaya ketimbang sekadar alam. Coba lihat Bali, mereka sangat tertarik karena budayanya sangat hidup. Kenapa hal seperti itu tidak kita hadirkan di Lombok, khususnya di situs seperti Taman Narmada?" ucapnya.

Baca juga: Tebaran sejarah di taman narmada oleh Tri Vivi Suryani*

Untuk itu, ia menyarankan agar pertunjukan budaya seperti sendratari atau legenda-legenda lokal bisa digelar rutin, misalnya tiga hingga lima kali dalam seminggu. Hal ini diyakininya mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, sekaligus menghidupkan kembali identitas budaya Lombok di mata dunia.

Bambang Haryo menambahkan, meski Lombok memiliki potensi wisata yang sangat besar dengan gunung, air terjun, laut, hingga spot olahraga seperti selancar, namun jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke wilayah ini dinilai masih sangat rendah.

"Saya cukup prihatin. Lombok ini sudah jadi destinasi favorit, tapi jumlah turis mancanegaranya masih sekitar 450 ribu per tahun. Bandingkan dengan Pulau Penang, Malaysia, yang secara alam dan budaya tidak seindah Lombok, tapi bisa menarik 6,5 juta turis per tahun," katanya.

Menurutnya, pengembangan pariwisata Lombok harus disertai dengan strategi yang menyentuh akar budaya dan warisan lokal. Tanpa itu, potensi yang ada hanya akan menjadi cerita tanpa nilai tambah nyata bagi masyarakat sekitar.

"Dengan pelestarian taman bersejarah seperti Narmada dan penguatan konten budaya di dalamnya, harapan untuk menjadikan Lombok sebagai destinasi unggulan kelas dunia bisa diwujudkan," ucap Bambang.

Dikutip dari kemdikbud.go.id, Taman Narmada yang terletak di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, di bangun oleh Raja Anak Agung Gde Ngurah Karang Asem pada tahun 1727.

Taman tersebut dibangun dengan tujuan sebagai tempat pemujaan dan peristirahatan raja pada musim kemarau. Nama “Narmada” diambil dari nama anak Sungai Gangga yang berarti mata air atau sumber kehidupan.

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.