Mataram (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nusa Tenggara Barat mengajak media massa di wilayah itu untuk memerangi hoaks dan politisasi Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) memasuki tahun politik hingga Pemilu 2024.
"Kami ajak insan media untuk berjuang bersama-sama melawan hoaks dan SARA," kata Ketua Bawaslu NTB, Itratif, di Mataram, Senin.
Ia mengatakan Pemilu itu soal integritas tanpa dibumbui dengan politisasi SARA dan hoaks. Meski demikian, dia mengakui dalam beberapa kasus hoaks, pihaknya cukup kesulitan mencari siapa pelakunya.
Contoh pada saat Pilkada Kabupaten Lombok Barat 2018. Penyebaran hoaks-nya dalam bentuk selebaran yang tidak jelas siapa sumbernya.
"Itu kasusnya agak susah menemukan pelakunya. Harus memiliki keterangan ahli. Karena itu, kita belum pernah temukan penebar hoaks," terang Itratif.
Oleh karena itu, di tahun politik ini, pihaknya berharap media massa mampu berperan dalam menangkal hoaks dan politisasi SARA di wilayah itu.
"Jadi peran media massa untuk menyosialisasikan hoaks dan politisasi SARA ke masyarakat cukup besar," katanya.
"Kami ajak insan media untuk berjuang bersama-sama melawan hoaks dan SARA," kata Ketua Bawaslu NTB, Itratif, di Mataram, Senin.
Ia mengatakan Pemilu itu soal integritas tanpa dibumbui dengan politisasi SARA dan hoaks. Meski demikian, dia mengakui dalam beberapa kasus hoaks, pihaknya cukup kesulitan mencari siapa pelakunya.
Contoh pada saat Pilkada Kabupaten Lombok Barat 2018. Penyebaran hoaks-nya dalam bentuk selebaran yang tidak jelas siapa sumbernya.
"Itu kasusnya agak susah menemukan pelakunya. Harus memiliki keterangan ahli. Karena itu, kita belum pernah temukan penebar hoaks," terang Itratif.
Oleh karena itu, di tahun politik ini, pihaknya berharap media massa mampu berperan dalam menangkal hoaks dan politisasi SARA di wilayah itu.
"Jadi peran media massa untuk menyosialisasikan hoaks dan politisasi SARA ke masyarakat cukup besar," katanya.