Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, siapkan anggaran sebesar Rp6 miliar untuk bantuan bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) agar mereka dapat mengembangkan bisnis lebih baik.
Kepala Bidang UKM Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Mataram Mamluatul Chair di Mataram, Kamis, mengatakan, bantuan Rp6 miliar itu terbagi menjadi dua program kegiatan.
"Pertama bantuan dalam bentuk gerobak UMKM, kedua bantuan sosial (bansos) modal usaha," katanya.
Dikatakan, dana sebesar Rp6 miliar untuk bansos UMKM tersebut merupakan dana "pokir" (pokok pikiran) sejumlah anggota DPRD Kota Mataram yang dititip di Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Mataram.
"Kami sifatnya pelaksana saja. Dari Rp6 miliar sudah tersalurkan sekitar Rp2 miliar," katanya.
Menurutnya, dengan anggaran Rp6 miliar tersebut target sasaran UMKM yang akan mendapat bantuan modal usaha sekitar 500 UMKM. Dengan besaran bantuan bervariasi tergantung besar kecil dan jenis usaha.
"Kisaran bantuan mulai dari Rp2,5 juta, Rp5 juta, hingga Rp10 juta ke atas. Kalau yang dapat Rp10 juta ke atas disalurkan melalui rekening bank sedangkan di bawah Rp10 juta diterima tunai dari kami," katanya.
Untuk menghindari salah sasaran dan tidak tepat penggunaan, katanya, sebelum bantuan dicairkan pelaku UMKM harus terlebih dahulu membeli kebutuhan sesuai dengan rencana anggaran belanja (RAB) yang diajukan melalui proposal.
"Setelah dibeli, harus disertakan foto sebagai dokumen pertanggungjawaban kami. Jika tidak bantuan tidak bisa kita serahkan," katanya.
Bahkan sebelum bantuan dicairkan, tim dari Disprinkop UKM akan turun melakukan survei terhadap calon penerima batuan yang mengajukan proposal.
"Jika tidak ada usaha, kita coret sebab bantuan ini untuk mengembangkan usaha bukan untuk membuka usaha baru," katanya.
Sedangkan untuk bantuan gerobak pelaku UMKM, lanjutnya, dialokasikan anggaran Rp100 juta dari total bantuan Rp6 miliar tersebut.
Dengan anggaran Rp100 juta itu direncanakan untuk pembuatan 14 unit gerobak, yang sasarannya sudah ditentukan oleh anggota DPRD Kota Mataram selaku pemilik dana "pokir".
"Sebanyak 14 unit gerobak UMKM itu saat ini masih dalam proses pembuatan. Setelah rampung, langsung kita serahkan," katanya.
Kepala Bidang UKM Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Mataram Mamluatul Chair di Mataram, Kamis, mengatakan, bantuan Rp6 miliar itu terbagi menjadi dua program kegiatan.
"Pertama bantuan dalam bentuk gerobak UMKM, kedua bantuan sosial (bansos) modal usaha," katanya.
Dikatakan, dana sebesar Rp6 miliar untuk bansos UMKM tersebut merupakan dana "pokir" (pokok pikiran) sejumlah anggota DPRD Kota Mataram yang dititip di Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Mataram.
"Kami sifatnya pelaksana saja. Dari Rp6 miliar sudah tersalurkan sekitar Rp2 miliar," katanya.
Menurutnya, dengan anggaran Rp6 miliar tersebut target sasaran UMKM yang akan mendapat bantuan modal usaha sekitar 500 UMKM. Dengan besaran bantuan bervariasi tergantung besar kecil dan jenis usaha.
"Kisaran bantuan mulai dari Rp2,5 juta, Rp5 juta, hingga Rp10 juta ke atas. Kalau yang dapat Rp10 juta ke atas disalurkan melalui rekening bank sedangkan di bawah Rp10 juta diterima tunai dari kami," katanya.
Untuk menghindari salah sasaran dan tidak tepat penggunaan, katanya, sebelum bantuan dicairkan pelaku UMKM harus terlebih dahulu membeli kebutuhan sesuai dengan rencana anggaran belanja (RAB) yang diajukan melalui proposal.
"Setelah dibeli, harus disertakan foto sebagai dokumen pertanggungjawaban kami. Jika tidak bantuan tidak bisa kita serahkan," katanya.
Bahkan sebelum bantuan dicairkan, tim dari Disprinkop UKM akan turun melakukan survei terhadap calon penerima batuan yang mengajukan proposal.
"Jika tidak ada usaha, kita coret sebab bantuan ini untuk mengembangkan usaha bukan untuk membuka usaha baru," katanya.
Sedangkan untuk bantuan gerobak pelaku UMKM, lanjutnya, dialokasikan anggaran Rp100 juta dari total bantuan Rp6 miliar tersebut.
Dengan anggaran Rp100 juta itu direncanakan untuk pembuatan 14 unit gerobak, yang sasarannya sudah ditentukan oleh anggota DPRD Kota Mataram selaku pemilik dana "pokir".
"Sebanyak 14 unit gerobak UMKM itu saat ini masih dalam proses pembuatan. Setelah rampung, langsung kita serahkan," katanya.