Bima (ANTARA) - Animo masyarakat menggunakan penerbangan di Bandara Salahuddin Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup tinggi.
“Terbukti jumlah penumpang setiap hari berada di angka 50-an ke atas. Baik itu penumpang yang mengambil rute Lombok maupun Denpasar,” Kepala Bandara Muhammad Salahuddin Bima, Sigit Budiarto dalam keterangannya di Bima, Kamis.
Dikatakannya, pihaknya terus mencatat lonjakan jumlah penumpang setiap harinya, terutama pada rute menuju Lombok dan Denpasar.
"Bahkan hal ini menjadi perhatian utama kami. Ini menunjukkan bahwa transportasi udara sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat Bima," ujarnya.
Baca juga: Bandara Bima buka rute Labuan Bajo dan tambah maskapai
Melihat tren positif ini, Sigit menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menjaga dan terus meningkatkan kualitas sarana dan prasarana di Bandara Bima. Salah satu upaya yang tengah diusulkan adalah peningkatan kekuatan landasan pacu (runway) melalui alokasi anggaran dari APBN.
“Kami sudah ajukan perencanaan untuk penguatan runway. Ini penting agar dapat menampung pesawat yang lebih besar dan meningkatkan frekuensi penerbangan. Semua bergantung pada kondisi keuangan negara, tapi kami terus dorong agar bisa segera terealisasi,” jelasnya.
Selain runway, pengembangan sarana pendukung seperti shoulder runway (SCW), lampu pendaratan, hingga sistem navigasi udara juga menjadi prioritas.
“Saat ini sarana yang kami miliki masih standar. Namun kami akan terus jaga dan tingkatkan performanya agar layanan lebih optimal,” tandas Sigit.
Saat ini, maskapai yang aktif beroperasi di Bandara Muhammad Salahuddin adalah Wings Air, dengan rute utama Bima–Lombok dan Bima–Denpasar. Jadwal penerbangan juga cukup padat, dengan rata-rata enam hingga delapan pergerakan pesawat setiap harinya.
“Untuk pagi hari, pesawat berangkat dari Bima ke Lombok dan Denpasar. Siang hari dari Lombok ke Bima dan kembali ke Lombok. Sore hari kembali dari Lombok dan Denpasar ke Bima. Pesawat bermalam di Bima, lalu keesokan paginya kembali terbang,” jelasnya.
"Kondisi ini, menjadi indikasi bahwa Bima memiliki potensi besar sebagai salah satu simpul penting transportasi udara di wilayah bagian tengah dan bagian timur Indonesia," sambungnya.
Sigit berharap, agar tren positif ini terus berlanjut. Tingginya jumlah penumpang dinilai menjadi faktor penting untuk mendorong pengembangan fasilitas lebih lanjut dan membuka peluang hadirnya maskapai-maskapai lain.
“Kami berharap ke depan lebih banyak lagi masyarakat yang menggunakan transportasi udara, sehingga bisa mendukung percepatan peningkatan layanan dan fasilitas. Kami siap melayani masyarakat sebaik mungkin,” pungkasnya.