Banda Aceh (ANTARA) - Musim kemarau mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menghanguskan sekitar dua hektare lahan di wilayah Gampong Data Makmur, Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, pada Minggu (11/6) malam.
“Kondisi terakhir api sudah berhasil dipadamkan,” kata Kepala Pelaksana Badan Pengendalian Bencana Aceh (BPBA) Ilyas melalui Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBA di Banda Aceh, Senin, dini hari.
Ia menjelaskan kebakaran lahan terjadi sekitar pukul 19.10 WIB. Luas lahan yang terbakar sekitar dua hektare. Untuk penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan petugas. Lahan di kawasan berbukit tersebut merupakan milik Syamsuar (42). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Saat menerima informasi Karhutla, kata Ilyas, BPBD Aceh Besar langsung mengerahkan dua unit armada pemadam kebakaran (Damkar) ke lokasi kejadian untuk melakukan pemadaman. Hingga kini, petugas sudah berhasil memadamkan api sehingga tidak menjalar membakar lahan lainnya. "BPBD Aceh Besar mengerahkan dua unit armada damkar masing-masing dari Pos Sibreh dan Pos Durung ke lokasi kejadian," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Aceh untuk mewaspadai potensi karhutla sebagai dampak dua fenomena perubahan iklim yaitu El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang mengakibatkan kekeringan di wilayah Indonesia.
“Jadi untuk karhutla di periode ini memang lebih berpotensi terjadi, karena kekeringan. Kemudian juga karena pengaruh suhu permukaan yang meningkat sehingga lahan-lahan mudah terbakar,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) Nasrol Adil.
Baca juga: Lahan hutan di pegunungan So Wila terbakar
Baca juga: Meluas, kebakaran lahan sawit di Pesisir Selatan Sumbar
Terutama, lanjut Nasrol, daerah-daerah di wilayah Aceh bagian tengah seperti Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, dan wilayah pegunungan lainnya. “Wilayah kaki bukit atau pegunungan ini sangat rentan dengan karhutla. Untuk hari ini dan kemarin, satelit kita belum ada terpantau titik panas, namun kita tetap minta agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar,” ujarnya.
“Kondisi terakhir api sudah berhasil dipadamkan,” kata Kepala Pelaksana Badan Pengendalian Bencana Aceh (BPBA) Ilyas melalui Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBA di Banda Aceh, Senin, dini hari.
Ia menjelaskan kebakaran lahan terjadi sekitar pukul 19.10 WIB. Luas lahan yang terbakar sekitar dua hektare. Untuk penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan petugas. Lahan di kawasan berbukit tersebut merupakan milik Syamsuar (42). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Saat menerima informasi Karhutla, kata Ilyas, BPBD Aceh Besar langsung mengerahkan dua unit armada pemadam kebakaran (Damkar) ke lokasi kejadian untuk melakukan pemadaman. Hingga kini, petugas sudah berhasil memadamkan api sehingga tidak menjalar membakar lahan lainnya. "BPBD Aceh Besar mengerahkan dua unit armada damkar masing-masing dari Pos Sibreh dan Pos Durung ke lokasi kejadian," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Aceh untuk mewaspadai potensi karhutla sebagai dampak dua fenomena perubahan iklim yaitu El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang mengakibatkan kekeringan di wilayah Indonesia.
“Jadi untuk karhutla di periode ini memang lebih berpotensi terjadi, karena kekeringan. Kemudian juga karena pengaruh suhu permukaan yang meningkat sehingga lahan-lahan mudah terbakar,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) Nasrol Adil.
Baca juga: Lahan hutan di pegunungan So Wila terbakar
Baca juga: Meluas, kebakaran lahan sawit di Pesisir Selatan Sumbar
Terutama, lanjut Nasrol, daerah-daerah di wilayah Aceh bagian tengah seperti Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, dan wilayah pegunungan lainnya. “Wilayah kaki bukit atau pegunungan ini sangat rentan dengan karhutla. Untuk hari ini dan kemarin, satelit kita belum ada terpantau titik panas, namun kita tetap minta agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar,” ujarnya.