Medan (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumatera Utara menyatakan, agenda selancar internasional "International Surfing Competition" 2023 di Pantai Turedawola, Nias Utara, menjadi langkah yang baik untuk membangkitkan pariwisata di daerah tersebut.
"Penyelenggaraan kompetisi tersebut sekaligus membangun kawasan penyelenggaraannya menjadi destinasi wisata," ujar Kepala Disbudpar Sumut Zumri Sulthony ketika dihubungi ANTARA dari Medan, Selasa.
Zumri mengatakan, selama ini pembangunan pariwisata di Nias Utara relatif tertinggal dibanding kabupaten lain di Pulau Nias, misalnya Kabupaten Nias Selatan dengan potensi alamnya yang kerap dijadikan lokasi selancar.
Dia menambahkan, hal tersebut perlahan berubah seiring dengan giatnya usaha Pemerintah Kabupaten Nias Utara mengembangkan potensi wisata di wilayahnya.Pada awal Oktober 2022, diadakan kompetisi Open Championship Nias Utara Surfing yang diwarnai dengan acara-acara lain seperti perlombaan karaoke, tarik tambang dan lain-lain demi menyemarakkan suasana.
Kemudian, pada 22-24 Jun dilaksanakan International Surfing Competition 2023 yang diikuti beberapa peserta dari luar negeri misalnya dari Jepang dan Thailand."Dengan melangsungkan acara-acara tersebut, kawasan pantai untuk selancar yang sebelumnya masih tertutup hutan akhirnya dibuka oleh Pemerintah Kabupaten Nias Utara," kata Zumri.
Baca juga: Rio Waida maju ke putaran ketiga ISA World Surfing
Baca juga: Peselancar Rio Waida pastikan diri masuk WSL Championship Tour
Agar objek-objek wisata Nias Utara semakin terasah kualitasnya, Disbudpar Sumut meminta pemerintah kabupaten setempat untuk membuat perencanaan strategis terkait hal tersebut.Dengan begitu, sebut Zumri, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat mengetahui persis mana sektor yang perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah provinsi dan bahkan pusat.
"Langkah rintisan sudah dilakukan oleh pemerintah kabupaten. Berikutnya, pemerintah provinsi dan pusat tinggal masuk untuk bagian yang harus dibantu," kata dia.
"Penyelenggaraan kompetisi tersebut sekaligus membangun kawasan penyelenggaraannya menjadi destinasi wisata," ujar Kepala Disbudpar Sumut Zumri Sulthony ketika dihubungi ANTARA dari Medan, Selasa.
Zumri mengatakan, selama ini pembangunan pariwisata di Nias Utara relatif tertinggal dibanding kabupaten lain di Pulau Nias, misalnya Kabupaten Nias Selatan dengan potensi alamnya yang kerap dijadikan lokasi selancar.
Dia menambahkan, hal tersebut perlahan berubah seiring dengan giatnya usaha Pemerintah Kabupaten Nias Utara mengembangkan potensi wisata di wilayahnya.Pada awal Oktober 2022, diadakan kompetisi Open Championship Nias Utara Surfing yang diwarnai dengan acara-acara lain seperti perlombaan karaoke, tarik tambang dan lain-lain demi menyemarakkan suasana.
Kemudian, pada 22-24 Jun dilaksanakan International Surfing Competition 2023 yang diikuti beberapa peserta dari luar negeri misalnya dari Jepang dan Thailand."Dengan melangsungkan acara-acara tersebut, kawasan pantai untuk selancar yang sebelumnya masih tertutup hutan akhirnya dibuka oleh Pemerintah Kabupaten Nias Utara," kata Zumri.
Baca juga: Rio Waida maju ke putaran ketiga ISA World Surfing
Baca juga: Peselancar Rio Waida pastikan diri masuk WSL Championship Tour
Agar objek-objek wisata Nias Utara semakin terasah kualitasnya, Disbudpar Sumut meminta pemerintah kabupaten setempat untuk membuat perencanaan strategis terkait hal tersebut.Dengan begitu, sebut Zumri, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat mengetahui persis mana sektor yang perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah provinsi dan bahkan pusat.
"Langkah rintisan sudah dilakukan oleh pemerintah kabupaten. Berikutnya, pemerintah provinsi dan pusat tinggal masuk untuk bagian yang harus dibantu," kata dia.