Jakarta (ANTARA) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Mayjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto mengatakan Vaksin InaVac menjadi bukti kolaborasi pemerintah dan swasta dalam mendukung kemandirian industri farmasi di dalam negeri.
"Saya bangga hadir di acara ini, kami hadir bersama menyaksikan anak bangsa menghasilkan produk Vaksin Merah Putih hasil kerja sama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia dan Universitas Airlangga (Unair)," kata Sidarto Danusubroto saat menghadiri Vaksinasi Massal di PT Biotis, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Ia mengatakan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri perlu diperkuat untuk melepas Indonesia dari jeratan produk impor yang selama ini menguras devisa negara. "Kita harus berdayakan kemampuan bangsa untuk membangun imunitas bangsa tanpa impor. Saya sudah tiga kali kunjungi tempat ini dan saya ikut bersyukur, ini adalah Vaksin Merah Putih dari produk anak bangsa," katanya.
Menurut Sidarto, Virus Corona akan terus berdatangan meski status kedaruratan kesehatan internasional telah resmi dicabut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 5 Mei 2023. Ia mengatakan anak bangsa harus mempersiapkan vaksin untuk perlindungan pandemi pada masa mendatang. "Indonesia negara keempat terbaik di dunia dalam mengatasi COVID-19 melalui suntikan vaksin. Kami minta dukungan lebih lanjut mengawal vaksin dalam negeri," katanya.
Dalam acara yang sama Kepala BPOM RI Penny K Lukito mengatakan pemerintah telah menunjukkan itikad baik terhadap kemandirian farmasi nasional lewat diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
"Vaksin InaVac menjadi titik balik pengembangan bio teknologi berbasis penelitian jadi keniscayaan. Kami mendapatkan pengalaman besar dari pandemi sebagai regulator untuk nenegakkan aturan yang ada dan merespons pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
Direktur Utama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia FX Sudirman mengatakan lahirnya InaVac berkat kecintaan jajaran BPOM pada PT Biotis. "Kami sampaikan penghargaan dan terima kasih atas kecintaan dan dukungan tanpa henti dari BPOM dan jajaran," katanya.
Baca juga: Aturan hilirisasi farmasi dorong industri farmasi lebih maju
Baca juga: Fakultas Farmasi Unair mendorong adanya UU Pengawasan Obat dan Makanan
Di penghujung masa pandemi, InaVac telah memproduksi total 1,2 juta dosis yang telah didistribusikan ke seluruh provinsi. "Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan SK pengadaan 5 juta dosis vaksin InaVac, sebanyak 1,2 juta dosis sudah terdistribusi dan sisanya untuk isi ulang permintaan pemerintah," katanya.
Vaksin InaVac mulai dikembangkan Unair bersama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia pada November 2020. Vaksin berplatform inactivated virus 0,5 ml memperoleh Izin Penggunaan Darurat (EUA) pada 2022.
"Saya bangga hadir di acara ini, kami hadir bersama menyaksikan anak bangsa menghasilkan produk Vaksin Merah Putih hasil kerja sama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia dan Universitas Airlangga (Unair)," kata Sidarto Danusubroto saat menghadiri Vaksinasi Massal di PT Biotis, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Ia mengatakan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri perlu diperkuat untuk melepas Indonesia dari jeratan produk impor yang selama ini menguras devisa negara. "Kita harus berdayakan kemampuan bangsa untuk membangun imunitas bangsa tanpa impor. Saya sudah tiga kali kunjungi tempat ini dan saya ikut bersyukur, ini adalah Vaksin Merah Putih dari produk anak bangsa," katanya.
Menurut Sidarto, Virus Corona akan terus berdatangan meski status kedaruratan kesehatan internasional telah resmi dicabut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 5 Mei 2023. Ia mengatakan anak bangsa harus mempersiapkan vaksin untuk perlindungan pandemi pada masa mendatang. "Indonesia negara keempat terbaik di dunia dalam mengatasi COVID-19 melalui suntikan vaksin. Kami minta dukungan lebih lanjut mengawal vaksin dalam negeri," katanya.
Dalam acara yang sama Kepala BPOM RI Penny K Lukito mengatakan pemerintah telah menunjukkan itikad baik terhadap kemandirian farmasi nasional lewat diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
"Vaksin InaVac menjadi titik balik pengembangan bio teknologi berbasis penelitian jadi keniscayaan. Kami mendapatkan pengalaman besar dari pandemi sebagai regulator untuk nenegakkan aturan yang ada dan merespons pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
Direktur Utama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia FX Sudirman mengatakan lahirnya InaVac berkat kecintaan jajaran BPOM pada PT Biotis. "Kami sampaikan penghargaan dan terima kasih atas kecintaan dan dukungan tanpa henti dari BPOM dan jajaran," katanya.
Baca juga: Aturan hilirisasi farmasi dorong industri farmasi lebih maju
Baca juga: Fakultas Farmasi Unair mendorong adanya UU Pengawasan Obat dan Makanan
Di penghujung masa pandemi, InaVac telah memproduksi total 1,2 juta dosis yang telah didistribusikan ke seluruh provinsi. "Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan SK pengadaan 5 juta dosis vaksin InaVac, sebanyak 1,2 juta dosis sudah terdistribusi dan sisanya untuk isi ulang permintaan pemerintah," katanya.
Vaksin InaVac mulai dikembangkan Unair bersama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia pada November 2020. Vaksin berplatform inactivated virus 0,5 ml memperoleh Izin Penggunaan Darurat (EUA) pada 2022.