London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Senin waktu setempat (19/6/2023), menghentikan reli selama lima hari berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London merosot 0,71 persen atau 54,24 poin menjadi menetap di 7.588,48 poin.
 

Indeks FTSE 100 terkerek 0,19 persen atau 14,46 poin menjadi 7.642,72 poin pada Jumat (16/6/2023), setelah bertambah 0,34 persen atau 25,52 poin menjadi 7.628,26 poin pada Kamis (15/6/2023), dan menguat 0,10 atau 7,96 poin menjadi 7.602,74 poin pada Rabu (14/6/2023).

Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan pabrikan Inggris untuk sistem manajemen uap dan pompa peristaltik serta teknologi jalur fluida terkait Spirax-Sarco Engineering PLC terpuruk 6,79 persen; serta perusahaan perangkat lunak yang menawarkan platform robotika yang menyediakan solusi end-to-end untuk perdagangan bahan pokok secara daring Ocado Group PLC anjlok 5,85 persen.

Sementara itu, Next PLC, sebuah perusahaan peritel pakaian, alas kaki, dan produk rumah multinasional Inggris yang memiliki sekitar 700 toko di seluruh Eropa, Asia, dan Timur Tengah melonjak 4,72 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Baca juga: Saham Prancis di zona merah, indeks jatuh 1,01 persen
Baca juga: Saham Wall Street ditutup melemah pada Sabtu pagi

Disusul oleh saham perusahaan jasa keuangan multinasional Inggris yang beroperasi di perbankan konsumen, korporasi dan institusional Standard Chartered PLC bertambah 1,87 persen; serta perusahaan industri kedirgantaraan dan pertahanan multinasional Inggris Rolls-Royce Holdings PLC menguat 1,72 persen.


 


Pewarta : Apep Suhendar
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024