Lombok Tengah, (Antara NTB) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman meninjau lokasi pembangunan Bendungan Mujur, di Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, yang menjadi salah satu infrastruktur penunjang program kedaulatan pangan.
Dalam kunjungan kerjanya, Selasa, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman didampingi Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H Muhammad Amin, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Tengah H Lalu Supardan, dan sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah rumpun hijau lingkup Pemerintah Provinsi NTB.
Kepada pejabat Balai Wilayah Sungai (BWS) NTB yang akan membangun Bendungan Mujur, Mentan meminta percepatan penyelesaian proyek pembangunan infrastruktur tersebut agar bisa segera dimanfaatkan oleh petani untuk meningkatkan produksi tanaman pangan di Kabupaten Lombok Tengah.
"Bisa tidak bendungan ini didahulukan pembangunannya baru di daerah lain menyusul," katanya bertanya kepada pejabat BWS NTB.
Kepala Seksi Program dan Perencanaan BWS NTB Novia Rosalita menjelaskan Bendungan Mujur rencananya dibangun pada 2018.
Untuk 2015, kata dia, pihaknya sudah menetapkan rencana pembangunan tiga bendungan, yakni Bendungan Bina Bano, Kabupaten Sumbawa Barat, Bendungan Tanju dan Nila Rababaka, Kabupaten Dompu.
Luas genangan Bendungan Bina Bano mencapai 277 hektare dan diperkirakan mampu mengairi sawah di Kabupaten Sumbawa Barat seluas 6.600 hektare.
Sementara luas genangan Bendungan Tanju mencapai 287 hektare yang akan mengairi sawah seluas 2.350 hektare, sedangkan luas genangan Bendungan Nila mencapai 84 hektare yang akan mengairi sawah seluas 1.689 hektare.
Pembangunan Bendungan Bina Bano menelan dana sebesar Rp900 miliar lebih, sedangkan Bendungan Tanju dan Nila Rababaka mencapai hampir Rp700 miliar. Dana yang dialokasikan tersebut di luar dana pembangunan jaringan irigasi.
"Kami sudah menetapkan rencana pembangunan tiga bendungan tersebut dan sudah proses tender, sedangkan Bendungan Mujur rencananya 2018. Semuanya untuk menunjang peningkatan produksi tanaman pangan," ucap Novia menjawab pertanyaan Mentan Amran Sulaiman.
Untuk Bendungan Mujur, kata dia, lebih diarahkan guna meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali padi bisa menjadi dua kali dan satu kali palawija dalam satu musim tanam.
Luas daerah aliran sungai Bendungan Mujur mencapai 59,45 kilometer persegi, panjang sungai 37,70 kilometer persegi dan luas genangan waduk mencapai 214 hektare.
Bendungan Mujur akan dibangun dengan ketinggian 43 meter dari dasar pondasi, sedangkan panjang puncak mencapai 2.800 meter dan lebar puncak 10 meter.
Kapasitas tampungan totalnya mencapai 24,93 juta meter kubik dan kapasitas tampungan efektif 23,59 juta meter kubik serta kapasitas tampungan mati 1,34 juta meter kubik.
Manfaat Bendungan Mujur jika sudah dioperasikan, yakni luas irigasi mencapai 4.263 hektare, untuk pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) yang bisa menghasilkan energi listrik sebesar 1 X 0,255 mega watt dan untuk air baku sebanyak 0,183 liter per detik. (*)
Dalam kunjungan kerjanya, Selasa, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman didampingi Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H Muhammad Amin, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Tengah H Lalu Supardan, dan sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah rumpun hijau lingkup Pemerintah Provinsi NTB.
Kepada pejabat Balai Wilayah Sungai (BWS) NTB yang akan membangun Bendungan Mujur, Mentan meminta percepatan penyelesaian proyek pembangunan infrastruktur tersebut agar bisa segera dimanfaatkan oleh petani untuk meningkatkan produksi tanaman pangan di Kabupaten Lombok Tengah.
"Bisa tidak bendungan ini didahulukan pembangunannya baru di daerah lain menyusul," katanya bertanya kepada pejabat BWS NTB.
Kepala Seksi Program dan Perencanaan BWS NTB Novia Rosalita menjelaskan Bendungan Mujur rencananya dibangun pada 2018.
Untuk 2015, kata dia, pihaknya sudah menetapkan rencana pembangunan tiga bendungan, yakni Bendungan Bina Bano, Kabupaten Sumbawa Barat, Bendungan Tanju dan Nila Rababaka, Kabupaten Dompu.
Luas genangan Bendungan Bina Bano mencapai 277 hektare dan diperkirakan mampu mengairi sawah di Kabupaten Sumbawa Barat seluas 6.600 hektare.
Sementara luas genangan Bendungan Tanju mencapai 287 hektare yang akan mengairi sawah seluas 2.350 hektare, sedangkan luas genangan Bendungan Nila mencapai 84 hektare yang akan mengairi sawah seluas 1.689 hektare.
Pembangunan Bendungan Bina Bano menelan dana sebesar Rp900 miliar lebih, sedangkan Bendungan Tanju dan Nila Rababaka mencapai hampir Rp700 miliar. Dana yang dialokasikan tersebut di luar dana pembangunan jaringan irigasi.
"Kami sudah menetapkan rencana pembangunan tiga bendungan tersebut dan sudah proses tender, sedangkan Bendungan Mujur rencananya 2018. Semuanya untuk menunjang peningkatan produksi tanaman pangan," ucap Novia menjawab pertanyaan Mentan Amran Sulaiman.
Untuk Bendungan Mujur, kata dia, lebih diarahkan guna meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali padi bisa menjadi dua kali dan satu kali palawija dalam satu musim tanam.
Luas daerah aliran sungai Bendungan Mujur mencapai 59,45 kilometer persegi, panjang sungai 37,70 kilometer persegi dan luas genangan waduk mencapai 214 hektare.
Bendungan Mujur akan dibangun dengan ketinggian 43 meter dari dasar pondasi, sedangkan panjang puncak mencapai 2.800 meter dan lebar puncak 10 meter.
Kapasitas tampungan totalnya mencapai 24,93 juta meter kubik dan kapasitas tampungan efektif 23,59 juta meter kubik serta kapasitas tampungan mati 1,34 juta meter kubik.
Manfaat Bendungan Mujur jika sudah dioperasikan, yakni luas irigasi mencapai 4.263 hektare, untuk pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) yang bisa menghasilkan energi listrik sebesar 1 X 0,255 mega watt dan untuk air baku sebanyak 0,183 liter per detik. (*)