Mataram (ANTARA) - Tim SAR gabungan mencari seorang pemancing yang diduga hilang tenggelam, setelah perahunya ditemukan di perairan Gusu Bima, Nusa Tenggara Barat.
Kepala Kantor SAR Mataram, Lalu Wahyu Efendi dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Jumat, mengatakan belum usai pencarian dua orang yang belum pulang melaut dari Perairan Sempungu, Kantor SAR kembali menerima laporan satu orang pemancing jatuh dari perahu di Perairan Gusu Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.
"Berdasarkan laporan, korban atas nama Sahrudin, 38 tahun asal Dusun Lewi Desa Sangiang, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima," katanya.
Korban dicurigai tenggelam karena hanya ditemukan sampan tanpa pemiliknya di perairan Gusu, setelah ada laporan yang diterima, personil dari Pos SAR Bima telah dikerahkan.
Selain menggunakan perahu karet bermesin, pencarian di perairan juga menggunakan speed boat milik Polairud Kota Bima dan perahu nelayan.
“Kami juga menggunakan alat Aqua Eye untuk pencarian di bawah air,” ungkapnya.
Turut melibatkan unsur dari TNI, Polri, BPBD, nelayan/masyarakat setempat, dan potensi SAR wilayah Bima. Kali ini Pos SAR Bima menangani dua operasi SAR di wilayahnya dalam waktu bersamaan.
Tentunya hal ini merupakan kendala yang dihadapi, mengingat jumlah personil dan peralatan terbatas. Kekurangan ini bisa diatasi dengan adanya keterlibatan potensi SAR dalam pencarian.
“Semoga berjalan lancar dan semua korban ditemukan dalam keadaan selamat,” katanya.*
Kepala Kantor SAR Mataram, Lalu Wahyu Efendi dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Jumat, mengatakan belum usai pencarian dua orang yang belum pulang melaut dari Perairan Sempungu, Kantor SAR kembali menerima laporan satu orang pemancing jatuh dari perahu di Perairan Gusu Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.
"Berdasarkan laporan, korban atas nama Sahrudin, 38 tahun asal Dusun Lewi Desa Sangiang, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima," katanya.
Korban dicurigai tenggelam karena hanya ditemukan sampan tanpa pemiliknya di perairan Gusu, setelah ada laporan yang diterima, personil dari Pos SAR Bima telah dikerahkan.
Selain menggunakan perahu karet bermesin, pencarian di perairan juga menggunakan speed boat milik Polairud Kota Bima dan perahu nelayan.
“Kami juga menggunakan alat Aqua Eye untuk pencarian di bawah air,” ungkapnya.
Turut melibatkan unsur dari TNI, Polri, BPBD, nelayan/masyarakat setempat, dan potensi SAR wilayah Bima. Kali ini Pos SAR Bima menangani dua operasi SAR di wilayahnya dalam waktu bersamaan.
Tentunya hal ini merupakan kendala yang dihadapi, mengingat jumlah personil dan peralatan terbatas. Kekurangan ini bisa diatasi dengan adanya keterlibatan potensi SAR dalam pencarian.
“Semoga berjalan lancar dan semua korban ditemukan dalam keadaan selamat,” katanya.*