Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyatakan peran penyuluh agama sangat vital dan menjadi garda terdepan dalam menjaga kerukunan antar-umat beragama di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Bapak ibu sekalian bukan hanya garda terdepan bagi layanan Kementerian Agama (Kemeng) kepada masyarakat, tapi juga garda terdepan menjaga kerukunan NKRI," ujar Menag Yaqut dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan Menag Yaqut saat gelaran Penyuluh Agama Islam (PAI) Award 2023 tingkat nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada 7-10 Agustus 2023. Ia menyebut penyuluh agama sebagai soft power pertahanan bangsa. Karenanya, nasib kesejahteraan penyuluh agama harus diperjuangkan.
"Saya meyakini jika Kemenhan memiliki alutsista, punya tank, rudal, sebagai alat pertahanan, maka bagi saya para penyuluh agama ini adalah alat pertahanan yang sifatnya soft. Soft power itu sebenarnya para penyuluh agama ini," kata Menag Yaqut.
Menurutnya, sebagai garda terdepan, penyuluh ini menjadi pertaruhan. Penyuluh agama, kata Menag Yaqut, memiliki peran besar dalam menentukan arah bangsa akan seperti apa. "Jika penyuluh agama ini benar dalam menyampaikan ajaran agama Islam, saya yakin orang tidak mudah diadu domba hanya karena berbeda pemahaman keagamaan," katanya.
Baca juga: MOOC Pintar jangkau ratusan ribu peserta dalam setahun
Baca juga: 1.937 jamaah asal NTB kembali dari Mekkah
Sebaliknya, lanjut dia, jika penyuluh agama menjadi bagian dari yang memprovokasi karena perbedaan pemahaman keagamaan, maka negara akan terpecah belah. "Oleh karena itu penyuluh agama ini harus benar-benar dimanfaatkan dengan baik dan diperhatikan kesejahteraannya," kata Menag Yaqut. Menag berharap perhatian yang diberikan juga mewujud dalam peningkatan kesejahteraan penyuluh agama.
"Kepada Dirjen Bimas Islam, saya minta untuk benar-benar memperjuangkan bagaimana kesejahteraan kawan-kawan kita ini sehingga dapat berada di posisi yang layak," kata Menag Yaqut.
"Bapak ibu sekalian bukan hanya garda terdepan bagi layanan Kementerian Agama (Kemeng) kepada masyarakat, tapi juga garda terdepan menjaga kerukunan NKRI," ujar Menag Yaqut dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan Menag Yaqut saat gelaran Penyuluh Agama Islam (PAI) Award 2023 tingkat nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada 7-10 Agustus 2023. Ia menyebut penyuluh agama sebagai soft power pertahanan bangsa. Karenanya, nasib kesejahteraan penyuluh agama harus diperjuangkan.
"Saya meyakini jika Kemenhan memiliki alutsista, punya tank, rudal, sebagai alat pertahanan, maka bagi saya para penyuluh agama ini adalah alat pertahanan yang sifatnya soft. Soft power itu sebenarnya para penyuluh agama ini," kata Menag Yaqut.
Menurutnya, sebagai garda terdepan, penyuluh ini menjadi pertaruhan. Penyuluh agama, kata Menag Yaqut, memiliki peran besar dalam menentukan arah bangsa akan seperti apa. "Jika penyuluh agama ini benar dalam menyampaikan ajaran agama Islam, saya yakin orang tidak mudah diadu domba hanya karena berbeda pemahaman keagamaan," katanya.
Baca juga: MOOC Pintar jangkau ratusan ribu peserta dalam setahun
Baca juga: 1.937 jamaah asal NTB kembali dari Mekkah
Sebaliknya, lanjut dia, jika penyuluh agama menjadi bagian dari yang memprovokasi karena perbedaan pemahaman keagamaan, maka negara akan terpecah belah. "Oleh karena itu penyuluh agama ini harus benar-benar dimanfaatkan dengan baik dan diperhatikan kesejahteraannya," kata Menag Yaqut. Menag berharap perhatian yang diberikan juga mewujud dalam peningkatan kesejahteraan penyuluh agama.
"Kepada Dirjen Bimas Islam, saya minta untuk benar-benar memperjuangkan bagaimana kesejahteraan kawan-kawan kita ini sehingga dapat berada di posisi yang layak," kata Menag Yaqut.