Bank Indonesia dorong peningkatan produktivitas cabai merah

id Sibolga,bank indonesia, Nias, cabai merah

Bank Indonesia dorong peningkatan produktivitas cabai merah

Kegiatan penanaman bibit cabai di Nias. ANTARA/HO-BI Sibolga

Sibolga, Sumut (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga mendorong peningkatan produktivitas pertanian di di Nias, Sumatera Utara, dengan menginisiasi replikasi model bisnis pengembangan klaster pangan melalui penerapan budi daya cabai merah organik dari decomposer MA-11.

Kepala Unit Data Statistik dan Kehumasan BI Sibolga Muhammad Fajar Andrianto di Sibolga, Sumut, Sabtu, mengatakan replikasi model bisnis tersebut dilakukan pada demplot cabai merah seluas satu hektare yang dikelola Poktan Hasara Dodo, Desa Somi, Kecamatn Gido, Kabupaten Nias.

Program tersebut bertujuan mendukung pengembangan ekonomi daerah melalui peningkatan kinerja UMKM yang tergabung dalam klaster, meliputi proses usaha tani dari hulu sampai hilir antara lain dari aspek budi daya, pengolahan pascapanen, hingga pemasaran produk.

"Kegiatan ini mengimplementasikan budi daya pertanian organik menggunakan MA-11 yang menghemat biaya pemupukan serta meningkatkan produktivitas, serta potensi implementasi KAD antara Kabupaten Nias dan Kota IHK Gunungsitoli," katanya.

Ia mengharapkan implementasi budi daya pertanian cabai merah organik menggunakan MA-11 menjadi role model bagi kelompok tani lainnya yang ada di Kabupaten Nias, sehingga produktivitas cabai merah semakin meningkat dan dapat memperkuat pasokan.

"Setelah implementasi demplot cabai merah di Poktan Hasaradodo, selanjutnya akan dilakukan penguatan kelembagaan, sehingga mindset anggota poktan tidak hanya bertani, melainkan mampu memiliki aspek kewirausahaan dan meningkatkan kesejahteraan petani ke depan," ucapnya.

Menurutnya, kegiatan itu menjadi simbol dukungan BI Sibolga menahan laju inflasi, serta meningkatkan ketahanan pangan di Nias, sekaligus memperkuat sinergi guna menjaga stabilitas harga dan meningkatkan ketahanan pangan untuk mendukung daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional.

"Sejak 2006, Bank Indonesia telah melaksanakan program klaster UMKM produsen komoditas unggulan daerah, maupun komoditas ekspor, bekerja sama dengan pemerintah daerah maupun dinas terkait lainnya," ujarnya.

Baca juga: Launching payment collaboration with Singapore in 2nd half of 2023
Baca juga: Kasus korupsi KUR BRI Rp7,77 miliar: modusnya "nasabah topengan"


Sejak 2014, lanjutnya, pengembangan klaster lebih difokuskan pada komoditas yang mendukung ketahanan pangan, komoditas berorientasi ekspor, dan komoditas sumber tekanan inflasi akibat volatile food.