Bima (ANTARA) - Bandar Udara (Bandar) Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) merencanakan membuka rute penerbangan strategis tujuan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan menambah maskapai.
"Rute baru ini untuk menghubungkan dan mendukung kawasan Labuan Bajo sebagai salah satu kawasan Pariwisata Super Prioritas (PSP) dan dinilai dapat memperluas konektivitas wilayah timur Indonesia," kata Kepala Bandara Muhammad Salahuddin Bima, Sigit Budiarto saat ditemui di kantornya, Kamis.
Dikatakannya, rute ini juga dinilai salah satu alternatif untuk mempermudah masyarakat yang ingin melanjutkan perjalanan ke Kota besar seperti Jakarta, Makassar dan Surabaya.
"Ini menjadi angin segar bagi masyarakat Bima dan sekitarnya yang mendambakan lebih banyak pilihan transportasi udara," ujar Sigit.
Kini, rencana pembukaan rute baru strategi tersebut masih dalam tahap evaluasi oleh maskapai terutama Wings Air.
"Mereka akan evaluasi terkait slot waktu penerbangan ke rute baru itu dan menyesuaikan operasional ke Bandara tujuan. Kalau untuk Bima masih banyak slot kosong dan sangat amanlah," jelas pria yang sudah 30 tahun mengabdi di Bandara ini.
Sigit menegaskan, kesiapan internal dan daya dukung di Bandara Bima sudah sangat siap.
"Begitu maskapai menyatakan siap, kami sudah sangat siap membantu mereka untuk sosialisasi kepada masyarakat serta optimalisasi sarana dan prasarana bandara," paparnya.
Selain itu, lanjut Mantan Kepala Bandara Muara Bungo-Jambi ini, ke depan merencanakan maskapai baru.
"Saya sudah bertemu dan berkomunikasi dengan manajemen PT Nam Air, untuk meminta pesawatnya terbang ke Bima," tandasnya.
Menurutnya, pembukaan rute baru dan penambahan maskapai ini bertujuan untuk mengkonektivitaskan transportasi udara, menunjang mobilitas masyarakat.
"Terutama mempercepat pemerataan dan pertumbuhan ekonomi wilayah timur Indonesia," jelasnya.
Sigit membeberkan, animo masyarakat Bima dan sekitarnya menggunakan jasa transportasi udara cukup bagus.
"Terbukti keterisian dari pada seat yang ada masih di atas 50 seat setiap harinya. Baik rute Lombok maupun Denpasar. Apalagi, momen besar seperti Tahun Baru Natal (Tahura) dan arus Lebaran, itu full seatnya," ungkap pria yang pernah bertugas di Bandara Wamena, Papua Bandara Lede Kalumbang Tambolaka, NTT ini.
Ia menambahkan, saat ini Bandara Bima hanya bisa melayani pesawat tipe ATR 72-600 dan Boeing 737-500 (dengan kapasitas sekitar 120 seat) yang dapat beroperasi dengan aman.
"Untuk pengoperasian pesawat berbadan besar seperti Boeing 737 seri 800 maupun Airbus A320, masih terkendala kekuatan landasan pacu," pungkasnya.
Diketahui, Bandara yang berdiri sejak tahun 1969 ini melayani penerbangan eksisting rata-rata melayani 6 hingga 8 pergerakan pesawat per hari.
Penerbangan rutin ini, hanya dioperasikan oleh Wings Air melayani rute pagi hari dari Bima ke Lombok dan Denpasar, lalu dilanjutkan dengan penerbangan siang dari Lombok ke Bima, dan sebaliknya.
Pada sore hari, ada penerbangan dari Lombok dan Denpasar ke Bima, dengan skema pesawat menginap (overnight) sebelum terbang kembali keesokan harinya. Selain itu, rute Bima-Makassar juga masih aktif, dengan frekuensi tiga kali seminggu antara Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Baca juga: Pesawat Wings Air tujuan Bima gagal landing
Baca juga: Jamaah haji Kota Bima NTB sudah tiba di Indonesia
Baca juga: Pengguna jasa Bandara Lombok diimbau pakai transportasi resmi jelang Lebaran
Baca juga: Penerbangan di Bandara Lombok-Bima normal kembali
Baca juga: Penerbangan Bandara Lombok menuju Bima ditunda akibat banjir rob