Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Bupati Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Pathul Bahri mengatakan percepatan penurunan kasus stunting merupakan pekerjaan rumah (PR) semua pihak, sehingga harus dilakukan secara gotong royong untuk mendukung program pemerintah pusat tersebut.
"Kolaborasi dalam penurunan stunting baik dari pusat, daerah hingga desa harus kita lakukan," katanya saat meluncurkan program gotong royong bakti stunting di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Selasa.
Oleh karena itu, pemerintah daerah mulai melakukan penyaluran bantuan pemberian makanan tambahan bagi balita stunting di Lombok Tengah, sehingga penurunan stunting 14 persen di 2024 bisa tercapai.
"Program makanan tambahan ibu hamil dan balita stunting ini untuk mempercepat penurunan stunting di Lombok Tengah," katanya.
Bupati berharap kepada para masyarakat yang mendapatkan bantuan makanan tambahan berupa telur itu untuk dimakan dalam rangka peningkatan gizi anak, sehingga kasus stunting di Lombok Tengah ini bisa menurun.
"Bantuan yang diberikan ini jangan dijual tetapi di makan," katanya.
Ia mengatakan, stunting ini dapat merugikan negara, karena bisa membuat orang menjadi bodoh, sehingga pemerintah saat ini terus melakukan berbagai program untuk menuntaskan kasus stunting, termasuk di Lombok Tengah.
"Kebodohan tidak akan mampu menyelesaikan permasalahan, sehingga dengan adanya program penuntasan stunting ini diharapkan anak-anak kita menjadi pintar di masa yang akan datang," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, Suardi mengatakan, program gotong royong bakti stunting ini dilaksanakan di 33 desa dan kelurahan dengan memberikan bantuan telur kepada masyarakat atau balita stunting.
"Angka stunting di Lombok Tengah di 2023 ini mencapai 17 persen dari 18 ribu balita stunting di 2022," katanya.
"Kolaborasi dalam penurunan stunting baik dari pusat, daerah hingga desa harus kita lakukan," katanya saat meluncurkan program gotong royong bakti stunting di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Selasa.
Oleh karena itu, pemerintah daerah mulai melakukan penyaluran bantuan pemberian makanan tambahan bagi balita stunting di Lombok Tengah, sehingga penurunan stunting 14 persen di 2024 bisa tercapai.
"Program makanan tambahan ibu hamil dan balita stunting ini untuk mempercepat penurunan stunting di Lombok Tengah," katanya.
Bupati berharap kepada para masyarakat yang mendapatkan bantuan makanan tambahan berupa telur itu untuk dimakan dalam rangka peningkatan gizi anak, sehingga kasus stunting di Lombok Tengah ini bisa menurun.
"Bantuan yang diberikan ini jangan dijual tetapi di makan," katanya.
Ia mengatakan, stunting ini dapat merugikan negara, karena bisa membuat orang menjadi bodoh, sehingga pemerintah saat ini terus melakukan berbagai program untuk menuntaskan kasus stunting, termasuk di Lombok Tengah.
"Kebodohan tidak akan mampu menyelesaikan permasalahan, sehingga dengan adanya program penuntasan stunting ini diharapkan anak-anak kita menjadi pintar di masa yang akan datang," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, Suardi mengatakan, program gotong royong bakti stunting ini dilaksanakan di 33 desa dan kelurahan dengan memberikan bantuan telur kepada masyarakat atau balita stunting.
"Angka stunting di Lombok Tengah di 2023 ini mencapai 17 persen dari 18 ribu balita stunting di 2022," katanya.