Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah berharap Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) yang ada di daerah ikut mengawasi media sosial yang semakin berkembang dengan berbagai bentuk ragam dan rupa.
"Artinya ke depan tidak hanya lembaga penyiaran yang menjadi fokus pengawasan seperti yang dilakukan selama ini. Tetapi juga media sosial," kata Zulkieflimansyah dalam kegiatan Sosialisasi Desa Peduli Penyiaran di Mataram, Senin.
Ia mengatakan, perkembangan teknologi informasi berkembang semakin pesat. Media penyiaran seperti radio dan televisi memiliki tantangan yang tidak kecil, sehingga transformasi harus dilakukan sesuai dengan tuntutan zaman.
"Teknologi artificial intelligence (AI) makin maju. Jadi komisi penyiaran harus lebih maju dalam mengelola dan menyikapi pengawasan sosial media," ujarnya.
Karena itu, Bang Zul berharap para kepala desa yang hadir di kegiatan itu terus membangun desanya sesuai dengan potensi yang dimiliki dengan memanfaatkan media penyiaran dan media sosial yang ada.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfotik) NTB, Najamuddin Amy mengatakan, ada 70 lembaga penyiaran di NTB saat ini yang secara konsisten memberikan informasi dan hiburan kepada masyarakat.
Baca juga: Calon presiden dari PDIP ajak milenial dan gen Z optimalkan medsos
Baca juga: Praktisi ajak anak muda manfaatkan medsos dengan bijak
Mayoritas lembaga penyiaran itu ada di desa-desa, sehingga para kepala desa sangat penting ikut terlibat dalam pemantauan lembaga penyiaran dan ikut membangun desa melalui lembaga penyiaran yang ada.
"Kita melihat banyak potensi di desa. Jika tidak dipublikasikan dengan baik, maka potensi yang dimiliki oleh desa akan menjadi potensi yang hanya diketahui oleh segelintir orang saja. Maka lembaga penyiaran di desa harus diajak bersinergi, berkolaborasi agar bisa memberitakan potensi tersebut untuk kebaikan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa," katanya.
"Artinya ke depan tidak hanya lembaga penyiaran yang menjadi fokus pengawasan seperti yang dilakukan selama ini. Tetapi juga media sosial," kata Zulkieflimansyah dalam kegiatan Sosialisasi Desa Peduli Penyiaran di Mataram, Senin.
Ia mengatakan, perkembangan teknologi informasi berkembang semakin pesat. Media penyiaran seperti radio dan televisi memiliki tantangan yang tidak kecil, sehingga transformasi harus dilakukan sesuai dengan tuntutan zaman.
"Teknologi artificial intelligence (AI) makin maju. Jadi komisi penyiaran harus lebih maju dalam mengelola dan menyikapi pengawasan sosial media," ujarnya.
Karena itu, Bang Zul berharap para kepala desa yang hadir di kegiatan itu terus membangun desanya sesuai dengan potensi yang dimiliki dengan memanfaatkan media penyiaran dan media sosial yang ada.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfotik) NTB, Najamuddin Amy mengatakan, ada 70 lembaga penyiaran di NTB saat ini yang secara konsisten memberikan informasi dan hiburan kepada masyarakat.
Baca juga: Calon presiden dari PDIP ajak milenial dan gen Z optimalkan medsos
Baca juga: Praktisi ajak anak muda manfaatkan medsos dengan bijak
Mayoritas lembaga penyiaran itu ada di desa-desa, sehingga para kepala desa sangat penting ikut terlibat dalam pemantauan lembaga penyiaran dan ikut membangun desa melalui lembaga penyiaran yang ada.
"Kita melihat banyak potensi di desa. Jika tidak dipublikasikan dengan baik, maka potensi yang dimiliki oleh desa akan menjadi potensi yang hanya diketahui oleh segelintir orang saja. Maka lembaga penyiaran di desa harus diajak bersinergi, berkolaborasi agar bisa memberitakan potensi tersebut untuk kebaikan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa," katanya.